CHAPTER 12

160 8 0
                                    

Recommended songs :

Air - Shawn Mendes ft. Astrid

Standing In The Dark - Lawson

Green Light - 5 Seconds Of Summer

Always - Blink 182




* * *



HARRY's POV

Sudah satu minggu berlalu sejak ulang tahun Ashton. Dan sudah tiga hari berlalu sejak Greece meninggalkan rumahku dan memutuskan kembali ke apartemennya. Sekali lagi aku membaca pesan singkat dari Nicole dan dengan mantap aku mengacuhkannya.

Aku membaca pesan lain. Ashley. Ia menyuruhku untuk menemani Greece hari ini karena katanya, gadis itu hampir mati kebosanan dan Ashley baru saja berkumpul bersama teman-temannya hingga tidak bisa menemani Greece.

Lalu aku membaca pesan dari Bradley. Ia mengirimiku pesan serupa dan memintaku untuk membawakan Greece susu strawberry serta vanilla ice cream favoritnya.

Kemudian Ashton. Ia mengirimiku voice note yang isinya juga menyuruhku untuk menemani Greece ditambah kalimat penyemangat seperti 'jangan jadi pecundang! Katakan padanya bahwa selama ini kau mencintai Greece sebelum semuanya terlambat.'

Ya. Hanya Ashton yang selalu jadi si brengsek karena selalu mengingatkanku tentang perasaan sepihak ini.

Unik sekali bukan? Mereka serempak menyuruhku menemani Greece yang bahkan gadis itu sendiri tidak memintaku untuk menemaninya yang katanya hampir mati kebosanan.

Ponselku kembali bergetar. Nicole, lagi. Aku mendengus kasar sambil memutar mata membaca pesannya. Ia memintaku untuk menemaninya berbelanja. Ya Tuhan, yang benar saja! Aku sudah cukup lelah menemaninya berkeliling mall diseluruh London dan hampir mati karena memakan masakannya. Gadis itu sungguh merepotkan.

Jadi, setelah Ben menelepon Greece saat kami serta Nicole sedang berkumpul dirumahku sehari setelah pesta Ashton, aku memutuskan untuk melarikan diri karena tidak ingin mendengar acara kencan Greece dan Ben. Setidaknya, begitulah anggapanku hingga aku tahu bahwa Ben hanya menanyakan kabar gadis itu. Aku salah paham.

Tapi aku terlambat sadar karena dengan bodohnya aku menyetujui tawaran Nicole untuk mengantarku bahkan membiarkan Nicole menggandeng tanganku.

Aku tidak mengerti dengan diriku sendiri. Disatu sisi, aku merasa jengkel karena melakukan hal yang aku hindari sejak bertemu Greece, namun disisi lain, aku ingin melihat reaksi Greece jika aku bersikap terbuka terhadap gadis lain.

Tapi, mungkin memang aku yang terlalu percaya diri karena Greece hanya menatapku sebentar dan kembali sibuk dengan ponselnya.

Kebodohan keduaku adalah, setelah hari itu Nicole terus merongrongku dan aku tidak tega untuk menolaknya. Bagaimana aku bisa menolak? Setiap pagi ia sudah ada dirumahku untuk menjemputku. Gadis itu sama sekali tidak bisa membiarkanku seharipun duduk manis dirumah dan menghabiskan waktu bersama Greece.

Kalian tahu, menemani Nicole lebih rumit dan melelahkan dibanding dengan mengerjakan tugas-tugas kuliahku. Typical girls. Itu sebabnya aku tidak pernah mengobrol lebih lama dengan Greece bila sampai dirumah. Selain karena lelah, aku juga malu padanya bahwa selama ini aku hanya menemani Nicole berbelanja.

HEART BEATSWhere stories live. Discover now