Chapter 26

6 2 0
                                    


Meskipun wajah Chu Kong tersipu, dia tidak bersembunyi. Sebaliknya, dia perlahan mulai berjalan ke arah kami. Aku minum secangkir anggur sambil mengamati ekspresi semua orang. Xinyun mencondongkan tubuh lebih dekat kepadaku, wajahnya panik. Chu Yi lebih gugup dariku. Diam-diam, dia pergi ke sisi Xinyun seolah-olah dia takut ketika Chu Kong sampai di sini, dia akan membunuhnya.  Ekspresi para pelayan di belakang Chu Kong sangat kesal. Hanya Chu Kong yang tampak acuh tak acuh. Dengan dagu terangkat, dia berdiri dengan bangga di hadapanku.  Wajahnya agak pucat. Kehamilan pasti melemahkan kesehatan tubuhnya.

Aku mengelus daguku. Dalam keadaan seperti itu, bagaimana seharusnya dialog antara sang putri dan jenderal berlangsung? Aku menderita tanpa hasil. Chu Kong mengambil inisiatif dan duduk di sampingku. Dia menunjuk ke tangan Xinyun, yang memegang tanganku, dan berkata, "Lepaskan."

Suaranya tidak keras, tetapi nadanya sombong dan tidak menyisakan ruang untuk dibantah.

Api sepertinya telah menangkap tangan Xinyun. Dengan suara "putong", dia langsung berlutut. Air mata mengalir di matanya saat dia menatapku. Itu adalah tampilan yang patut dikasihani.

Pada titik ini, aku masih belum tahu bagaimana harus bereaksi agar terlihat seperti Jenderal Chu, jadi aku terus bertindak kejam, serius, dan bertindak seperti Jenderal dengan ekspresi yang tidak dapat dipahami di wajahku. Aku terus minum. Tentu, aku menunggu Chu Kong membereskan kekacauan ini.

Chu Kong juga mengambil cangkir dan menuangkan anggur untuk dirinya sendiri.  Pelayan di belakangnya segera berkata, "Putri, Anda hamil. Anda tidak boleh minum."

Chu Kong diam-diam bermain dengan cangkir anggurnya sebentar. Kemudian, dia meletakkan cangkir itu di atas meja dan mendorongnya (memberikannya) ke Xinyun.

"Aku lupa kalau aku hamil. Karena itu, Nona Xinyun dapat meminum secangkir anggur ini untuk bengong
(本 宫 (Běn gōng): artinya Saya/ Aku. Ketika seseorang dari istana tidak termasuk kaisar (kalo kaisar beda lagi) mengacu pada dirinya sendiri, mereka akan menggunakan ben sebelum gelar mereka seperti benwang, ben fei, ben jiangjun dan bengong. Chu Kong disini manggil dirinnya sendiri bengong karena dia putri kerajaan)."

Xinyun menggigil. Matanya ketakutan. Aku tiba-tiba teringat bahwa ini tidak berbeda dengan mendapatkan anggur dari keluarga kerajaan. Tapi aku juga tahu, meskipun Chu Kong sombong, dia tidak akan membunuh seseorang begitu saja. Anggur ini pasti karena dia ingin menggodanya ...
(Anggur Kerajaan : maksudnya disini seperti kasus saat seorang kaisar atau seseorang dari keluarga kerajaan ingin memberi kalian secangkir anggur, sebagian besar itu adalah racun)

Jadi, aku juga membuka mata dan dengan bersemangat menatap Xinyun.

"Jenderal..."

Chu Yi sangat tidak sabar. Aku melambai untuk membungkamnya. Xinyun melihat ke arahku, meminta bantuan dengan matanya. Aku juga menatapnya. Dia sepertinya tahu kalau aku tidak akan membuka mulut untuk menyelamatkannya, jadi dia mengertakkan gigi, mengambil cangkir anggur, mengangkatnya, dan meminum semuanya sekaligus. Xinyun memejamkan mata dan menunggu lama dalam ketakutan. Tetapi tidak ada yang terjadi. Lebih takut dari sebelumnya, dia membuka matanya dan dengan cepat melirik Chu Kong.

"Putri Qingling, kamu ..."

"Kenapa dengan bengong?"

Chu Kong tersenyum.

"Bagaimana dengan bengong, kamu hanya bisa menanggungnya."

Xinyun menundukkan kepalanya. Tinjunya terkepal. Lingkungan menjadi sunyi senyap.  Jari Chu Kong sedang mengetuk meja.  Kepalanya menunduk, aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Aku merasa diam seperti ini juga bukanlah jawabannya, kubiarkan Chu Yi mengirim Xinyun pergi. Chu Kong dan aku duduk sebentar, lalu dia membiarkan para pelayan menunggu di luar.

[END] Love You Seven TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang