14.

335 83 16
                                    

Rajevan bengong, jam udah nunjukin pukul enam pagi lewat lima belas menit tapi dirinya belum berniat bangun barang sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rajevan bengong, jam udah nunjukin pukul enam pagi lewat lima belas menit tapi dirinya belum berniat bangun barang sedikit pun. Agak gila emang, padahal dia masih harus sekolah.

Tubuhnya masih berbaring telentang sambil menatap langit-langit kamar, suasana kamarnya pun masih gelap lantaran lampu dimatikan. Dia tim gelap-gelapan kalau tidur btw.

"Gue ada salah apa ya..." Sebuah gumaman terlontar gitu aja, ternyata dia sampai bengong gara-gara mikirin si cantik Nadikta toh. Masih karena masalah kemarin, sebab sejak malam pun semua pesan dan telepon nya tidak ada yang direspon satupun.

"Aden, ini udah mau setengah tujuh loh! Gak sekolah?" Suara Bu Ima terdengar dari luar.

"Sekolah!" Hanya itu jawaban nya sambil bangun dari posisi tidur, dia duduk sambil menghela napas. Entah lah, semoga hari ini suasana hati si cantik bisa dia ajak bicara.

Rajevan langsung pergi untuk mandi dan bersiap, namanya juga laki-laki. Gak perlu lama buat bersiap alias dia cuma butuh waktu kurang lebih 15 menitan kayaknya. Selepas itu dia berkaca untuk mematut kan tampilan.

"Aden, Bu Ima bikinin nasi goreng aja gapapa? Baru datang jam 6 soalnya, takut gak keburu kalau masak yang berat."

"Gapapa Bu, makasih ya."

Bu Ima tersenyum. "Aden mau dimasakin apa buat menu makan siang sama makan malem nya?"

"Kalau minta dibuatin telur balado, sama tumis kangkung boleh?"

"Boleh dong, nanti Bu Ima siapin ya."

"Makasih Bu."

Rajevan tersenyum, ia menghela napas. Melirik ponsel yang beberapa kali menyala karena notifikasi. Bukan notifikasi penting sih, hanya beberapa chat dari teman-teman nya.

Kira-kira hari ini si cantik nya itu udah mau diajak ngobrol gak ya, hampa banget rasanya hidup Rajevan tanpa berinteraksi sama Nadikta walau itu belum 24 jam lamanya. Ting! Suara notifikasi membuatnya segera menyambar ponsel barang kali pesan dari sosok yang dipuja.

Papah
Bang |
Apa kabar? |

Tangan nya melayang begitu saja, matanya terdiam menatap deretan huruf yang menyusun kata. Tak menyangka jika pagi ini dirinya akan mendapat pesan dari sang Papah, untuk sekedar informasi terakhir Rajevan bertukar pesan dengan sang Papah itu ya sekitar bulan lalu lah.

Tepatnya sih waktu beliau ngasih uang bulanan seperti biasa dengan sedikit berbasa-basi, lalu menghilang lagi.

Papah
Bang |
Apa kabar? |

| Gini-gini aja
| Kenapa?

Papah mau pulang minggu ini |
Ngasih tau aja |
Barangkali kamu mau nitip sesuatu? |

| Tumben?
| Ada acara disini?

Nggak |
Ada sesuatu yang mau Papah bicarakan |
Kita harus ngobrol langsung kalau perihal ini |

Playboy Bucin | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang