[sᴘᴇᴄɪᴀʟ ᴇɴɪɢᴍᴀ ᴀʟᴘʜᴀᴠᴇʀsᴇ] (𝙸𝙼) 𝙿𝙴𝚁𝙵𝙴𝙲𝚃𝙸𝙾𝙽 𝙰𝙶𝙴𝙽𝚃 || Hyuckren

🧐Fifty Six🧐

Kaisar hanya terdiam diatas kursi panjang yang berada diujung taman rumah sakit, beberapa kali dia mengeluarkan feromone intimidasi karena ia ingin marahnya keluar walaupun ia pun mengendalikan jiwa Enigma nya supaya tidak merusak segalanya.

Mungkin 1 jam Kaisar termenung, suasana hatinya mulai tenang. Mama Asa pun kembali ke taman untuk bertemu dengan Kaisar setelah mengetahui kondisi Asa yang tertidur akibat obat penenang. Setelah jaraknya hanya 5 langkah dari tempat Kaisar berada, Mama berhenti.

"Mama boleh duduk di samping kamu nak??"

Ternyata Mama Asa kembali untuknya, seperti janjinya 1 jam lalu. Kaisar menoleh dan menganggukkan kepalanya. Mama Asa tersenyum lalu berjalan ke arah Kaisar dan duduk di sampingnya. Feromone intimidasi ga akan tercium karena posisi mereka berada di luar ruangan.

Setelah duduk,  Mama menggenggam tangan Kaisar dan menoleh kearahnya.

"Nak, Mama tau kalian saling menyalahkan diri kalian sendiri atas kejadian ini, dokter sudah cerita semuanya sama Mama. Hamil itu bukan suatu keadaan yang mudah nak. Mungkin bagi sebagian orang, hamil itu sangat mudah, tapi bagi Asa bukan hal mudah karena dia pasti mengalami shock waktu ia tahu ia hamil, dan mood dia pun berubah-ubah setiap kali masalah datang. Apalagi kamu tau, sebelum ini masalah datang silih berganti. Waktu Athasena di kabarkan meninggal, kamu di tuntut Papa masuk penjara atas tuduhan pembunuhan Arthasena, lalu ada kejadian mengerikan kemarin yang sampai membuat Asa kehilangan bayinya. Coba kamu pikirkan, betapa hancurnya hidup Asa saat bayi yang ia ingin jaga harus meninggalkannya secepat itu?? Asa mungkin ingin memberitahu kamu sebagai surprise untuk kamu, tapi semuanya berubah saat masalah itu datang nak. Bukannya Mama membela anak Mama, tapi kamu bisa lihat dari sisi Asa. Dia pun sama tidak ingin kehilangan calon anaknya, kamu juga kan?? Kalian saling mencintai satu sama lain. Biarkan anakmu yang sudah pergi dengan tenang itu bisa tersenyum di surga melihat Papa dan Papi nya bahagia walaupun tanpa kehadirannya di tengah-tengah kalian. Kalian bisa mempunyai anak lagi jika kalian siap, tapi Mama tolong jaga Asa dan cintai dia nak. Sekarang sudah saatnya Asa bahagia hidup bersama kamu. Sudah saatnya Mama melihat senyum merekah Asa lagi setelah berpuluh-puluh tahun Mama tidak melihat senyum manisnya lagi. Mama mohon yaa Kaisar, Mama mohon."

Mama Asa sampai berlutut di bawah kaki Kaisar dengan cepat Kaisar mengangkat bahu Mama untuk duduk kembali ke atas kursinya.

"Mama tidak perlu berlutut, aku hanya belum bisa menerima karena semuanya terlalu cepat. Asa sempat mual muntah sebulan yang lalu, namun prediksi serta USG dokter itu bukan hamil. Ada satu sperma di dalam rahim Asa tapi menurut dokter karena luka pada rahim Asa itu memperlambat pembuahan, maka dari itu kita pikir Asa memang akan lama untuk hamil. Namun kenyataannya, janin itu tumbuh tanpa sepengetahuan Asa dan aku Mah. Ya walaupun Asa mengetahuinya, tapi usia kehamilan 3 Minggu itu waktu yang cukup bagi kita mengetahui kehamilannya. Namun Tuhan berkehendak lain, Tuhan lebih menyayangi calon anakku. Aku sama sekali tidak ada niatan untuk meninggalkan Asa, tidak sama sekali Mah. Perjuanganku untuk mendapatkan Asa itu tidak mudah. Jadi mana mungkin aku melepaskan Asa begitu saja. Jadi Mama tenang saja ya."

Senyum bangga serta lega sang Mama membuat Kaisar ikut lega.

"Kembali ke ruangan nak, Asa sangat merindukanmu. Asa pasti senang, pujaannya kembali."

"Baik Mah, aku juga sangat rindu dengan Asa."

Saat Kaisar dan Mama bangun dan hendak berjalan, ponsel Mama berdering.

"Duluan aja nak."

Kaisar menganggukkan kepalanya, dan Mama mengangkat telponnya. Kaisar sengaja memperlambat jalannya, karena ia ingin mengetahui siapa yang menelpon Mama Asa.