27. Gadis Kucing

2 0 0
                                    

“Nyonya, Anda benar-benar menggemaskan!” puji seorang pelayan, tak dapat menyembunyikan kekagumannya.

“Kostum itu sangat cocok untuk Anda. Anda terlihat manis,” sambung pelayan berambut pendek, wajahnya merona.

"Anda terlihat seperti karakter anime sungguhan, sangat menawan,” tambah pelayan yang memiliki belah dagu, menahan diri untuk tidak mencubit nyonya rumahnya.

"Semua tamu pasti akan terpukau melihat keimutan Anda malam ini." Pelayan berkuncir kuda menggelepar-gelepar, merasa geregetan.

“Nyonya kami yang terbaik!” Pelayan berwajah bulat mengacungkan jempol sembari mengerlingkan matanya.

Yalena mengadakan pesta ulang tahun di vila keluarganya. Dia mengundang teman-teman di fakultasnya. Awalnya, Yalena berencana mengadakan pesta di rumahnya, tetapi dia berubah pikiran karena khawatir mengganggu privasi Bastille.

“Kalian selalu seperti itu. Awas kalau berbohong, ya,” ancam Yalena sambil mengibaskan wig panjangnya dengan genit. Dress mini setengah paha dan sweater jingga yang dikenakannya, ditambah dengan bando telinga kucing, membuatnya tampak persis seperti karakter gadis kucing Nekomata yang dia perankan.

“Kawai!” seru keempat pelayan itu dengan gaya yang manis, menirukan suara gadis Jepang.

“Ah, Nyonya, tuan harus melihat ini. Kenapa Nyonya tidak mengirimkan foto atau video?” saran salah satu pelayan, terpesona oleh penampilan Yalena yang menggemaskan. Dia yakin tuannya pasti akan senang melihat kecantikan Yalena malam ini.

“Ide bagus!” seru Yalena dengan wajah berseri-seri, sambil memandang keempat pelayannya dengan senyuman lebar. “Baiklah, kalian semua, keluar sekarang!” Dia menunjuk pintu dengan penuh semangat, membuat keempat pelayan wanita itu saling pandang bingung. 

“Maaf, Nyonya, tapi ….” Salah satu pelayan ragu, tidak mengerti perintah Yalena. Meskipun mereka ingin membantu, kebingungan menghampiri mereka ketika Yalena meminta mereka pergi, seolah-olah dia ingin melakukan sesuatu sendiri.

“Tidak!” potong Yalena, tegas. “Pokoknya kalian semua harus keluar. Cepat sana! Pergilah!” Dia bangkit karena gemas melihat para pelayannya malah saling bertukar pandangan, lalu mendorong keempatnya bergantian ke pintu, mengusir mereka.

“T–tapi, Nyonya, Anda membutuhkan bantuan ….”

“Shhh! Sudah, pergilah!” Yalena mendesak mereka untuk pergi, mendorong dengan sekuat tenaga. Setelah berhasil mengeluarkan mereka, dia segera mengunci pintu dengan cepat.

Yalena kembali memeriksa penampilannya di cermin, memastikan riasan wajah dan setiap detail kostumnya sempurna. Setelah itu, dia mengambil ponselnya dan mulai berswafoto, berpose imut dengan telinga kucing dan ekspresi wajah yang lucu. Yalena juga merekam video pendek, mengeong lembut dan mengedipkan mata layaknya gadis kucing Nekomata, berputar-putar manis di depan kamera.

Setelah memastikan semuanya sesuai dengan harapan, Yalena mengirimkan foto dan video tersebut pada Bastille. Dia terkekeh sendiri, membayangkan ekspresi Bastille saat melihatnya. Senyumannya kian merekah saat melihat centang dua menyala, tanda bahwa video dan foto yang dikirimkan sudah dibuka.

Akan tetapi, tiba-tiba dia teringat sesuatu yang penting: Bastille buta. Tanpa pikir panjang, Yalena segera membatalkan pengirimannya, takut menyinggung perasaannya. Mereka baru saja akur, sangat tidak masuk akal jika harus kembali salah paham.

Sementara di tempat lain, Bastille terkekeh menonton video yang dikirimkan Yalena. Namun, saat hendak melihat kembali fotonya, tiba-tiba pesan itu dihapus oleh pengirimnya, membuat dahi Bastille mengernyit. Dia pun segera mengetik pesan.

SugarDaddy: Kenapa dihapus?

Pesan singkat dari Bastille sampai, dan segera Yalena membalas.

Yalena: Maaf, aku lupa. Aku tidak bermaksud mengejekmu.

SugarDaddy: Tidak masalah. Kacamata pintarku mendeskripsikan semuanya dengan jelas.

Tak lama kemudian, foto dan video itu kembali diterima oleh Bastille. Yalena mengirim ulang. Untuk mencegah penghapusan kembali oleh pengirimnya, Bastille segera menyimpan foto dan video tersebut dalam aplikasi penyimpanan ponselnya.

Bastille tersenyum puas memandangi foto Yalena yang menggemaskan. Namun, dia segera memalingkan wajah dan menaruh ponselnya ketika tatapannya mulai tidak sopan. Seketika dia merasa seperti seorang penjahat, karena memiliki hasrat terhadap gadis belia itu.

Membayangkan melakukan sesuatu yang intim dengan Yalena membuat Bastille merasa memiliki nafsu yang jahat terhadapnya, dan dia merasa bersalah. “Ini membuatku gila,” gumamnya. Tak mau merusak suasana hatinya, Bastille memutuskan untuk kembali fokus bekerja, mengesampingkan semua pikiran yang mulai mengganggu ketenangannya.

Istri Tengil Om CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang