Chapter 3

25 14 0
                                    

Suatu pagi yang mendung, Jeno berangkat kerja seperti biasa. Hujan mulai turun deras beberapa jam setelahnya. Hari itu, Jaemin merasa gelisah. Namun Ia menepis  rasa gelisahnya dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah.

Langit mulai menggelap, menandakan malam hari sudah tiba. Jeno belum juga tiba di rumah, dan hal itu membuat Jaemin cemas.

“Kenapa belum pulang, ya? Kalau lembur, kenapa tidak mengirimkan pesan untukku?”

Menit demi menit berganti sampai jam demi jam berlalu, hingga waktu menunjukkan pukul sembilan malam. dan Jeno belum juga pulang. Hujan juga tiba-tiba semakin deras, lebih deras dari biasanya.

“Jeno, aku mohon angkat teleponku”

Jaemin berlalu-lalang di ruang tamu dengan perasaan yang tidak karuan. Ia terus menekan tombol panggilan suara untuk Jeno, namun tidak kunjung mendapat jawaban.

“Ada apa ini?”

Tak lama kemudian, ponselnya menerima sebuah panggilan masuk. Jaemin sekilas merasa lega, karena Ia mengira itu adalah Jeno, namun ternyata itu adalah nomor darurat rumah sakit. Suara seorang petugas medis di ujung telepon mengabarkan bahwa Jeno terlibat dalam kecelakaan.

“Kami sedang membawanya ke rumah sakit Seoul. Mobil yang dikendarai Jeno ditabrak oleh pengendara truk dan mobilnya terpental ke jurang di sisi kiri jalan. Kondisinya kritis. Tolong segera dating ke rumah sakit”

Ponsel yang digenggam Jaemin terlepas setelah panggilan itu terputus. Tubuhnya ambruk ke lantai. Jantungnya terasa berhenti berdetak kala itu.

“Jeno-ya..”

Heaven Rains [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang