Happy Reading❤
"Ya!! Apa aku bilang tadi jangan teriak, Bisa-bisa budeg kupingku kalo tiap hari kalian teriak" Kataku sambil memegang kedua telinga yang berdenging, untung ruko kanan kiri lagi kosong, coba kalo engga, bisa jantungan mereka kalo denger.
Mereka ber3 hanya nyengir kuda menatapku sambil mengangkat tangan membentuk dua jari seperti huruf v, dasar untung aku gak punya penyakit jantung, huh! Astaghfirullah alya-alya kamu harus banyak bersabar agar jodohmu mas rajif hehe..
"Ayang teddy kenapa kamu sangat sempurna, masih maukah kamu menjadi jodohku?" Ucap nunung dramatis sambil memegang dadanya menatap ke atas.
"Gak mau" Jawab nana sewot.
"Heh jangan jujur-jujur amat kamu na wkwk" Ucap dini sambil ngakak guling-guling.
"Ih.. Nana ga bestfrend kita kalau gitu, dasar! ayang teddy juga gak mungkin mau sama kamu wle.." Ucap nunung sambil memeletkan lidah mengejek nana.
"Udah-udah pak teddy gamau sama kalian semua, jadi jangan berantem! Spek pak teddy pasti di atas rata-rata karna dia aja udah sesukses sekarang mana mau sama kita-kita yang hanya pegawai toko" Kataku cuek lanjut main HP lagi.
"Iya alya bener, denger tuh nung, jangan berlebihan, kita aja belum pernah ketemu beda lagi kalo kita udah ketemu bisa jadi dia naksir salah satu dari kita, walaupun kemungkinan hanya 0,001% haha.." Ucap dini sambil ketawa ngakak dan aku jadi sasaran pukulan dia, emang ya kenapa perempuan kalo ketawa selalu mukul sih? Gak afdol kali ya kalo gak mukul? Kira-kira kenapa readers? Ada yang tau? coment cepat! 👉
"Hm iya-iya denger" Jawab nunung sambil meletakkan sapu di gantungan, setelah selesai nyapu.
"Udah nih aku beres, yuk pulang udah malem, enak rumah kalian deket lah aku rumahnya paling jauh, serem tau" Ucap nunung sambil mengambil tasnya.
"Deritamu salah siapa bikin rumah jauh-jauh" Jawab dini sambil mengambil tasnya juga.
"Enak aja yang salah tuh wong tuaku" Jawab nunung nyleneh menggunakan bahasa Jawa.
"Hush-hush udah jangan beratem terus pamali, cepet baikan!" Kataku sambil mendorong nunung mendekati dini.
"Pernikahan dini maapin ya, eh kamu juga minta maap ke aku ya enak aja" Ucap nunung sambil memeluk dini, kemudian melepaskan pelukannya secepat kilat.
"Hm.. Nang nunung ninang ninung, maapin aku juga ya!" Jawab dini sambil mengejek nunung.
Hm.. Gitu terus tuh mereka kalo gak ribut bukan mereka namanya.
"Yuk pulang" Ajak nana sambil merangkul kita ber3
Setelah aku menggembok gerbang kembali dan menguncinya, kita langsung pamitan satu sama lain menuju rumah masing-masing.
FYI rumah nunung tuh yang paling jauh, ke2 nana dan ke3 dini, rumah mereka satu arah jadi mereka pulang bersama dan berangkat bersama pula, makanya mereka tadi nyalahin dini lama, karena sebelum ke toko mereka samper-samperan dan ngumpul di rumah dini, hanya aku yang apa-apa sendiri karna rumahku beda arah dengan mereka+paling deket sama toko makanya kunci toko aku yang pegang.
15menit kemudian aku sampai rumah dengan selamat, kulihat lampu rumah sudah menyala berarti mbaku sudah pulang kerja, mbaku kerja kantoran jadi sering kali lembur kalo hari-hari aktif seperti hari senin, selasa, dan rabu, makanya heran sekarangkan hari selasa tumben banget udah di rumah padahal biasanya paling lambat pulang pukul 22.00 atau 23.00.
"Assalamu'alaikum mba, alya pulang!" Kataku sambil memasukkan motor sekalian ke dalam rumah.
"Wa'alaikumsallam al, mba di dapur ini" Jawab mba santi sedikit teriak.
"Iya mba sebentar aku lagi masukin motor dulu" Kataku sambil mendorong motor memasuki rumah, kemudian kututup pintu kembali lalu menguncinya.
"Mba lagi apa?" Tanyaku setelah aku sampai di dapur melihat mba santi sedang memasukkan sesuatu ke dalam piring.
"Mba masak spaghetti nih, kamu udah makan belum? Gih ganti baju terus makan yuk bareng mba" Jawab mbaku sambil mengibaskan tangannya menyuruhku memasuki kamar untuk berganti baju dulu.
"Belum nih mba, oke bentar ya mba tunggu alya, mba jangan makan dulu loh.. Awas aja!" Kataku sambil berlari ke kamar.
Mba santi hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik bontot nya yang random.
Setelah selesai ganti baju aku langsung ke luar menuju meja makan, dan betul mbaku sudah menungguku dengan setia di sana.
"Wah.. Mba bikin sendiri ini spaghetti nya? Bukan yang instan kan?" Tanyaku kepo.
"Enak aja bukan lah, mba bikin sendiri ini, cobain deh enak gak?" Tanya mbaku sambil menyodorkan piring bagian ku.
"Hm... Enak banget mba, jualan aja kalo gitu mba hehe" Jawabku sambil menujukan kedua jempolku.
"Kamu ini ada-ada aja mana bisa mba jualan, kerja aja sampe lembur" Ucap mbaku sambil mengusap-usap kepalaku.
"Kalo enak gih habisin ya, setelah itu jangan begadang ntar kamu telat kerja" Ucap mbaku menasehati ku.
"Oke mba, makasih ya mba spaghetti nya, the best banget pokoknya!" Jawabku sambil mengangkat kedua tangan membentuk love di atas kepala.
- Jangan lupa like dan coment🙌
Author sangat senang kalo kalian berani kritik apa aja yang kurang, karna itu kebaikan buat author juga, agar jadi penulis lebih baik lagi❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Menarik Perhatian Mayor
FanfictionHai namaku Alya rameyza biasa dipanggil Alya, aku cegilnya Ahmad Rajif Dizadila Ramadhan atau biasa dikenal dengan mas Rajif Sutirto, salah satu sespri bapak Prabowo Subianto yang masih bujangan. Bagaimana critanya seorang cegil mas Rajif ini bisa...
