Recommended songs for this chapter :
Stole My Heart - One Direction
High Hopes - The Vamps
Fall - Justin Bieber
18 - One Direction
* * *
HARRY'S POV
"Aku pulang.."
Sepulangnya aku dari kampus, aku bergegas kembali kerumah. Mencari sesosok gadis berambut gelap yang menemaniku sejak semalam. Tidak ada jawaban. Akupun berinisiatif melangkahkan kaki kedalam kamar tidurku. Kosong, dan rapi. Kemudian aku berkeliling memeriksa ruangan-ruangan lain dan berharap Greece ada didalam salah satu ruangan dirumah ini. Nihil. Aku memutuskan mengambil segelas air dan berjalan keruang santai.
Belum sempat aku mendudukkan diri, terdengar suara Avril Lavigne dari dalam kamar. Ponsel ramping berwarna putih dengan hardcase bergambar gitar bergetar diatas nakas. AshGirl calling. Segera aku menggeser layar dan menjawab telepon yang masih nyaring berdering.
"Uh, Gees! Lama sekali kau menjawab teleponku." Terdengar Ashley menggerutu diseberang sana.
"Halo, Ash. Selamat sore."
Hening beberapa detik, kemudian suara Ashley kembali terdengar, "Harry? Kenapa bukan Gees yang menjawab telepon? Kemana dia?"
"Kamar mandi." Jawabku singkat. Jika aku mengatakan bahwa Gees pergi dari rumahku tanpa memberi kabar bahkan meninggalkan ponselnya, sudah pasti Ashley akan panik dan urusannya menjadi panjang. Ia akan mengadu pada Ashton dan Bradley bahkan pada ayah kami --ayahku dan Uncle Scott-- bahwa Greece menghilang.
"Ada apa, Ash?"
"Oh, begini Harry. Aku sedang berada di toko kaset bersama Ashton. Dan Ashton mengubah keputusan tentang album Justin Bieber."
"Kenapa?"
"Seperti yang Gees tahu, atau seperti yang kita tahu dari Gees bahwa Bieber belum memproduksi album lagi dan entah kapan albumnya akan rilis kembali, kami --aku dan Ashton-- berinisiatif untuk membelikannya album yang lain."
"Lalu?"
"Ada beberapa album yang bisa ia pilih. Maroon Five, Linkin Park dan The Red Jumpsuit Apparatus. Ya, ya aku tahu pilihannya sangat bertolak belakang dengan Bieber, tapi bisakah kau tanyakan padanya album apa yang ia inginkan?"
"Saranku, kalian belikan saja semua album-album itu. G tidak akan menolaknya."
Terdengar Ashley terkikik dan sayup-sayup juga terdengar suara Ashton yang memanggilnya.
"Begitu? Baiklah, Harry. Saranmu tidak pernah tidak berhasil untuk Gees kita."
Aku mengulum senyum. "Bilang pada Ashton biar aku yang membelikan G album Linkin Park."
"Oke, akan aku sampaikan. By the way, Harry, tuan sok sibuk dibelakangku sudah rewel. Sampai jumpa."
"Ya. Sampai jumpa."
"O-oh Harry!" Suara Ashley terdengar sebelum aku menutup panggilannya, kembali aku menempelkan layar ponsel ke telinga. "Aku dan Ash minta maaf malam ini tidak bisa berkunjung kerumahmu. Sampaikan juga kepada Gees kami tidak bisa menemuinya. Daah."
"Baiklah, Ash. Bye."
Aku menghela nafas lega. Memang sebaiknya mereka tidak berkunjung. Dan sekarang, aku harus menemukan Greece sebelum jam makan malam.

YOU ARE READING
HEART BEATS
FanficGreece Charlotte Lovering adalah contoh gadis beruntung. Dibesarkan dalam keluarga sederhana yang harmonis dan mempunyai sahabat-sahabat terbaik. Greece hampir selalu mendapat kemudahan dalam mewujudkan keinginannya, hingga ia merasakan cinta dan me...