13

532 160 0
                                    

_SD_

"Zee! Lo yang udah nyekap gua di sini?!" tanya Veraldo tak menyangka. Mengapa tiba-tiba Leoze menyekap dirinya, padahal malam tadi mereka masih di bar bersama dan tidak ada masalah di antara keduanya. "Salah gua apa Zee?!"

"Salah lo udah berani main-main sama gua Do!"

"Salah gua apa? Kita sahabat, ga mungkin gua melakukan kesalahan tanpa meminta maaf," ungkap Veraldo. Memang biasanya kalau Veraldo membuat kesalahan pada Leoze pastinya dia akan langsung meminta maaf.

Tangan kanan Leoze terangkat ke udara dan jarinya bergerak mengkode anak buahnya. Anak buahnya yang paham langsung memberikan tongkat base ball yang memang di bawanya. Leoze mengambil alih dan ditepuk-tepukan pelan pada telapak tangan kirinya. Tongkat itu dia ayunkan pelan dan pendarat di dada Veraldo, Leoze menatap tajam pada Veraldo. "Masih ga mau ngaku ya? Lo amnesia? Mau gua bantu biar ingatanmu itu kembali?" Suara Leoze terdengar menakutkan.

Veraldo menelan ludah susah payah, dadanya naik turun merasakan takut melihat tatapan mengintimidasi dari sahabatnya. "Maaf Zee," cicit Veraldo.

"Untuk apa?"

"Semua kesalahanku."

"Sudah kembali ingatanmu? Apa yang lo sebut kesalahan itu?" Veraldo diam sejenak, menyusuan kalimat agar perkataan yang dia lontarkan tidak menyinggung Leoze, takut-takut tongkat yang Leoze pegang akan melayang ke arah kepalanya. Dia masih ingin hidup. "Jawab!"

"A-apa karena aku menyukai kekasihmu, Shani?" tanya Veraldo dengan nada pelan, karena dia ragu yang mana kesalahan yang Leoze tanyakan saat ini. Leoze menarik sedikit sudut bibirnya dan terkekeh pelan, tapi tersirat makna yang menegangkan. "Ternyata kau lebih dulu menyebutkan kesalahamu yang itu."

Leoze menurunkan tongkatnya sebegai sedikit sanggahan tubuh sekarang. "Aku tak menyangka kau akan setega itu. Kau tau betapa aku mencintai Shani bukan? Lo tempat gua cerita gimana rasa sukanya gua ke Shani, tapi kenapa lo tega malah ikutan suka sama Shani?! Dan dengan tidak tau dirinya waktu itu lo pernah nembak Shani buat jadi pacar lo?!"

Veraldo menelan ludahnya lagi, keringat dingin mulai mengalir. Dia tak menyangka kalau Leoze tau soal dimana dia mengutarakan perasaanya pada Shani kala itu. Padahal setelah penolakan yang dia dapat dari Shani, Veraldo sudah meminta Shani menyimpan itu sebagai rahasia jangan sampai Leoze tau. Namun, ternyata apa Shani mengingkari janji itu dan mengatakannya pada Leoze?

"Jangan lo pikir gua tau dari Shani. Apa yang lo lakuin semuanya gua tau Do. Kita sahabat, tapi kayaknya lo enggak sepenuhnya tau tentang gua. Jangan berani main-main sama Gua."

"Maaf Zee waktu itu gua ga bisa nahan perasaan gua. Gua tau gua salah karena suka sama perempuan pacar dari sahabat gua sendiri. T-tapi gua udah relain kalau Shani sama lo—"

"Pembohong!"

BUGH!

Dengan sengaja Leoze memukul wajah Veraldo. Meski Leoze memukul dengan tangan kiri, tapi rasa nyeri Verlado rasakan di pipinya. Dia tak bisa melawan atau pun menghindar karena ikatan di tubuhnya, yang bisa dia lakukan sekarang hanya diam dan menerima apa saja yang akan Leoze lakukan padanya.

"Percuma lo berbohong, karena gua tau kalau lo selama ini masih punya rasa sama Shani. Dan bukannya lo pernah bilang kalau lo ga bisa dapetin maka ga ada siapa pun yang bisa dapetin? Tapi... gua heran sama otak lo itu Do. KENAPA LO MALAH MEMBANTU AYAH GUA BIAR BISA NIKAH SAMA SHANI?!" Leoze berteriak keras di depan wajah Veraldo. Dia benar-benar mengeluarkan amarahnya.

