Chapter 5

10 2 0
                                    

Menghindari mata para penjaga, aku memanjat dinding halaman belakang. Setelah mengambil rute memutar, aku akhirnya sampai di pintu belakang rumah jenderal.  Rumah sang jenderal terbakar. Di samping suara api, hanya ada keheningan yang dalam.

Aku menatap pintu belakang untuk waktu yang lama. Jika aku masuk dan berhadapan langsung dengan seorang pembunuh, bukan hanya aku tidak akan bisa mengambil tubuh Lu Hai Kong, tetapi aku juga akan menyerahkan hidupku. Itu tidak sepadan.

Pikiranku berubah, dan aku ingat di timur rumah jenderal, ada lubang anjing. Tempat itu tersembunyi. Meskipun masih ada pembunuh di sana, mereka tidak akan menemukanku.

Hanya saja setelah menerima ideologi manusia selama bertahun-tahun, aku merasa merangkak melalui lubang anjing bukanlah hal yang mulia. Aku bahkan tidak tahu apakah tubuhku masih bisa melewati lubang anjing lagi.

Tetapi ketika aku menemukan lubang anjing, aku menemukan bahwa sudah ada seseorang di lubang anjing tersebut. Orang yang mayatnya ingin aku bawa, Lu Hai Kong.  Separuh tubuhnya berada di luar tembok sedangkan separuh lainnya masih di dalam tembok. Aku tidak merasa malu dan merenung, "Sepertinya aku benar-benar bisa melewati lubang itu."

Tapi, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku.

Ketika Lu Hai Kong mendengar suaraku, dia perlahan mengangkat kepalanya. Wajahnya yang selalu bersih berlumuran darah.  Matanya yang selalu tembus pandang sekarang seperti debu, abu-abu besar. Dia linglung menatapku tanpa emosi, seperti boneka.

Aku berlutut. Dalam cahaya api yang berkedip-kedip, aku melihat sisi mata kanannya telah terbakar. Aku tidak bisa membedakan antara putih dan bola mata. Itu benar-benar berlumpur. (Chu Kong 😭😭😭)

Dia terjebak di lubang anjing dan membuat pemandangan yang konyol. Tapi menurutku itu tidak lucu.

Aku mengulurkan tangan, namun ada sesuatu yang membuatku ragu untuk menyentuhnya.

"Lu Hai Kong."

Dia tidak menanggapi. Dia hanya menatap kosong padaku. Aku berkedip. Aku tidak tahu mengapa hatiku sakit. Aku menekan perasaan itu dan dengan lembut menyodok dahinya.

"Apakah kamu masih hidup?"

"Yun Xiang."

Suaranya lemah.

"Aku masih hidup..."

Itu tidak terdengar seperti sebuah jawaban, lebih seperti pertanyaan yang dia tanyakan kepadaku.

Perasaan yang tak bisa dijelaskan di hatiku semakin kuat. Mau tak mau aku menyentuh kepalanya. Dengan sentuhan ringan atau berat, aku menepuk kepalanya. Rambutnya terasa lengket. Aku menduga bahwa dia pasti melarikan diri dari genangan darah.  Kehilangan keluarga dalam semalam adalah hal yang kejam bagi anak berusia sepuluh tahun.

"Aku masih hidup."

Aku menatapnya. Mata kirinya yang hitam perlahan memantulkan bayanganku, dan mata kanannya... Aku takut dia tidak akan pernah bisa menggunakannya lagi. (Kejam kau Kaisar Langit yang bikin plot huhuhu)

Dia menatapku sejenak sebelum bertanya, "Apakah kamu datang ke sini untuk menyelamatkanku?"

"Awalnya, aku datang untuk menemukan mayatmu."

Matanya menjadi gelap, dan dia mengangguk.

"Tapi sekarang aku di sini untuk menyelamatkanmu."

Aku meraih tangannya dan bertanya, "Apakah kamu terjebak?"

Dia sepertinya tidak berani mengucapkan sepatah kata pun, hanya menatap kosong ke arahku. Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, aku merasa tubuhnya ditarik kembali ke dalam. Sepertinya di sisi lain tembok, seseorang sedang menarik kaki Lu Hai Kong, menyeretnya kembali ke dalam. Mata Lu Hai Kong membelalak saat dia menatapku. Dia sangat takut sehingga dia tidak bisa berbicara.

[END] Love You Seven TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang