Aca kesal sekali dengan tetangganya itu, pasalnya setiap Aca melewati koridor apartemennya, si mas pasti selalu saja merokok membuat ia kesal karena ia tidak menyukai asap rokok. Awal-awal Aca tidak menegur Elang, karena menganggap itu suatu kebetulan, tapi masa iya kebetulan terjadi berkali-kali, Aca menjadi kesal dan marah karena sempat dengan ucapan baik-baik bahwa jika Aca sedang lewat minta tolong hentikan merokok sebentar, tapi ucapannya tidak di gubris sama sekali, bahkan terkadang dengan sengaja Elang akan menghembuskan rokoknya di depan wajah Aca membuat si cantik marah.
"Mas elang! Saya kan sudah berulang kali bilang, kalau saya lewat minta tolong jangan merokok, saya tidak suka bau rokok, apa susahnya berhenti sebentar, kalau saya sudah masuk ke apart terserah mau lanjut merokok apa tidak!"
"ck, cerewet Lo. Orang gue gak ganggu Lo"
"buat saya itu mengganggu saya tidak nyaman! Tolong lain kali lebih peduli lagi, ini bukan gedung punya mas!"
Elang hanya menatap dengan pandangan tidak terbaca membuat Aca kesal dan membanting pintu apartemennya, bodo amat dengan Elang. Malam hari, bel apartemen Aca berbunyi dan ternyata Elang yang menekannya, membawakan si cantik makanan dan minuman sebagai permintaan maaf. Aca yang tidak ingin memperkeruh suasana pun mengiyakan ucapan maaf itu dan mengajak Elang untuk mampir, sebenarnya hanya basa basi karena si mas sampai membelikannya makanan, ternyata diterima, karena sungkan mengusir akhirnya Aca mempersilahkan Elang untuk masuk dan bertamu.
Aca yang memang kebetulan tengah sangat menyukai minuman rasa peach itu pun menenggaknya sekali, ia sangat haus sebenarnya, berniat ke minimarket tapi ternyata si mas datang dan membawakannya minuman, tentu saja tidak ia sia-siakan. Di arah lain, Elang yang melihat Aca sudah meminum minuman itu pun menyeringai, melihat jam mengetuk-ngetuk sofa, seakan-akan menunggu sesuatu. Aca di sebrang sana merasa pusing, kepalanya terasa terlilit bahkan si mas terlihat bercabang, nafasnya memburu entah karena apa, Elang yang sadar akan hal itu pun mendekat pada Aca, merengkuh tubuh ramping itu dan membisikkan sebuah kalimat yang mengatakan bahwa Aca harus menuruti perkataan Elang. Si cantik terdiam, terbengong dengan mata kosong, lalu dengan jentikan tangan akhirnya Aca sadar, namun terasa bukan dirinya.
"telanjang, gue pengen liat lo bugil"
Dengan senyum sumringah Aca bergerak sendirinya, membuka seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, matanya terus menatap Elang, seakan-akan Elang adalah poros dunianya. Elang pun mendekati si cantik mengelus pipi tembem itu yang dinikmati oleh Aca.
"Mas elang suka? Mau nyoba memek Aca mas?"
Aca mengambil sebelah tangan si mas, mengarahkan ke memeknya, entah kenapa saat melihat Elang gairahnya memuncak. Si cantik menekan tangan si mas di memeknya membuat Elang dapat merasakan tekstur kenyal dan lembut memek tembem itu.
"Gue gak minat memek lacur"
PLAK
Elang menampar memek itu membuat si cantik mengerang dan menggeleng, menahan tangan si mas agar tidak menjauh. Menatap Elang dengan tatapan memelas.
"memek aca pengen dikontolin mas"
a/n: yup.. fullnya di lynk yawww
KAMU SEDANG MEMBACA
oneshoot/ twoshoot nct bp & gs
Fanfictionarea 21+ cowok bermeki, jorokk jorokk minor DNI GAK SUKA SKIP AJA GAK USAH BACA!!!