Veraldo memang seseorang yang membantu Ayah Leoze agar bisa menikah dengan Shani. Dengan iming-iming uang yang tak ada habisnya, karena kala itu dia terjerat hutang judi, Veraldo jadi mengiyakan tawaran itu. Meski saat itu dia tau kalau Shani masih kekasih Leoze, tapi di sisi lain waktu itu Veraldo juga merasa kesal pada Leoze karena tak mau membantu dirinya yang sedang kesusahan. Makanya di dalam pikiran Veraldo itu adalah pembalasan dendamnya pada Leoze, tapi rahasia itu tak ada yang tau selain Gracio.

"KARNA GUA MARAH SAMA LO YANG GA MAU BANTU GUA BUAT MINJEMIN UANG!" ungkap Veraldo.

"Gua udah jelasin kalau waktu itu gua ga ada uang. Waktu itu gua juga sedang dalam keadaan tak baik sama Ayah gua. Tapi cuma kesalahan setitik lo jadi lupain kebersamaan kita Do?" Kecewa tentu Leoze rasakan. Dirinya dan Veraldo sudah berteman sangat amat lama. Namun, entah bagaimana bisa Veraldo malah berbuat buruk padanya. Padahal Veraldo yang dulu adalah orang yang sangat baik padanya, tak pernah perlakuan buruk terbesit.

Veraldo menundukkan kepala. Dia tersadar apa saja yang dia lakukan memang tidak benar. Dia sudah membuat kisah percintaanya hancur bahkan keluarganya juga hancur. Karena Leoze tak mau membantunya sekali saja dia jadi melupakan semua kebaikan Leoze, Veraldo sadar dia sangat salah.

"Maaf Ze," ucap Veraldo benar-benar menyesal.

"Percuma lo minta maaf. Lihat apa yang sudah terjadi sekarang?" Veraldo tambah menjadi merasa tidak enak. Nasi telah menjadi bubur, Shani sudah menjadi istri ayah Leoze. Lantas kalau ingin menembus kesalahan, bagaimana Veraldo bisa melakukannya?

"Gua bakal lakuin apa pun buat nebus kesalahan Zee," ungkap Veraldo. Dia kembali mengangkat pandangannya yang justru malah mendapati tatapan Leoze yang semakin menyeramkan.

"Bagaimana kalau yang gua inginkan kematian lo?" Mata Verlado terbuka lebar, tak menyangka akan permintaan dari Leoze. "Kau pernah dengar istilah nyawa dibalas dengan nyawa? Itu yang aku inginkan Do," ungkap Lezee. Sekarang dia tersenyum pada Veraldo, tapi senyuman itu bukan sebyuman sembarang.

"M-maksud?"

"Bukankah masih ada kesalahan yang lo lakukan lagi? Bahkan ini lebih menghancurkan hidup gua! Lo udah buat seseorang yang gua sayang dan cintai pergi dari dunia ini Do! LO UDAH NGEBUNUH IBU GUA!"

Veraldo memejamkan mata, meringis mendengar teriakan amarah Leoze. Tubuhnya gemetar semakin takut. Dia tak menyangka rahasia yang dia tutupi semuanya terbongkar. Apa dirinya akan selamat dari Leoze setelah ini?

"G-gua bukan g-gua—"

"Gua tau lo tidak sendirian saat menjalankannya! Lo tau? Rekan lo itu udah ketangkap dan keadaanya mungkin menunggu waktu untuk pergi dari dunia ini. Karena lo udah buat Ibu gua meninggal, sudah seharusnya lo juga harus pergi dari dunia ini," kata Leoze penuh dengan penekaanan. Dia meremat tongkatnya dan menggertakkan giginya dengan amarah yang semakin menjadi.

"Zee tolong jangan bunuh gua. Gua tau gua salah, gua siap kalau harus masuk penjara. Bukan gua yang sepenuhnya buat Ibumu meninggal. Gua disuruh Zee, gua cuma disuruh seseorang!" jelas Veraldo. Dia terus memohon agar Leoze mau melepaskannya. Dia juga menjelaskan kalau dia sebenarnya hanya disuruh oleh seseorang yang memang ingin menyingkirkan Ibu Leoze. Lagi-lagi Veraldo mau melakukan itu semua karena uang.

"Lo bisa jelasin semuanya nanti di neraka! Sekarang bukannya lo lakuin apa yang gua mau?" Leoze mengangkat tongkatnya dengan erat. "Gua mau lo diam dan rasakan hal yang tidak seberapa ini!"

BUGH!











E eh ya ampun Do.

Dah maap buat typo.

SEBUAH DRAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang