;jauh

18 4 1
                                    

2394words

[\]

Tok tok..



Tok tok tokk...





Ahh.. Siapa sih itu?

Pagi-pagi sekali seseorang mengetuk pintunya, padahal Brana ingin menghabiskan waktu libur dengan tidur, ia kehabisan tenaga hanya sekedar untuk minum saja. Saat itu pukul 6 pagi, waktu yang masih enak-enak nya memeluk guling.

"Ckk."

Ia berdecak, malas sekali untuk bangun, namun suara ketukan itu tak kunjung juga berhenti. Yaa, mau tidak mau ia harus membukakan nya.

Ia berjalan hingga kini berada dihadapan pintu utama.

Membuka pintu itu pelan.


Cek lek


"Haiii! "

Oh.

Brana kaget, karna dia langsung memeluk Brana begitu saja usai menyapanya tadi.

"Ka bel!! "

Brana melepas paksa pelukannya karena dirasa sedikit sesak.

Itu adalah Bella, kakak perempuan Brana yang sudah berkeluarga. Padahal janjinya sudah diminggu kemarin untuk datang kesini tapi baru datang sekarang?

"Emang ga kangen?? "

"Ga lah ngapain. " Brana masuk lebih dulu tanpa mempersilahkan Bella masuk, maka mau tak mau Bella hanya mengikutinya masuk kedalam, dia sendirian.

"Ka Mara mana? "

Mara adalah suami dari Bella, Brana tetap menyebut dia dengan sebutan 'ka' agar dia terasa lebih nyaman saja.

"Gabisa ikut.. Awalnya juga kaka gabisa kesini tauu, tapi ya karna udah janji jadi bisa deh! " Bella duduk di meja makan, sementara Brana menyiapkan teh hangat untuknya.

"Nyenye lu, bilang aja ga niat. Emang gue cocoknya tinggal sendiri. "

Brana mengaduk teh nya.

"Ga lah ganteeeeng! Beneran sibuk. "

Lalu mengantarkan nya pada Bella, dia pun ikut duduk.

"Pagi amat, tumben. "

"Karna siang harus balik lagi.. "

"Tuhkan, udah emang ga niat! " Brana sedikit menggebrak mejanya.

"Yaudah si.. Ini masih mending dateng, kasian sendirian. "

Bella mulai menyeruput teh nya.

Lalu sempat terjadi keheningan antara keduanya, entah Brana yang masih sedikit mengantuk atau Bella yang sibuk dengan meniup teh nya.

"Ka bel.. "

"Hm? "

"Ka bel tau? "

3 red wires (only eyes witnessed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang