13

18 3 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .

"Baiklah, kalau begitu." jawab Lakshita. 

Kafka tersenyum. 

"Jadi, apa rencanamu?" tanya nya

Laks meneguk es tehnya sejenak sebelum menjawab.

"Buku baruku, temanya sedikit gelap. Dia bercerita tentang seseorang yang sedang jatuh, runtuh, dan hampir tidak hidup. Dan sampai akhir, dia belum bangkit. 

Sampai akhir cerita, dia masih berada di jurang terdalam di dalam dirinya. Dia mungkin bisa naik ke daratan, tetapi dia masih enggan. Dan masih ingin disana, entah sampai kapan." jelas Lakshita. Saat hendak menjelaskan hal lain, Kafka lebih dulu menyela.

"Apa seseorang itu kamu?"

Laks diam mendengar itu, mereka saling manatap beberapa lama. Tatapan itu, Laks tahu Kafka sedang berusaha menekan kekhawatiran nya. Sampai kemudian Lakshita tersenyum dengan masih menatap mata dalam Kafka. "Aku baik-baik saja, Kaf." ujarnya lalu memutus kontak mereka.

Kafka menarik napas pelan, dia ingin menahu lebih banyak. Tetapi sang empu masih setia dengan kesendirian nya. Jadi dia tidak akan memaksa.

"Baiklah. Kirimkan bukumu padaku, aku akan membacanya dan memilah pandangan yang pas." ucap Kafka kemudian.

Laks menoleh, terdiam sejenak lalu mengangguk. "Terimakasih." jawabnya tersenyum.

"Jadi, mungkin hari ini atau besok, akan kukirim naskah ke penerbit. Begitu sudah di terima dan di proses lalu terbit, mungkin akan memakan waktu kurang lebih delapan bulan. Setelah berhasil terbit, seperti biasa akan ada bedah buku. Tahun kemarin aku datang ke lima kota, kali ini bisa saja lebih banyak.

Inginku, pameran ini menjadi acara penutup untuk semua bedah buku itu. Dan tidak seperti kemarin, kali ini akan menjadi pameran sungguhan. Mungkin beberapa kenalan aktor dan aktris ku juga akan datang. Atau kita undang saja mereka, agar pameran ini benar-benar sukses." jelas Lakshita panjang lebar. Dia lalu melihat kearah Kafka, sepertinya pria itu suka dengan ide ini.

"Oke. Baiklah. Seperti itu. Aku sempat berdebar tadi, jika saja kamu akan mengadakan nya dalam waktu dekat. Rupanya masih lama." jawab Kafka tertawa. 

"Lakukan seperti itu Laks, pasti banyak yang menyukainya. Aku juga akan bekerja keras untuk ini."

Laks mengangguk semangat. "Terimakasih banyak. Kalau begitu aku akan langsung mulai prosesnya. Ah, menurutmu siapa yang harusnya menjadi ketua pelaksana?" tanya nya.

Karena membuat sebuah acara tidak bisa hanya sendirian, hidup tidak akan bisa sendirian. Pasti akan membutuhkan orang lain. Jadi Laks ingin meminta pendapat Kafka tentang seseorang yang nyaman untuk diajak bekerja bersama.

Kafka tampak berpikir sejenak. "Arya saja, dia teman kita." jawab nya kemudian.

Laks langsung berbinar. "Kenapa aku tidak kepikiran ya. Oke baiklah, Arya. Untuk yang lain nya aku akan mencarinya sendiri."

Senja & KepergianmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang