CHAPTER 9

220 14 7
                                    

Recommended songs :

Girlfriend - Avril Lavigne

Life Of The Party - Shawn Mendes

Up All Night - One Direction

Secrets - Jacob Whitesides

* * *

"Dan membuat Harry yang kau anggap sahabatmu, harus mengelilingi London karena mencemaskanmu?"

Greece seketika memeluk Harry, sebagian karena merasa bersalah sebagian berusaha mencari perlindungan. "Ugh... sorry, H."

"Sudahlah, Ash!"

"Diam kau, pecundang!" Bentak Ashton kepada Harry. Ia menggertakkan giginya, rahangnya mengeras.

Greece benar-benar menciut dan tidak berani menatap Ashton. Selama gadis itu mengenalnya, belum pernah Ashton terlihat semarah itu. Ashton yang ia kenal adalah seorang laki-laki yang hobi bersenda gurau dan mempunyai senyum yang menular.

'Dan kenapa Harry juga menjadi sasaran kemarahannya?' Batin Greece bertanya-tanya.

"Cukup, Ashton!  Kau sudah membuat Gees hampir menangis dua kali hari ini! Kau sadar tidak? Gees sudah terlalu besar untuk kau marahi seperti itu. Bahkan dia bukan adikmu!"

Ashton menoleh cepat kearah Ashley dan memelototinya, "tapi dia sahabatku! Dia sama berartinya denganmu!" Bentaknya penuh penekanan.

Ashley membalikkan badannya dan mengambil 4 gelas berisi air putih. Alih-alih mendebat Ashton, gadis blonde itu justru mendesak kakaknya untuk meminum minumannya. Ashley memang punya kendali diri yang baik.

Greece angkat bicara, "sungguh, AshBoy.. kau tidak perlu membentak saudara-saudaramu seperti itu. Aku berani bersumpah Ben hanya mengajakku makan malam dirumahnya, bukan membawa aku kabur. Kami tidak sengaja bertemu di Waterloo station." Jelasnya lemah. "Dan Harry... maaf aku tidak mengabarimu. Aku tidak sadar tidak membawa ponselku." Greece semakin mengeratkan pelukannya pada harry. Lelaki itu masih bergeming.

"Apa Ben kembali memaksamu menjadi pacarnya?" Suara Ashton sedikit melunak namun matanya masih menatap Greece tajam.

"Ben tidak pernah memaksaku, Ash. Dia ingin meminta maaf. Bahkan dia khawatir jika kau masih marah padaku."

"Kau dengar sendiri, kan? Ben tidak mungkin berbuat macam-macam pada Gees." Bela Ashley yang duduk mendekat kearah Greece, Ashton mencibir.

"Harry.. kenapa kau diam saja? Seharusnya kau yang lebih marah padaku, bukan sepupu galakmu itu." Greece menggerutu pelan, menegakkan duduknya dan menatap Harry.

"Kau bukan gadis lima tahun berkepang dua yang harus aku marahi." Ujar Harry. Ia menghela nafas berlebihan, jengah ditatap seintens itu oleh Greece.

Greece dan Ashley terkikik mendengar pernyataan Harry. Ashton memutar kedua bola matanya jengkel.

"Baiklah. Karena kakek kita sudah puas bernyanyi, bagaimana kalau kita kembali membicarakan pesta untuknya?" Ashley menaik-turunkan alisnya dan tersenyum lebar. Ia menatap ketiga orang diruangan itu bergantian.

"Ok Mr. Troublemaker, kau ingin pesta yang seperti apa?" Ashley bertanya sambil mencatat apa-apa saja yang ingin dan akan dia siapkan diponselnya.

Greece terlihat tertarik tapi hanya mendengarkan. Sedangkan Harry merasa dongkol karena lagi-lagi rumahnya menjadi tempat pesta biadab ala Ashton.

Sesungguhnya ini baru kali kedua rumah Harry dijadikan tempat pesta, tapi masih terpatri jelas diingatan laki-laki bermata hijau itu saat Ashton tiba-tiba datang kerumahnya membawa banyak beer dan mengajak serta teman-temannya juga beberapa gadis yang bahkan Harry tidak kenal.

HEART BEATSWhere stories live. Discover now