CHAPTER 8

214 14 4
                                    

Recommended songs for this chapter :

Still Smiling - Cody Simpson

How You Get The Girl - Taylor Swift









* * *








Greece sama sekali tidak menyangka bahwa Ben sungguh-sungguh akan memasakkan sesuatu untuknya. Roast meats dengan daging ayam dan juga kudapan berupa carac dengan isian coklat serta cornish pasty dengan isian keju dan bawang diatas meja makan. Semua terlihat menggiurkan. Gadis itu tidak sabar untuk segera mencicipi masakan buatan Ben tersebut.

"Aku kira kau akan menyesal telah mengajakku makan malam, Benjamin Stearns. See? Aku tidak bisa berhenti mengunyah!"

"Sejauh ini aku memang menyesal." Ujar Ben serius.

Seketika Greece tersedak mendengar ucapan Ben. Namun laki-laki tampan itu hanya menatapnya jenaka sembari memberikan segelas air.

"Aku menyesal karena baru kali ini memasakkanmu sesuatu, bahkan kau menyukainya. Dan, yeah, kau juga membantuku memasak, bukan?" Ben .mengulum senyum. Terlihat mata Greece membulat menatap laki-laki itu.

"Pardon me? Justru sekarang kau yang membuat aku menyesal karena baru mengetahui bahwa kau pandai memasak. Siapa yang mengajarimu?"

Mereka berdua tertawa. Gadis itu menuntaskan makanan dipiringnya dan mengambil dua buah carac untuk dirinya dan satu potong besar cornish pasty isi keju untuk Ben.

"Kakekku. Beliau sangat gemar memasak hingga sejak muda dulu sudah mempunyai beberapa restoran." Ben memasukan satu sendok kudapan khas masyarakat Cornwall itu kemulutnya dan menelannya perlahan, "sebenarnya Ibuku juga senang memasak, namun beliau lebih suka membuat pastry."

"Dan kau mewarisi bakat mereka berdua? Whoaah.. kau membuatku merasa gagal menjadi perempuan." Greece terkikik geli.

"Tidak sepenuhnya benar. Aku hanya memasak sesekali, hanya untuk seseorang yang spesial." Ben menggenggam tangan Greece dan mengelusnya lembut.

"Oh! Apa restoran kakekmu ada disekitar London?"

"Tidak. Tapi ada di Manchester dan Birmingham. Selebihnya Kakekku membangun restoran di Amerika. Ayah dan Ibuku yang mengurusnya."

"Apa kau akan mengurus restoran Kakekmu yang ada di Inggris?"

Ben menggeleng, "saat aku masih di Amerika, orangtuaku memang sudah bercerai tetapi mereka masih bekerjasama untuk mengurus restoran milik Kakek, demi aku. Namun..." tatapan Ben berubah pilu, "namun karena kesalahanku, mereka tidak mau lagi bekerjasama dan memutuskan membagi rata saham restoran. Bahkan mereka tidak mau menoleh lagi padaku sehingga-" ben memejamkan matanya, nafasnya naik turun dengan cepat.

"Ben.. hei, sungguh, aku tidak memaksamu untuk bercerita." Potong Greece. Gadis itu mengulurkan tangannya dan mengelus lembut pipi Ben. "Kau ada di London sekarang. Bukankah kau bilang kau bahagia disini?"

Ben tersenyum lemah dan mengganguk. Ia tidak ingin menceritakan terlalu banyak hal tentangnya saat di Amerika dulu pada siapapun yang ia kenal di London. Bukankah ini misi melarikan diri? Beruntungnya ia karena gadis dihadapannya mengerti dan tidak mendesaknya. Hampir saja lidahku kehilangan kendali.

Melihat Ben sudah lebih tenang, Greece angkat bicara, "aku sudah selesai. Kau mau menambah kudapan lagi?" Gadis itu tersenyum hangat pada Ben mencoba mencairkan suasana.

"Aku bisa terkena diabetes jika melihatmu terus tersenyum seperti itu, GC." Ben berdiri dan membantu Greece membereskan meja dan memperhatikan gadis itu mencuci peralatan makan.

HEART BEATSWhere stories live. Discover now