chap 73

33 6 1
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘


Para petugas di kantor polisi terheran-heran melihat kondisi Dian. Wajah wanita itu pun sudah tidak jelas lagi akibat dipenuhi luka-luka. Pandangan mereka berpindah-pindah dari fort kepeat, dan ke perempuan yang sudah tak berbentuk itu lagi.

Peat sedikit menjauh dari Dian, ngeri berdiri di dekat wanita tersebut karena tampangnya yang sudah sangat mengerikan. Tak lama kemudian petugas medis di penjara tersebut datang mengambil alih Dian.

"Dia sih pelaku penculikan itu?" tanya August rekan kerja fort yang kebetulan ada di situ juga. Fort mengangguk.

"Terus siapa yang memukulinya sampai seperti itu?" tanya August lagi. Beberapa rekan kerja mereka sudah kembali ke tempat masing-masing, mengerjakan tugas mereka.

"Kakakku." Peat yang menyahut mewakili fort. August menatapnya.

"Kakakmu? Kau siapa?"

"Adik dari kakakku." sahut peat tidak jelas. Sikapnya sangat amat santai, walau ia tahu yang bicara di depannya sekarang mungkin adalah detektif sama kayak fort. Ya tidak mungkin cleaning service kan?

"Siapa kakakmu?"

"Orang yang membuat wanita tadi babak belur." August membuang napas kasar. Jengkel dia lama-lama bicara dengan laki laki tidak jelas di depannya ini.

"Maksudku siapa namamu!" katanya ketus. Peat malah tertawa. la kadang suka membuat orang lain kesal kalau responnya lucu seperti pria yang berdiri di depannya.

"Ohhh, namaku ..."

"Dia peat, adik teman lamaku." potong fort lalu memiringkan kepala menatap laki laki itu.

"Jangan main-main lagi. Ini kantor polisi, bukan tempatmu main-main anak nakal. Pulang sana." ucap pria itu menyentil dahi paet pelan lalu berjalan memasuki ruangannya yang terpisah dari orang-orang itu. August sampai heran seorang fort yang jarang berinteraksi dengan orang orang  bahkan sesama rekan kerjanya yang perempuan atau laki laki, malah memperlakukan laki laki asing itu berbeda dari perlakuannya ke orang orang. August bisa melihat seperti ada ketertarikan dari seorang fort terhadap lki laki bernama peat ini.

Laki laki itu sendiri, bukannya mendengar perkataanfort, malah mengikuti lelaki itu memasuki ruangannya. August sempat menahan dan melarangnya tapi peat tetap bersikeras masuk. Dan disinilah dia sekarang, duduk manis di kursi depan meja kerja fort.

Lelaki itu duduk dihadapannya. Matanya sibuk di depan komputer. Pasti ingin membuat laporan penangkapan Dian, menurut peat. Peat duduk diam dengan kedua tangan menopang dagu dan pandangan yang terus tertuju kefort. Mengamati keseluruhan wajah pria itu.

"Gaya rambutnya, mata, hidung, bibir, rahang, garis wajahnya, semuanya adalah tipeku. Perfect."

gumamnya, pandangannya tak lepas sedikitpun dari lelaki yang duduk di hadapannya. Tentu fort bisa dengar. Lelaki itu dibuat tidak fokus. la menghentikan pekerjaannya sebentar dan menatap balik peat.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang