CHAPTER 11

150 9 0
                                    

Recommended songs :

Take You - Justin Bieber

Perfect - One Direction

I Was Made For Loving You - Tori Kelly ft. Ed Sheeran

Treasure - Bruno Mars


* * *






Sudah satu minggu berlalu sejak ulang tahun Ashton. Dan sudah tiga hari aku kembali ke apartemenku setelah beberapa hari lamanya aku menginap dirumah Harry. Aku menatap berkeliling, bosan. Sejak siang tadi aku menghubungi Cleveland bersaudara namun mereka semua sedang punya acara masing-masing.

Pertama aku menghubungi koki jenius kebanggaanku, Ashley, namun ia ada janji dengan Connor dan Michael untuk menonton film dan akan menginap disalah satu rumah mereka.

Lalu aku menghubungi minion ikal kesayanganku, Bradley, ia bilang mungkin akan datang ke apartemenku saat makan malam bersama Niall dan Calum. Namun setengah jam yang lalu ia mengirim pesan padaku bahwa ia, Niall dan Calum tidak bisa datang.

Kemudian aku menghubungi playboy ceroboh favoritku, Ashton. Ugh! Pemuda itu sungguh menyebalkan. Ashton bilang ia tidak bisa menemaniku hingga dua hari kedepan karena mendadak akan berlibur dengan teman-teman barunya di klub skateboard.

Uniknya, secara serempak mereka menyuruhku untuk menghubungi Harry.

Jika saja semudah itu, tanpa disuruh pun aku sudah menghubungi Harry atau berlari kerumahnya agar aku tidak akan mati kebosanan seperti ini.

Kalian mau tahu kenapa aku bersikap seperti ada apa-apa dengan si perfect Cleveland?

Jadi, setelah Ben meneleponku saat aku, Cleveland bersaudara dan Nicole sedang berkumpul dirumah Harry, ia langsung pergi begitu saja. Saat kami sedang bingung kenapa Harry mendadak punya keperluan, dengan baik hatinya Nicole menawarkan Harry untuk mengantarnya dengan alasan ia juga akan kembali ke apartemennya. Tanpa berpikir panjang, Harry langsung mengiyakan tawaran itu dan membiarkan Nicole menggandeng lengannya.

Aku menemukan dua hal yang tidak Harry sukai. Pertama : Harry tidak pernah mau ada yang mengantar atau menemaninya jika ia bepergian, apalagi orang itu wanita. Kecuali aku dan Ashley; itupun dengan syarat, ia yang harus menyetir dan harus menggunakan mobilnya. Kedua : Harry tidak pernah membiarkan wanita asing merangkul, menggandeng dan memeluknya saat ia dalam keadaan sadar.

Dan kedua hal yang tidak ia sukai itu sukses ia langgar sendiri.

Aku jadi berpikir, apa Nicole bukan lagi orang asing? Bahkan mereka baru bertemu dua kali dan aku berlum pernah melihat Harry mengobrol dengannya kecuali saat berkenalan. You know, aku selalu bersama Harry sejak Nicole datang.

Bukan hanya itu, sejak Nicole mengantar Harry entah kemana, mereka jadi sering menghabiskan waktu berdua. Dan aku hanya bisa menunggu Harry pulang seperti ibu yang menunggu anaknya kembali dari bimbingan belajar. Boring!

Jika Harry tiba dirumah, ia hanya basa-basi menanyakanku seperti 'apakah kau sudah makan, G?' Atau 'kenapa kau belum tidur, strawb?' Aku benar-benar ingin muntah mendengarnya. Bahkan setiap malam saat kami akan tidur, Harry juga tidak banyak berbicara padaku, bahkan ia tidak bercerita apa saja yang telah ia lakukan seharian tadi.

Sampai pada suatu pagi yang cerah, saat Nicole menjemput Harry--seperti kebiasaannya beberapa hari belakangan--gadis itu tanpa tahu malu mencium pipi Harry. Padahal saat itu, aku dan Harry sedang menikmati teh buatanku didapur. Nicole menerobos masuk begitu saja.

HEART BEATSWhere stories live. Discover now