15

584 172 13
                                    

_SD_

Malam ini adalah malam yang seharusnya Leoze dan keluarga pergi ke rumah Kakeknya. Gracio, Shani dan Angel terlihat sedang bersiap untuk berangkat. Sementara Leoze masih berdiam diri di depan TV ruang keluarga sembari menghabiskan pudding yang dia dapat dari Chika. Perempuan itu begitu baiknya mengirimkan hasil buatan Puddingnya ke kantor Leoze. Sambil menikmati ketenangan tanpa Ayahnya mengusik Leoze makan sambil menayangkan sebuah serial drama action. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama saat Ayahnya menghampiri.

"Cepatlah bersiap, kamu tak mungkin lupa kalau malam ini ada makan malam bersama Kakek kan?" kata Gracia yang duduk di sofa sisi Leoze.

"Aku ingat. Kalian pergi saja dulu, aku masih terlalu malas kalau harus berangkat awal," jawab Leoze, dia sama sekali tak tertarik melirik Ayahnya yang sudah rapi. Semakin tua Ayahnya malah terlihat muda, tak ada kerutan di wajahnya. Namun, namanya usia tetap saja bertambah, tapi herannya bagi Leoze semakin tua ayahnya tidak semakin mendekatkan diri pada Tuhan malah semakin bersikap menyebalkan.

"Jangan sampai kamu tidak datang. Kita sudah lama tidak berkumpul bersama. Kamu juga jarang ikut kalau sedang kumpul, luangkanlah waktumu," kata Gracio.

"Penyebab aku malas ikut juga karena kalian yang menyebalkan. Terlalu angkuh, seperti lupa saja kalau hidup di dunia tidak selamanya," ungkap Leoze, dia tanpa sadar membuat Ayahnya kembali kesal dengan perkataanya.

"Tidak bisakah bicara yang lebih sopan? Perkataanmu seperti tidak pernah di sekolahkan!" kesal Gracio.

"Terserahku. Aku hanya mengikuti jejakmu, jika harus disalahkan bukankah dirimu? Seorang ayah harusnya memberi contoh yang baik bukan malah sebaliknya," balas Leoze dengan santai sembari terus menikmati puddingnya.

Suara langkah kaki terdengar menuruni tangga, itu Shani di susul oleh Angel yang juga sudah siap. Mereka melangkahkan kaki mendekati Gracio dan Leoze. "Wah Kak Zee makan apa tuh?" tanya Angel.

"Pudding," jawab Leoze seadanya.

"Memangnya Bibi ada membuat pudding? Kok aku tidak tau," kata Angel.

"Aku mendapatkan dari luar," jawab Leoze. Tak mungkin dia mengatakan kalau ini dari Chika, karena juga tidak ada yang tau siapa itu Chika.

"Aku minta dong." Angel mendekat pada Kakaknya dan membuka mulut siap menerima suapan. Leoze melihat itu lantas memberikan satu suapan.

"Ayo berangkat sekarang. Jangan sampai Kakek kalian marah karena kita datang terlambat," celetuk Gracio, "Kamu jangan datang terlambat, segeralah bersiap dan jangan lupakan apa yang Kakekmu inginkan," kata Gracio mengingatkan. Lalu ia bangkit dan berjalan keluar diikuti Angel.

Namun, Shani masih diam di tempat. Dia akan berbicara sebentar dengan Leoze. "Kamu akan datangkan nanti?" tanya Shani.

"Menurutmu?"

"Aku tidak tau. Jikalau datang, aku harap kamu tidak membawa siapa-siapa," ungkap Shani.

"Kita lihat saja nanti," acuh Leoze.

"Jangan buat aku cemburu." Leoze menghentikan kunyahannya mendengar itu. Sedikit berpikir, tapi hanya Leoze yang tau. Sesaat kemudian dia melanjutkan kunyahannya.

_SD_

Blam~

Leoze keluar dari mobil dengan pakaian rapi. Langkahnya terayun mendekati pintu rumah megah, yang itu adalah rumah Chika. Dia berhenti di depan pintu lantas menekan bel. Menunggu beberapa saat hingga Chika sendirilah yang membukakan pintu, tapi dari balik tubuh Chika sepasang suami istri mengintip, sepertinya mereka adalah orang tua Chika.

SEBUAH DRAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang