1517words
just enhance that Brana's character is jay
[\]
Ternyata, hasil bolos kerja Hesa kemarin-kemarin membuat dirinya dipecat, nasibnya harus mencari kerja lagi, walau dimalamnya ia masih bisa bekerja sebagai guru les.
Tapi ia harus mencari pekerjaan untuk mengisi kekosongan waktu sore, Hesa memasuki jalan Braga berharap ada pekerjaan yang bisa ia lakukan disana, ada banyak tempat.. Dan ia bingung ingin mengunjungi yang mana, karena semuanya terlihat indah dan menawan.
"MAHESA! "
Seseorang memanggil namanya dengan lantang dari sudut kanan, Hesa mencari sumber suara itu yang dikerumuni banyak orang lalu lalang, namun matanya itu dapat melihat seorang dengan tangan yang melambai-lambai tangannya.
Itu Matthew, atau ketua kelasnya.
Matthew menghampiri Hesa saat dirasa jalanan terlihat sudah sepi.
Ia memukul bahu Hesa sebagai sapaan sore itu, "Ngapainn? Ngopi? " tanya nya
"Ngopi mah bisa di rumah.. "
"Yakan kali aja pengen nyoba nyoba gituu"
"Lu kan tau kalau gu-"
"Gue itu orangnya hemat.. " Matthew memotong kalimat tak terselesaikan Hesa.
"Udah apal gue! Ayolah! Gue traktir.. Mumpung guenya juga lagi sendiri.. "
Matthew mengajak Hesa untuk mencicipi bagaimana sedapnya ngopi di cafe cafe yang indah itu, sekali lagi diucapkan.. Hesa bukannya tidak mampu.
"Tapi gue ga sendiri. "
Mendengar itu Matthew bingung, karena jelas ia melihat Hesa hanya sendirian, malah sudah seperti orang kehilangan arah karena cenga-cengo saja sedari tadi.
"Lah, trus man-"
"MAHESSAYANGGG! "
Atensi keduanya langsung melirik seseorang yang berteriak didepan mereka, tepatnya 5 meter lebih jauh dari situ.
"Oalah.. Si bocah. " gumam Matthew saat melihat ada Lian disana, juga Brana yang jalannya sedikit lambat dari Lian, sementara Lian berjalan dengan grasak grusuk khas nya.
"Gua sama bajingan dua nemu cafe yang passs buat luu disana.. "
Untung saja Brana masih dibelakang, jadi ia tidak mendengar Lian mengumpat pada namanya itu.
Matthew yang mendengar nya mengeluarkan sedikit tawa.
"Cafenya bagus, adem.. Walau gua yakin semua cafe disini adem adem.. Tapi yang itu worth it lah! Gua udah tanya-tanya.. " kata Lian, dia menyadari kehadiran ketua kelasnya itu, tapi dia memilih memberitahu hal itu dahulu pada Hesa.
"Gaji nya si lebih lumayan dari yang lainnya, makannya kita saranin disana. " lanjut Brana untuk melengkapi kata-kata Lian
"Ohh, lagi nyari kerjaan? " Matthew menyambar
"Ga, nyari pacar dia.. Bosen sama Sab- bwinwwe.. "
Ucapan Lian tidak jelas sebab dengan cepat Hesa membungkam mulut bau ep ep itu sebelum mengoceh yang tidak jelas. Hesa tertawa garing, sementara Brana dan Matthew menatap mereka aneh, walau sisi ini Brana sudah tau siapa yang akan disebut Lian.
"Iyalah bre nyari kerjaan! " Kata Lian saat mulutnya telah selamat dari jemari Hesa yang menutupi mulutnya.
"Emang berapa gajinya? " tanya Matthew pada mereka berdua
KAMU SEDANG MEMBACA
3 red wires (only eyes witnessed)
Ficção Adolescente"sejak kapan ya rasa jadi sehampa ini? sejak kapan juga gua jadi seegois ini? " - enhypen local note: cerita masih tahap revisi (bersambung)