;bohong

26 2 4
                                    

3191words

(CAS) - cry

[\]

You•
|Brana
|berhasil!
|jaya jaya buat lo sama Joa
|asekk

Lian berat untuk memberitahu hal itu pada Brana, setelah mengirim pesan itu nafasnya selalu terangkat berat baginya.

Ia hanya menatap langit-langit kamarnya.

7.10AM.

Namun dirinya masih duduk diatas ranjangnya. Lian kembali melihat pesan text nya yang belum dibalas oleh Brana, dia membacanya tetapi tidak membalasnya sama sekali.

Bahkan telpon darinya tidak ia angkat.

Maka yang dikhawatirkan Lian adalah soal ini, tiba-tiba pikirannya terganggu.. Kenapa Brana bersikap seolah-olah dirinya menjauhi Lian?

Lian akhirnya memilih bangkit untuk bersiap-siap pergi ke sekolahnya. Mengambil seragam yang ada di lemarinya, Lian sudah mandi yaaa..

Ditengah dirinya bersiap-siap seseorang menelponnya.

Dalam lubuk hatinya ia berharap bahwa yang menelponnya adalah Joa atau Brana. Tapi bukan dari keduanya, melainkan Mahesa.

"Kenapa, Sa? " tanya Lian

"Gua mau pergi ke (xxx) " jawab Hesa dari seberang sana

"Terus gunanya ngasih tau gua apa? "

"Sama Sabina. "

"Ya masalahnya hubungan sama gua apaaa! "

"Support dikit kek anjing. "

"Males."

Lian menutup telepon nya lebih dulu. Dan ia lanjut merapikan rambutnya itu.

Dan apa yang sedari tadi Lian cari-cari tak lain adalah sosok Brana yang belum tertangkap netranya itu. Tentang kejadian kemarin.. Rasanya seperti mimpi.. Jadi Lian hanya bisa hidup dengan melupakan kejadian kemarin, seolah-olah itu hanya bunga tidur saja.

Saat sudah sampai dikelas ia akhirnya menemukan sosok Brana. Namun.. Sedikit aneh.

Yaitu Brana yang bertukar posisi seperti sediakala ia pertama bersekolah disana, seakan-akan dirinya tidak pernah pindah ke belakang atau di depan dirinya.

Lian mencoba berpikiran positif, ia menghampiri Brana seperti biasanya.

Menepuk pundaknya dan mengatakan, "oyy kantin ga! "

Yang ditepuk, hanya memalingkan wajahnya, tak peduli akan sosok Lian disana.. Brana kembali fokus pada ponselnya yang kini dirinya juga memasangkan earphones pada kedua telinganya, membuat Lian terlihat bingung.

"Eh.. Lo kenapa si?? "

"Bran tau ga- "

Awalnya Lian hendak menceritakan tentang tanggapan Joa, dirinya hendak duduk disamping bangku Brana, akan tetapi lelaki itu malah pergi, meninggalkan Lian dikelas.

3 red wires (only eyes witnessed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang