🧐 Fourteen 🧐

254 29 6
                                    

Asa masuk ke dalam rumahnya, tidak ada yang berubah namun asing baginya. 6 bulan lebih Asa jauh dari keluarganya tanpa ada satupun yang mencarinya. Netra Asa di sambut oleh senyuman manis Mama yang ia rindukan bersama adik bungsunya Alina. Mereka berdua mendekati Asa dan menggenggam tangan Asa, Asa yang melihat aneh atas apa yang di lakukan kepada dua orang di depannya.

"Selamat datang sayang, Mama kangen banget sama kamu."

"Abang apa kabar?? Syukurlah Abang baik-baik aja. Alina kangen sama Abang."

Kata rindu dari kedua orang ini memang tidak aneh, namun ada sesuatu di balik senyum Mama dan adiknya yang seperti ada paksaan dari raut wajahnya. Ada apa dengan keluarga ini selama 6 bulan belakangan ini??

"Asa baik-baik aja Mah, dek. Abang bisa jaga diri baik-baik."

"Syukurlah nak, Mama khawatir kamu kenapa-kenapa di luar sana."

"Aku kerja Mah, jadi Mama ga usah khawatir."

"Udah kangen-kangenannya???"

Suara berat bariton yang menggetarkan jantung itu terdengar. Mama dan Alina tiba-tiba mundur menjauhi Asa. Bukan hal aneh jika Mama dan adik bungsunya seperti itu, Papa yang berkuasa di rumah ini.

"Ada apa Pah?? Hari ini aku ada kerja."

Tepuk tangan itu terdengar dari kedua kakak laki-lakinya, Arthasena dan Arthur. Sedangkan kakak kedua perempuannya Alulana hanya diam dengan tatapan dingin sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Kerja apa kamu?? Udah punya apa kamu sampai ga mau pulang ke rumah?? Rumah mewah??? Mobil sport?? Atau laki-laki simpenan??"

"Dia punya bodyguard Pah."

"Asa, laki-laki yang datang bersamamu itu pacar kamu atau siapa??"

"Dia temenku Pah."

"Temen tapi mesra."

Celotehan Arthur membuat Papanya mengernyitkan keningnya. Lalu, ia berjalan mendekati Asa.

"Pacar atau teman??"

"Temen Pah, dia temen aku."

"Bohong Pah, dia bohong."

Akibat perkataan dua kakaknya itu, Asa mendapatkan satu tamparan keras di pipinya sampai tubuh mungilnya terdorong ke belakang dan ujung bibirnya berdarah.

"Kamu berani bohong sama Papa, hah??"

"Engga Pah, demi Tuhan dia temen aku."

"Kalau dia temen kamu, kenapa waktu itu dua kakakmu terkapar waktu Papa mau kamu pulang ke rumah?? Apa jelas cuma temen??"

Asa diam, ternyata kedua kakaknya itu merajuk pada Papanya. Tangan Asa di cengkram erat oleh Papanya dan di seret pergi dari ruang tamu.

"Ikut Papa!"

"Mau kemana Pah, Mah bantu aku, tolong aku Mah, Maaaaahhh."

Saat suara Asa makin menghilang, Mama dan Alina hanya memasang wajah khawatir saat sang ayah menyeret tubuh mungilnya pergi dari ruang tamu. Jika posisi jalannya Papa ke arah kiri ruang tamu, sudah di pastikan Asa di bawa ke ruang bawah tanah tempat 5 tahun lalu ia di siksa oleh Papanya.

Asa membulatkan netranya saat ia di seret ke dalam ruang bawah tanah itu. Sekuat tenaga Asa melepaskan cengkeramannya, namun gagal.

Ruangan dingin, lembab, gelap dan bersarang laba-laba itu terlihat jauh lebih kumuh dan tidak layak untuk di tinggali lagi. Ruangan itu adalah tempat Asa 5 tahun lalu saat ia di kucilkan oleh keluarganya selama 2 tahun.

[sᴘᴇᴄɪᴀʟ ᴇɴɪɢᴍᴀ ᴀʟᴘʜᴀᴠᴇʀsᴇ] (𝙸𝙼) 𝙿𝙴𝚁𝙵𝙴𝙲𝚃𝙸𝙾𝙽 𝙰𝙶𝙴𝙽𝚃 || HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang