SUTSUJIN
“Dan kemudian dia ngangkat kalian ke tempat tidur juga,” kata gw. "Kok lu pada nyusahin orang banget sih"
"Diem lek, kepala ku pusing," keluh Dyren.
"Lu ngerti ga sih?" gw berdesis. "Gw ngebiarin orang asing masuk ke rumah gw karena kalian berempat mabuk berat dan ga punya rasa tanggung jawab sama diri kalian sendiri. Kita udah bukan anak SMA atau kuliah lagi, paham?"
"Iya maaf mama Arthur," Skylar menguap, menyingkirkan rambut dari wajahnya. "Tempat tidur ini punya siapa?"
"Hazel sama gw."
"Yah, kayaknya kalian harus tidur di lantai malam ini," Skylar berkata.
"Kenapa?" gw bertanya, berjalan ke tempat tidur dimana Dyren dan Skylar berbaring.
"Gw kayaknya ngompol deh pas tidur,
ga tau juga sih," dia mengangkat bahunya dengan santai. "Ngomong-ngomong, apa maksud lu ngebiarin orang asing masuk ke rumah lu?""Apa barusan yang lu bilang? lu ngompol di tempat tidur gw?" Hazel bertanya, ngelepas headphone nya dan memberikan tatapan tajam ke Skylar.
"Iya, dan gw akan ngelakuinnya lagi," katanya bangga.
"Gw bener-bener bakal nonjok lu," canda Hazel. "Dia bukan cuma ga bisa bertanggung jawab sama dirinya sendiri pas mabuk tapi rupanya dia masih ngompol kayak anak bocah juga."
"Anjir anak bocah." Idok tertawa.
"Bukan salah gw. Rasanya nyaman banget bisa tidur tenang tanpa ada tetangga di sebelah yang terus-teruan nangis dengan suara kenceng setiap jam 3 pagi," akunya.
"Kalian semua bener-bener ga ngedengerin apa yang gw bilang ya?" desis gw. "Orang yang baru gw temuin dua kali, sekarang tiga kali, tau di mana gw tinggal dan bahkan masuk ke dalam rumah gw cuma buat ngangkat kalian."
"Ganteng kah dia lek?" Dyren bercanda. Gw menendangnya sambil menghela nafas pasrah, “Terserah. Gw cuma berharap kalian ga ngulangin nya lagi."
"Agak aneh ga sih gimana kalian bisa terus pas-pasan?" Idok berkomentar, sambil mengangkat kakinya ke atas meja dan bersandar di kursinya sambil menguap.
"Itu bukan point yang gw maksud," gw mendengus, menyilangkan tangan. "Bayangin kalo dia ga muncul. Kita harus tidur di dalam mobil. Gw akan terlambat ke tempat kerja hari ini dan kalian bakal tidur seharian? Bukannya bos kalian bakal nyariin kalian nanti?"
"Sebenarnya gw dateng ke tempat kerja," kata Dyren. "Cuma ya terlambat beberapa jam."
"Gw ga peduli sama pekerjaan gw saat ini," desis Skylar. “Bos gw juga bakal senang kalo gw ga dateng.”
“Kenapa lu bilang begitu ler?” Idok bertanya dengan rasa ingin tahu. "Apa dia ngebenci lu?"
"Sialan itu nyebut gw waria karena gw mengecat kuku," dia memulai. "Jadi sekarang gw berlaga kayak banci setiap kali gw ngeliat dia. Gw ga tau kenapa dia belum mecat gw."
"Anjir si ler ada-ada aja kelakuannya," Hazel tertawa. "Bang, lu udah dapet match di Grindr?"
"Gw ga pernah pake aplikasi itu, ngebuka nya aja belum sama sekali" kata gw jujur. "Dan gw ga akan mau nyari pasangan dalam waktu dekat ini, perlu gw ingetin sama lu. Gw bakal baik-baik aja walau sendiri."
"Grindr, kata lu?" Idok bertanya, tiba-tiba tertarik sama topik pembicaraan nya. "Wow, baby ujin kita lagi nyari pasangan ternyata?"
"Ga," protes gw. "Itu bahkan bukan ide gw. Hazel yang nge-download tanpa persetujuan dari gw."
“Terus kenapa lu belum ngehapus aplikasinya?” Skylar bertanya. "Maksud gw, HP itu kan punya lu ya. Jadi lu bisa ngapusnya kapan aja."
"Diam," gw berdesis. "Sekarang gw pasti ga akan ngehapusnya cuma karena lu nyuruh gitu aja."
"Halah, alasan aja itu mah lek alasan," canda Dyren.
Gw berbalik buat natap dia, tapi sebelum gw bisa mengatakan apa pun, dia berdiri dan berjalan ke arah gw, ekspresinya menunjukkan rasa bersalah.
"Kenapa lu menatap gw kayak gitu, Ren?"
"Gw cuma mau minta maaf lek," katanya sambil menarik tangan gw. "Karena ga bertanggung jawab sama perbuatan gw sendiri abis mabuk dan malah ninggalin kau sama orang asing. Gw ga bisa bayangin gimana perasaan kau pas ada di situasi itu. Pasti berat ya lek?"
"Iya emang," gw berkata. “Gw bahkan ga tau apa yang harus gw lakuin sebelum dia muncul."
"Ya ya," katanya sambil berbalik membelakangi gw "Seperti yang gw katakan. Gw merasa bersalah sama kau karena itu. Gw cuma mau ngasih tau ke lu, kalo gw bisa memutar kembali waktu, pasti gw ga bakal kayak gitu lagi."
"Oh ya?" tanya gw sambil menatap tepat ke arah nya.
"Kalo bisa, gw bakal memutar waktu kembali," ulangnya sambil menghela nafas berat. "Gw ga bakal ngelakuin hal kayak gitu lagi ler."
"Bener ya? Bisa pegang kata-kata lu itu buat kedepannya?" gw berkata.
"Iya iya," dia menjawab "Tapi boong," lanjutnya.
"Haha ga lucu," gw berkata, memutar mata gw dan berbalik untuk melepas baju.
"Aduh baby ujin, mulus banget body nya," goda Dyren.
"Dia udah bilang kalo kau ga lucu ler" sela Skylar.
Dyren berdesis sebagai jawaban, “Apa kau bilang ler?”
"Yaudah kalo gitu coba, bilang sesuatu yang lucu."
"Oke kalo gitu," dia memulai, berdeham untuk mengatur suaranya. “Suatu ketika, sepasang kekasih mengharapkan bayi perempuan yang cantik. Namun, ketika wanita itu melahirkan, mereka mengetahui bahwa alih-alih melahirkan manusia, dia malah melahirkan seekor babon. Karena ini adalah sebuah anugerah, mereka memutuskan untuk menamainya dengan sesuatu yang istimewa."
"Siapa nama dia?" Skylar penasaran.
“Arthur Sutsujin Sunarkho.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Love.
Romance"Gw mungkin memerlukan donor hati , karena lu baru aja mencuri hati gw." "Tuan Rinz, Saya adalah dokter anda." - Arthur "Sutsujin" Sunarkho adalah seorang dokter residen yang baru saja lulus dari sekolah kedokteran. Meskipun ia merasa telah mempersi...