Chu Kong berhenti. Tubuhnya menegang dan dia terdiam lama. Tiba-tiba dia berbalik dan menatapku dengan ganas, "Dimatamu bagian mana yang melihatku kalau aku minum cuka?!" (Intinya kok kamu bisa berpikiran kali aku cemburi? Dari mana pikirannitu berasal?)
"Kedua mataku adalah saksi mata."
Chu Kong pergi.
"Kamu terlalu banyak berpikir. Xiaoye tidak punya waktu luang untuk minum cuka. "
Aku mempercepat langkahkh.
"Kamu minum (cuka) sekarang," kataku.
Dia mengertakkan gigi. "Aku tidak (minum cuka)."
Aku menggelengkan kepalaku dan mendesah. "Kamu melakukan begitu banyak hal yang menunjukkan kalau kamu menyukaiku, di depan wajahku. Jadi, kenapa kau masih menolak untuk jujur?" (Menolak mengakui)
Chu Kong berhenti. Aku tidak bisa berhenti tepat waktu dan menabrak punggungnya. Tiba-tiba, Chu Kong menangkapku dan memutarku. Punggungku sakit, Chu Kong menekanku ke dinding batu. Bau pria di tubuhnya mencemari semua perasaanku. Jelas ... belum lama ini, itu adalah bauku sendiri, tetapi sekarang itu milik orang lain dan menjadi milik Chu Kong, hatiku tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri dan perasaanku bergolak di dalam dadaku.
Chu Kong tampaknya mengatur ini. Itu adalah pembalikan total. (Keadaannya berbalik)
Dengan satu tangan, dia memegang kedua pergelangan tanganku di atas kepalaku dan menempelkannya ke dinding. Dengan tangan lain, dia mengangkat daguku untuk memaksaku menatapnya. Adegan seperti itu dipenuhi dengan perasaan yang ambigu dan penuh tantangan.
Aku bisa merasakan nafasnya di wajahku. "Jadi, Xiao Xiang Zi." Suaranya, parau, penuh godaan saat dia berkata, "Kenapa kamu menolak untuk menjadi lebih jujur?" (Kyyaaaa aku ikutan degdegan dan tersipu)
Dia menatapku. Jaraknya begitu dekat, aku bisa melihat ke matanya.
Aku berkedip dan melihat ke atas kepalanya. "Aku sangat jujur, ah."
"Oh, kalau begitu katakan, apa yang hatimu pikirkan sekarang?"
Dia meniup telingaku, menghangatkannya dan membuatku gatal tak tertahankan. Aku menggerakkan tanganku untuk mencoba dan menggaruknya, tapi Chu Kong hanya memelukku lebih erat.
"Jangan melawan dan katakan dengan jujur."
Aku terdiam beberapa saat dan kemudian dengan jujur berkata, "Menstruasiku terlalu banyak. Kantongnya tidak bisa menahannya lagi. Kita harus segera keluar dari tempat ini dan mencari tempat untuk menggantinya."
Kekuatan yang menjepit lenganku mengendur. Ekspresi kaget Chu Kong membara.
Aku mengambil kesempatan ini untuk membebaskan tanganku dan segera menggunakannya untuk memegangi perutku. Lalu, berjalan ke depan tanpa ekspresi apa pun, aku menyatakan, "Ayo pergi."
Aku tidak tahu bagaimana ekspresi wajah Chu Kong di belakangku. Aku hanya mendengar dia menampar tangannya dan mendesah dengan getir. Dia berkata, "Kamu terlalu jujur."
Bahkan jika aku benar-benar berkulit tebal di sekitarnya, aku masih tidak bisa menahan wajahku yang memerah. Nafas Chu Kong dan kehangatan seorang pria masih tertinggal di telingaku.
Ketika aku berjuang melawan badai besar ini, dalam hatiku, aku melolong, "Di mana kamu mempelajari trik-trik ini! Bisakah kamu tidak begitu pintar untuk merayu orang?!"
Kami mengikuti instruksi jiwa perempuan. Tidak lama kemudian, kami akhirnya melihat sinar matahari. Meskipun kami tinggal di gua itu dalam jangka waktu yang pendek, aku masih senang melihat matahari lagi setelah periode kegelapan yang begitu lama. Gembira, aku langsung lari.
Ada suara air mengalir di dekatnya. Sekarang di luar, aku menyipitkan mata, sinar matahari yang nyaman tetapi juga menjadi masalah untuk menyesuaikan penglihatanku yang berubah dari gelap ke terang. Di depan kami adalah tumpukan kerikil. Beberapa langkah lagi ke depan dan aku bisa mendengar suara sungai yang jelas. Aku melihat ke atas dan ke seberang, di sisi lain sungai itu ada tebing. Di situlah Chu Kong dan aku jatuh. (Bunuh diri di kehidupan ke 2)
Aku melihat kembali ke gua dan berkata dengan emosional, "Tempat ini sebenarnya bukan tempat tinggal Zihui. Kenapa benda-benda di dalamnya ditempatkan sama seperti tempat tinggalnya?"
"Apakah kamu masih bertanya?"
Sambil berjalan, Chu Kong kembali tenang seperti biasanya. Dia melirikku, sekali lagi tidak puas.
"Kenangan paling berkesan dari seorang wanita yang meninggal adalah saat-saat dia hidup dalam kebahagiaan. Tempat itu pasti ilusi yang diciptakan oleh ingatannya. Tembok itu aneh, hal-hal lain juga aneh."
Aku mengangguk dan, dipenuhi dengan aliran belas kasih, berkata, "Itu dia (hantu wanita). Orang yang melihat sesuatu dan memikirkan orang lain ... adalah dia (hantu wanita)."
Chu Kong menyentuh dagunya dan berpikir sejenak. "Tadi, dia memanggil dirinya siapa? dia dipanggil Luo?"
"En, itu pasti dia. Apakah ada yang salah dengan nama ini?"
"Tidak."
Chu Kong melihat kembali ke gua dengan sendu.
"Aku baru saja memikirkan tentang sesuatu yang telah terjadi sejak lama di Surga."
"Apa?"
Chu Kong menatapku lagi.
"Itu terjadi sebelum seseorang berubah menjadi abadi. Bahkan jika aku menjelaskan, kau tidak akan ingat. "
Mendengar kata-kata "berubah menjadi abadi," aku menyipitkan mata.
Aku melihat ke arah Chu Kong dengan tidak puas. Sebelum aku berbicara, dia berkata, "Katakan, terlihat mirip dengan siapa jiwa perempuan itu? Yaah ...bisa dikatan siapa yang mirip seperti jiwa perempuan itu?"
Aku melihat ke arah Chu Kong dan berkata, "Siapa? Kamu?"
"Haha, sungguh lelucon." Chu Kong tertawa dingin. "Dalam ingatan xiaoye, satu-satunya yang bisa menandingi kebodohan itu adalah dirimu dari kehidupan sebelumnya, Xiang yang benar-benar dungu dan bodoh. Tidakkah kamu merasa bahwa Xiang yang bodoh sangat mirip dengan jiwa perempuan itu?"
Aku terkejut dan pada awalnya tidak membantah Chu Kong. Sejujurnya aku mencoba menemukan ingatan tentang Xiang yang bodoh dan membandingkannya dengan Luo. Mereka sangat mirip dalam beberapa hal, bukan? Aku merenung dengan hati-hati. Luo berkata bahwa Zihui adalah suaminya. Saat mereka masih hidup, mereka pasti sudah jatuh cinta sebelum berubah menjadi suami istri. Zihui pasti juga menyukai Luo ini. Melihat Luo sudah lama mati, dia dan Zihui pasti sudah jatuh cinta sebelum Xiang yang bodoh lahir.
Yah ... setelah menyimpulkan bahwa ... alasan Zihui ingin menikahiku di kehidupan kedua mungkin karena aku terlihat seperti "mantan" nya ...
Aku masih merenung ketika Chu Kong tertawa terbahak-bahak. "Ha, mengetahui bahwa seseorang menyukaimu bukan karena kamu memiliki daya tarik, tetapi karena kamu mirip pesona orang lain (mantan), tiba-tiba aku merasa nyaman, haha."
"Bisakah kamu tidak tertawa begitu vulgar?"
"Tawaku ini disebut kesenangan."
Chu Kong dan aku baru saja mulai berdebat ketika tiba-tiba, teriakan parau datang dari kejauhan, "Jenderal!"
Aku mendongak dan melihat Chu Yi memimpin lusinan tentara berlari ke arah kami.
"Apakah jenderal baik-baik saja?"
Aku membuka mulut dan tanpa sadar ingin menjawab. Chu Kong selangkah lebih cepat dariku. "Semuanya baik baik saja. Dimana prajuritnya?"
"Jenderal, jangan khawatir. Tentara ada di depan. Yang terluka sedang dirawat."
"Bagus," Chu Kong mengangguk. "Ikuti ben jiang kembali ke kamp. Ketika aku memerintahkan tentara, kita akan memasuki Jinyang."
"Iya!"
Aku mendengar Chu Kong terkekeh di sampingku. "Xiaoye akan membiarkan Negeri Wei menyesali mereka datang ke dunia ini."
Hei ... Chu Kong, apa kamu serius?
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Love You Seven Times
FantastikNovel ini bukan karya saya, saya hanya penerjemah. Nerjemahin novel ini murni karena iseng, sekalian baca sekalian translate. Dan kalau dilihat dari rating nya sangat tinggi jadi penasaran pengen baca. Ini adalah novel ketiga yang saya terjemahin Pe...