2237words
[\]
"Kakek.. "
Hesa datang, memanggil kakeknya yang sedang disibukkan oleh pekerjaannya yang tak lain adalah membereskan motor atau sepeda rusak.
Kakek menyahut, ia menghentikannya dahulu.
"Benar nama ibu bapak itu Ghina dan Raja? " tanya Hesa tiba-tiba, kakek saat itu tidak membalas apapun, lebih tepatnya memang tidak mau. Maka tangannya kembali sibuk dengan obeng.
"Kek.. " Hesa memanggilnya lagi.
"Kamu ga bahagia tinggal sama kakek ya? "
Hesa langsung menggeleng, bukan itu maksudnya.
"Bukan gitu, Hesa cuma.. "
"Mahes.. Udah ya nak.. Ikhlaskan saja mereka, kakek gamau lihat kamu sakit hati. "
Hesa terdiam, membeku sebagai tanda kesedihan. Ia benar-benar ingin mengetahui tentang kedua orang tuanya, paling tidak ia ingin tahu tentang mengapa mereka meninggalkan dirinya?
"Kalaupun mereka sayang sama kamu, tanpa kamu cari pun mereka pasti datang.. "
Hesa merenungkan perkataan itu, ada benarnya.. Setelah 17 tahun lamanya apa mereka tidak berniat mencari anaknya kembali? Atau memang sudah tidak membutuhkannya?
"Kakek gamau lihat kamu sakit.. Bagaimana kalau ternyata mereka punya anak lagi selain kamu? "
Hesa tidak bisa menjawab, mulutnya tertutup rapat, ia memikirkan juga apa yang kakeknya ucapkan itu.
"Hesa cuma mau tanya.. Kenapa tinggalin aku? "
Sudahlah..
Tidak ada yang bisa diharapkan,
Benar kata kakeknya.. Bagaimana jika kedua orang tuanya ternyata sudah berkeluarga? Sudah bahagia bersama berlian barunya? Bukankah itu malah semakin menyakitinya?
Lagipula.. Seharusnya mereka mencari keberadaan Hesa jika masih membutuhkannya atau setidaknya sayang? Tapi sampai sekarang tidak, tidak ada tanda-tanda apapun untuk keduanya datang kesini.. Pada Hesa.
Kini Hesa hanya bisa menangis..
Menangis
Menangis
Dan menangis
Diantara ramainya orang berlalu lalang.
Hesa berada di halte bus. Entah? Dia hanya ingin duduk disana.
Lalu, pelan-pelan tangisannya itu semakin terasa, semakin terdengar.. Tak apa, tak apa jika orang-orang disana mengetahui perasaan sedih itu. Hesa sesenggukan, tak bisa menampung semua.
Semua yang terjadi bukan keinginannya, tapi seakan-akan ia meminta, dan mengapa takdirnya begitu jahat padanya?
Hesa mempunyai satu permohonan..
Untuk sekarang ini, tak peduli tentang bagaimana perasaan orang tuanya terhadap nya, bagaimana perasaan tidak peduli itu terhadapnya, Hesa pun tak peduli jika pada kenyataannya ibu dan bapak tidak pernah membutuhkannya.. Namun ia memohon, agar bisa dipertemukan
KAMU SEDANG MEMBACA
3 red wires (only eyes witnessed)
Novela Juvenil"sejak kapan ya rasa jadi sehampa ini? sejak kapan juga gua jadi seegois ini? " - enhypen local note: cerita masih tahap revisi (bersambung)