CHAPTER 4

242 14 0
                                    

Recommended song for this chapter :

Bad Day - Daniel Powter








* * *







Aku terbangun dengan mood yang sangat baik. Masih menyangka semalam adalah mimpi, otomatis jariku meraba telinga dimana anting pemberian Ben terpasang. Pipiku merona. 'Ya Tuhan! Apa jadinya jika ponsel Ben tidak berdering?' Batinku tersipu.

Bunyi bel khas apartemen menginterupsi pikiranku. Aku terlonjak, segera bangkit dari ranjang dan mengintip jam di nakas. Setengah enam. Aku memutar bola mata, 'pasti salah satu pengacau Cleveland.' Batinku berdecak.

"Kenapa lama sekali sih, G? Kakiku sampai harus di amputasi karena terlalu lama berdiri." Teriakan khas Ashton berbunyi nyaring memenuhi koridor apartemen yang masih sangat sepi.

"Kau sungguh-sungguh mengganggu awal Seninku, AshBoy. By the way, selamat pagi." Aku berjalan menuju dapur dan Ashton mengekor dibelakangku.

"Okay. Good morning too, sunflower. Sepertinya aku melewatkan hal penting tadi malam, right? Makanya aku terpaksa mengganggu awal Seninmu. C'mon, G, aku menunggu ceritamu."

"Oh, c'mon boy, sepertinya bukan kakimu yang harus diamputasi, tetapi lidahmu. Dasar lelaki penggosip." Aku menuang teh kedalam cangkir dan memberikannya kepada Ashton.

"Aku bisa melihat jelas. G memakai anting? Wow." Ashton membuka kabinet dan mengeluarkan sereal serta susu bubuk strawberry.

"Terimakasih pujiannya, Mr. Sarcasm. Aku tersanjung."

"Kau tahu? Saat aku menuju kesini, aku dilanda kecemasan. Aku takut melihatmu menyambutku didepan pintu hanya dibalut dengan selimut dan aku menemukan si perjaka Stearns berbaring diranjangmu. Oh, tidak!" Ashton menggelengkan kepalanya berlebihan.

Tanganku menyilang didepan dada. Terkadang Ashton memang bisa lebih cerewet daripada wanita manapun. "Aku yakin tidak memasukkan marijuana kedalam teh nikmatmu itu, boy."

"Ayolah, G. Ben adalah tipe laki-laki membosankan. Setidaknya, dia tidak semenarik aku." Ashton mengecup pundakku lembut.

Aku memutar kedua bola mata. "Setidaknya dia bukan laki-laki dengan otak mesum sepertimu. Cepat habiskan tehmu dan cuci mangkuknya sekaligus. Kau tidak keberatan aku tinggal mandi kan, Ash?" Ashton mengerucutkan bibirnya sebal.

"Jangan membuat wajah tampanmu menjadi tidak menarik lagi, darl. Aku akan menceritakan apapun yang mau kau dengar setelah aku menyelesaikan rutinitas pagiku. Deal?" Aku mengecup pipi Ashton sekilas dan langsung bergegas ke kamar mandi.

HEART BEATSWhere stories live. Discover now