16

177 21 9
                                    

Happy reading
.
.
.

Rumah yang tak dihuni selama beberapa hari ini terlihat agak berdebu. Sang tuan rumah lupa untuk menyewa pembantu agar bisa membersihkan rumah nya setiap hari ketika dirinya sedang pergi liburan (meeting) ke benua tetangga. Tapi tak apa, untuk hari ini saja ia berniat membersihkan rumah secara mandiri dan dibantu dengan hero kecil nya yang sudah siap memegang alat tempur pembasmi debu.

Bak disebuah film, anak kecil dengan gaya nya yang masih memakai baju biru piyama seraya memegang sapu mini berlagak seperti super Hero.

"Apa ayah udah siap?" Ucap nya dengan nada dramatis.

Asean dengan kaos putih polos celana hitam selutut memandangi sang anak datar, tangan beliau terlihat lesu ketika memegang peralatan pel-an juga alat penyedot debu. Sekarang, hilang dimana aura gagah pak bos kantoran nya?

"Ganti dulu bajumu dengan yang lain, minimal cuci muka" ucap acuh sang ayah tanpa menjawab pertanyaan dari anak nya.

"Ish ayah, minimal gak males bersih bersih rumah dong"

Asean merotasikan mata jengah, ia ingin sekali istirahat dalam jangka waktu lama sembari menikmati detik detik hari libur nya sebelum esok pagi ia harus sudah berada di kursi gagah nya lagi.

Berbalik badan.
"Ayah tidur lagi ya-"

Sret!

"Gak boleh! Rumah nya harus bersih ayahh. Lihat tuh, semua kuman gerak gerak dilantai"

Tidak mau lebih beradu say to say lebih baik sang Ayah segera beranjak melawan rasa malas nya agar rumah bisa kembali bersih dan rapi. Gak! Lebih tepat nya agar si anak ga bawel melulu.

Dimulai lah pembersihan rumah dari lantai utama. Semuanya nampak baik baik saja, sang anak riang dengan kemoceng. Membersihkan debu debu pada Poto yang tertata rapi di laci laci mini, sementara si ayah sibuk dengan tugas berat nya yaitu menyedot butiran butiran dosa- debu yang memang harus di basmi.

Ruang utama rapi tinggal kamar mereka masing masing, ruangan office milik Asean, dan ruangan² yang memang belum digunakan.

"Gak tau, ayah capek banget"

Asean terkapar di sofa karena kelelahan, namun anak yang sedang berdiri di depan dirinya berkacak pinggang memandangi sang ayah heran.

"Baru segini loh ayah. masa udah capek? Indo aja gak capek"

Asean segera menegak kan kepala, dengan mata sinis ia pandangi anak nya penuh dumelan yang siap meledak kapan saja.
"Ya kamu gak ngapa ngapain makanya gak capek. Lah ayah? Semua ayah lakuin sampai lantai rumah ini mengkilap. Tuh lihat hasil kerja keras ayah- udahlah sewa tukang bersih bersih rumah aja. Ayah capek pengen bobo, oke? Jadi shut up"

"...Yaudah, kalo ayah gak mau bersih bersih di dalam rumah. Maka ayah harus mau bersih bersih halaman"

"Gak, gak mau"

"Ayah, ayo dong. Katanya siap mau bersih bersih rumah, gak boleh bullshit nanti semua orang gak suka sama ayah karena ayah sering bohong...yah?"

Asean yang sedang menutup mata sedikit mengintip keadaan ekspresi anak nya. Dia memandangi dirinya dengan ratapan memelas dan memohon. Kondisi itu memaksa Asean untuk bangun secara paksa dari baring nya.

"Argh oke! Hari ini aja!"

.

.

Halaman rumah agak terlihat kacau, karena banyak nya daun yang berterbangan menyentuh tanah hingga membuat halaman tampak di hampari oleh dedaunan. Mungkin dampak dari pohon gugur yang memang sedang musim nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Father | (countryhumans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang