08

16 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .

"Paman, bisa tolong kirim orang untuk mengambil mobilku besok?" Laks menyapa sekaligus minta tolong.

Paman Udin mengangguk, "Baik, nona."

Lakshita tersenyum lalu melanjutkan jalan nya. Namun baru tiga langkah paman Udin memanggilnya. "Nona Shita-"

Laks menoleh dengan tatapan bertanya. Paman Udin tampak ragu-ragu, membuat Laks semakin bingung. "Ada apa paman?" tanya nya.

Tampak menimbang beberapa saat, paman Udin menghela napasnya berat, "Tuan ada di rumah."

Laks terdiam kaku. Apa dia salah dengar? Ayahnya, ada dirumah?

Tapi saat melihat paman Udin tampak bersungguh-sungguh. Lask tahu dia tidak salah mendengar.

Dia berdiri disana untuk beberapa saat, lalu tersenyum paksa. "Terimakasih sudah memberitahu, paman." ucapnya, lalu berbalik.

Paman Udin mengangguk, menatap punggung Lakshita yang menjauh dengan langkah gontai.

Dia berharap, semoga nona nya tidak sakit lagi. Semoga gadis rapuh itu tidak terluka lagi.

Di dalam rumah, Laks berjalan tanpa suara berharap tidak dulu bertemu ayahnya.

Namun nahas sekali, saat melewati ruang keluarga, ayahnya ada disana. Berkutat dengan laptop menghadap ke depan.

Laks menimbang, harus menyapa atau tidak. Saat dia masih ragu-ragu, sang ayah tiba-tiba saja menoleh kearahnya, tersenyum lembut.

Laks yang telah kepergok itu berpura-pura terkejut, dan langsung menghampiri ayahnya. "Ayah!" dia berhambur memeluk ayahnya. Begitupun sang ayah memeluknya dengan erat.

"Kapan ayah sampai?" tanya Lakshita setelah mengurai pelukan.

"Sore tadi, sekitar pukul tiga lebih."

Laks ber-oh ria mendengar jawaban itu.

Lalu ayahnya kembali berbicara, "Ibu mu mengirim salam. Maaf tidak bisa ikut menjenguk."

Lashita tersenyum, "Tidak masalah ayah."

Harun tersenyum menatap putrinya. "Pak Udin bilang, kamu membuka pameran?"

Laks tertegun, inilah yang dia tunggu dan khawatirkan sejak tadi. Karena dia tidak meminta izin atas hal ini, mungkin saja ayahnya akan marah. Namun saat melihat wajah tenang sang ayah, Laks bisa sedikit lega, meski saat ayahnya bertanya dia masih gugup untuk menjawab.

Senja & Kepergianmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang