CHAPTER 14

242 10 5
                                    

Recommended songs :

A Thousand Miles - Vanessa
Carlton

A.D.I.D.A.S - Little Mix






* * *

"Hi, ma Hermione."

Ben menyambutku begitu sampai dirumahnya. Ia mengecup dahiku dan menggiring ransel yang kubawa kedalam kamarnya.

Hari ini aku berencana akan menginap dirumah Ben.

"Sayang, kau mau mandi dulu?"

Aku menggeleng sambil merebahkan tubuhku disofa hitam milik Ben, "nanti saja, Benji. Aku masih berkeringat."

Aku memang mengendarai sepeda dari apartemenku, menolak tawaran Ben untuk menjemputku. Beberapa hari setelah insiden pengakuan Harry, membuatku jadi bersahabat kembali dengan sepedaku. Entah mengapa, rasanya hempasan angin yang menerpa tubuhku membuatku tenang, kakiku yang secara rutin mengayuh sepeda membuatnya lebih kuat menopangku, menopang hidupku.

Mataku kembali terasa perih, pertanda bahwa aku akan kembali menangis. Aku menengadahkan kepala menatap langit-langit dan menekan hidungku kuat-kuat agar tidak ada air mata yang jatuh.

'Kendalikan dirimu, Greece! Ingat, kau sedang bersama Ben.' Terdengar perintah dari dalam kepalaku. Tepat setelah itu, Ben datang dengan susu strawberry dan brownies.

"Kau benar-benar akan menginap, kan?" Ben menghenyakkan tubuhnya di sofa tepat disampingku, mengamati wajahku yang mungkin terlihat lebih berantakan dari biasanya, "aku tidak ingin tiba-tiba salah satu sahabatmu menelepon dan menyuruhmu pulang." Gerutu Ben.

"Itu tidak akan terjadi, Stearns." Kataku sambil memutar mata. Ben mengacak pelan rambutku dan beringsut ke rak-rak tempat ia menyimpan koleksi kaset DVDnya.

"GC, kenapa akhir-akhir ini aku jarang mendengar kabar tentang Clevelands darimu?"

Aku hampir tersedak brownies mendengar pertanyaan Ben; pertanyaan yang benar-benar ingin ku hindari beberapa waktu belakangan ini.

"Oh.., mereka baik-baik saja."





* * *

Sebut aku egois karena menghindari Cleveland bersaudara beberapa waktu lamanya. Bahkan saat Ashton pulang dari liburan singkatnya, aku memilih tidak menemuinya karena aku yakin ia akan bertanya apapun padaku selama ia tidak ada.

Aku bukan tipe orang yang suka berbagi cerita, namun dengan Ashton--dan terkadang Harry--itu tidak berlaku karena Ashton adalah tipe pemaksa yang tidak akan membiarkan korbannya melarikan diri sebelum rasa penasarannya terpenuhi.

Dan aku, adalah korbannya yang amat lemah karena tidak bisa berkelit darinya. Satu hal yang tidak pernah Ashton tahu selama ini adalah, aku menyukai sepupunya sendiri.

Harry. Satu nama, berjuta perasaan. Ia selalu hadir dibenakku setiap saat tanpa bisa dicegah. Aku berpikir ratusan kali, kenapa aku bisa terjebak dalam situasi seperti ini?

Selama dua puluh tahun aku ada didunia ini, tidak pernah sekalipun aku menyangka akan gila karena masalah perasaan, masalah hati, masalah cinta. Aku kira, hal yang aku alami ini hanya ada didalam opera sabun murahan. Aku benar-benar merasa konyol karena menjadi Greece yang melankolis lagi dramatis.

HEART BEATSWhere stories live. Discover now