1945words
baca sambil musikkk
[\]
Lian, Brana juga Joa sangat amat berterimakasih pada Hanu, karena telah bersedia memberitahukan hal sepenting itu, walaupun sedikit terlambat. Lian paham.
Juga meminta maaf padanya karena hidup seperti orang tolol selama ini, Lian akui dirinya itu bodoh karena kurangnya rasa kasihan dan empati untuk melaporkan Tian pada sang kepala sekolah.
Tak apa..
Hanya juga sekarang nampak lebih baik, dan mungkin mereka pikir Tian tidak akan berani melakukan hal buruk lagi, mereka akan dihukum bukan?
Sebenarnya masih merasa canggung.
Sangat terasa canggung.
Maka dari itu Joa lebih memilih menghindar ketimbang ikut campur bersama keduanya, Joa tidak tahu apakah hubungan mereka baik-baik saja atau malah sebaliknya? Intinya saat itu dia pergi, bilangnya sih ada panggilan dari teman kelas.
Dan untuk kedua anak itu, Lian dan Brana,
Mereka pergi ke rooftop.
Ternyata se sejuk ini ya? Lian baru menyadarinya..
Lian menghirup udara segar disana, merasakan kedamaian yang ada, setelah kemarin itu dirinya merasakan puas karena telah memukuli bajingan seperti Tian.
"Gua gasuka. " tiba-tiba Brana mengucapkan kalimat yang membuat Lian menoleh padanya.
"Gasuka kalau kita jauhan, maaf.. "
Lian terdiam, dia tidak ingin memotong apapun sebelum Brana benar-benar menyelesaikan semua perkataannya.
"Gua rasa lo lebih pantas sama Joa, kalian sama-sama suka.. Kenapa mesti ngalah sama gua? Toh kalau misalnya gua sama Joa yang ada gua doang yang bahagia. "
...
"Ga sih, kayanya ga ada yang bahagia.. "
"Sakit, sakit banget kalau kita jalanin hubungan sama orang, tapi dia cintanya sama orang lain. "
Lian masih terdiam. Mendengar setiap perkataannya bahkan suara nafasnya.
"Lian, gua coba buat move on, jadi lo ga usah ngerasa canggung lagi sama gua apalagi sama Joa. Malah lo harus ungkapin perasaan lo dengan cara yang lebih romantis, gua dukung. "
"Gua juga marah banget sama diri gua sendri, gara-gara keributan sialan kita.. Hesa malah dapet sial, yang mana harusnya kita juga merhatiin dia. "
..."Maaf ya.. " Lian membalasnya setelah diam seribu bahasa.
"Maaf, Bran.. Maaf gua udah bikin lo sakit hati, gua ga papa banget kalo misalnya lo benci sama gua, karna gua sadar gua itu brengsek. "
"Ngomong apasi lo." Brana maju beberapa langkah untuk sampai diujung.
"Gua harus ikhlasin Kaneya, dan gua juga harus lupain Joa. Mungkin ini saatnya gua sama Kayla? "
KAMU SEDANG MEMBACA
3 red wires (only eyes witnessed)
Novela Juvenil"sejak kapan ya rasa jadi sehampa ini? sejak kapan juga gua jadi seegois ini? " - enhypen local note: cerita masih tahap revisi (bersambung)