DL | Chapter 1

847 85 0
                                        

SUTSUJIN

Gw terjatuh, cepat sekali. Gw ga inget kejadian apa yang nyebabin momen ini. Momen dimana gw jatuh dari ketinggian. Gw terjatuh - tanpa henti. Ga ada tanah di bawahnya, hanya jurang kegelapan yang sangat teramat gelap.

Tapi di satu sisi gw merasa nyaman, terasa rilex. Gw menyatu dengan angin, terbang tanpa sayap, merasa bebas.

Dan kemudian boom.

Apa? Gw jatuh ke tanah? Bukan.

"Anjir" Gw berdesis, jatuh dari tempat tidur karena diguyur air dingin yang membasahi tubuh gw. Gw menatap si brengsek itu "Hazel, apa-apan ini anjir?"

Mata nya menatap ke arah gw, dengan senyuman nya yang jahil, gw tau dia menikmati kejahilan yang baru aja dia lakuin.

"Gw bakal bangun lebih pagi dan bersiap-siap sebelum berangkat kerja," katanya dengan suara yang cempreng dan mengejek, jelas-jelas menirukan ucapan gw kemarin.

"Ok, rencana gw berubah. Gw lagi mimpi indah dan ga mau digangg-"

"Ga peduli, ga nanya. Buru siap-siap" sela dia, sambil melemparkan ember yang baru saja dia pakai untuk mengguyur gw. "Buat apa?" gw mendengus.

"Apa lu udah lupa bang?" katanya kaget. "Oh wow, Arthur Sutsujin Sunarkho. Buat seseorang yg menghabiskan separuh hidupnya buat belajar menjadi dokter, dan lu masih sebodoh itu?"

"Anjir!" gw berteriak saat kesadaran menghantam gw bagaikan truk yang melaju sangat kencang. "Zel, hari ini hari pertama gw jadi dokter residen!"

"Iya bang," Hazel memutar bola matanya, "Gw udah sadar duluan makasih, lu nya aja yang lemot. Sekarang mending lu mandi, beres-beres biar keliatan fresh, gw yakin dokter senior lu ga mau ngeliat lu dateng ke kantor pake... boxer Spongebob?"

Matanya melihat ke bagian tubuh gw yang seharusnya ga dia lihat, begitu juga mata gw. Lalu gw teriak, lebih ke arah jeritan sebenarnya. Jenis jeritan saat anak laki-laki berusia sembilan tahun mencoba meniru jeritan anak perempuan dan mengganggap itu sebagai hal paling lucu sedunia. Lu tau kan apa yang gw maksud? Ya kurang lebih jeritan seperti itu.

Gw dengan cepat meraih bantal yang ada di sebelah gw, dan meletakkan nya tepat di atas boxer gw yang memalukan. "Jangan ngebahas hal yang lu liat barusan, ngerti?"

Hazel bersiul, sambil membalikkan tubuhnya, berpura-pura ga denger.

"Zel, denger kan?"

"Iya iya denger gw," jawabnya. "Tapi gambaran diri lu pake boxer itu udah ada di dalem otak gw. Maaf bang, ga ada hal yang bisa lu lakuin untuk ngehapusnya. Sekedar info nih, mungkin gw bakal bawa bawa hal tadi buat ngancem lu selama sisa hidup lu."

"Lu berani begitu, gw bilangin bunda," kata gw sambil berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, bantal masih gw taruh di depan kejantanan gw.

"Bilangin aja. Jujur sebenarnya gw juga punya mirip kayak punya lu, tapi bedanya punya gw gambar Patrick. Gw awalnya ga nyadar kalo itu barang curian yang sebenarnya sih itu milik lu juga sampai gw tiba di rumah," dia tertawa mengejek.

Gw berdiri, melihatnya sejenak. Apa orang ini serius?

"Apa? Jangan natap gw dengan jijik gitu. Seharusnya gw yg natap lu begitu. Lu yang pakai boxer Spongebob itu." balesnya.

"Dan lu yang pakai boxer Patrick gw, pantes gw cari ga ketemu-ketemu."

"Gw ga nyadar sumpah bang," candanya, dia mengambil ember dan ngelempar ember itu ke arah gw. Gw menunduk di waktu yang tepat dan ember itu mengenai cermin di belakang gw dan memantul kembali mengenai punggung gw.

Hazel membuka mulutnya untuk mengatai gw sesuatu, tapi gw terlebih dahulu mengambil ember di belakang gw dan melemparkan tepat ke kepalanya. Itu ngebuat dia terdiam dan jatuh ke lantai.

"Anjing.." umpatnya. "Gw bilangin bunda lu bang."

Bisa dibilang ini adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk memulai hari gw.

Doctor's Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang