09.

477 85 12
                                    

* * *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * *

Rajevan mengelus bagian kepalanya yang masih terasa panas. Ya gimana gak panas, orang Nadikta mukulnya serasa pake dendam. Kenceng banget woy, aduh jadi pusing kepala si ganteng.

Sedangkan sang pelaku tampak gak peduli sama rasa sakit si korban, Nadikta justru fokus mengeluarkan kotak makan dari tas nya. Dia juga mengeluarkan beberapa alat tulis.

Ngomong-ngomong Sanjaya udah pulang tadi, begitu tahu Rajevan sudah bangun dia langsung pamit soalnya mau ada acara juga. Lagian gak enak kalau diem disana, takut ganggu katanya.

"Nih, lo sarapan dulu. Itu Bunda gue bikinnya kebanyakan, jadi disuruh kasih ke lo."

Kalian tahu kan fakta sebenarnya? Emang dasar tsundere.

"Walah, padahal gak usah repot-repot."

"Dih gak mau? Ya--"

Kotak makan itu langsung Rajevan rebut sebelum Nadikta berhasil memasukkan nya kembali ke tas. "Mau cantik mau, masa dikasih masakan Bunda gue nolak sih. Rugi dong, makasih yaa."

Nadikta mengulum bibirnya; menahan sebuah senyuman yang ia rasa akan terbentuk lebar. "Ya, nanti dibilangin makasih ke Bunda."

Rajevan terkekeh, "Itu makasih buat dua orang, makasih karena udah dimasakan ke Bunda, dan makasih karena udah dibawain ke lo," racaunya sambil membuka kotak makan.

"Iya iya! Makan dulu deh."

"Lo udah sarapan?"

Nadikta mengangguk, "Udah," jawabnya singkat dia sedang fokus berselancar di sosial media untuk mencari inspirasi.

Ini mereka ngerjain tugasnya diruang tengah ya, meja depan televisi itu emang pendek. Jadi mereka duduk diatas karpet tebal, nyaman banget duduk sambil selonjoran.

Gak butuh waktu lama buat Rajevan menghabiskan sarapan nya, dia beranjak dari duduk untuk mencuci kotak makan. Sekalian bawa beberapa cemilan dari lemari.

Mampus muka beler lo di liat gebetan :P

Pesan tersebut ditulis diatas note gitu lalu ditempelkan ke kulkas. Rajevan mengambil note itu dan membuangnya ke tong sampah dengan kesal, "Sanjaya a nya anjing," dumelnya. 

* * *

Setelah mendapat beberapa inspirasi dari internet, mereka mulai merancang sketsa dengan pencil yang digambar oleh Nadikta. Sesekali Rajevan juga ikut ngegambar.

Playboy Bucin | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang