3007words
enjoy the story'
[\]
Rotasi waktu kembali berputar, esoknya mereka bertiga ya harus sekolah seperti biasanya, untuk yang kali ini beruntung tidak ada yang telat, semua datang tepat waktu tanpa harus menyogok satpam dengan martabak.
Pagi itu mendung, hanya mendung biasa saja, cerah berawan begituuu..
Dan sebagai informasi saja, hubungan Hesa dengan Sabina sudah di tahap kandas dan tak mungkin kembali bersatu, dimana hari itu adalah hari pertama Tian masuk sekolah kembali setelah skorsing, dua bocah itu kembali bermesraan di depan matanya.. Entah itu disengaja atau bukan kini Hesa tak peduli, namun soal rasa cemburu itu masih saja ada dalam hatinya.
Dan sisi lain, hubungan Lian dan Joa semakin membaik, banyak hal yang disukai Joa dan banyak hal yang dilakukan Lian agar Joa menyukainya, bisa disebutkan seperti menyiapkan bekal makan dan disuapi.. Lalu membelikan beberapa kali sebuah bunga, menghadiahkan kaos kaos favorit Joa, berfoto disetiap sudut, dan maasihh banyak lagi.. Joa tidak menyangka bocah tengil itu bisa seromantis ini, tapi tetap saja ya.. Sikap tengilnya masih ada dan tidak hilang.
Soal Brana, dia juga tetap menjadi kawan baik bagi Joa, meski Joa tahu bahwa dirinya sempat ada rasa.. Joa tak masalah, ia juga tidak menyuruh Brana berhenti menyukainya, namun jika sudah seperti ini ya Brana mau tak mau harus berhenti.
Tak kenal maka tak sayang..
Ada seorang anak baru yang mendaftar di bulan akhir-akhir itu..
Sosok tinggi dan mata yang sedikit sipit juga rambutnya yang pirang asli. Berjalan ditengah-tengah koridor sekolah didampingi dengan seorang guru untuk menuju kelas.
Menuju kelas, kelas dimana terdapat tiga sekawan sejati.
"Duduk yang rapi dan dengarkan ibu.." ucap sang guru itu, dengan sigap para murid merapikan setiap hal yang menurut mereka berantakan.
"Disini ada murid baru, dia pindahan dari Jepang. "
Langsung, semuanya seolah-olah menganggap bahwa itu keren.
"Silahkan kenalkan diri kamu. "
Anak itu melangkah satu langkah maju.
"Halo semuanya.. "
"Pake bahasa Jepang dong! "
Dia hanya tertawa kecil tanpa meladeni dan tetap melanjutkannya, semua murid menunggu setiap kata, begitupun Lian dan Hesa, Brana tidak.. Sebab dirinya sedang tertidur.
"Nama saya Elden, saya pindah atas kemauan saya sendiri, orang tua tetep di Jepang.. Saya tinggal sama om, dan tante saya.. "
Semuanya tersenyum mendengar itu.
"Oh iya.. Dia ini sepupunya Katian. " saat guru itu berbicara demikian semua murid langsung membuang muka, malas melihatnya karena ada hubungan dengan Katian.. Orang yang paling di benci seisi kelas, terkecualikan untuk Sabina.
Bahkan kini Lian saja memutar bola matanya malas, ia menumpuk tangannya itu berniat untuk tidur seperti Brana.
Elden pun menyadari semua hal itu.. Dia menyadari perubahan expresi saat sang guru menyebutkan nama Katian, sepertinya memang semuanya tidak menyukai Katian.. Dan Elden mewajarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 red wires (only eyes witnessed)
Teen Fiction"sejak kapan ya rasa jadi sehampa ini? sejak kapan juga gua jadi seegois ini? " - enhypen local note: cerita masih tahap revisi (bersambung)