2

89 19 6
                                    

🅱🅴🆂🆃 🅱🆁🅾🆃🅷🅴🆁

Hoseok masuk kedalam kelasnya. Menuju ke mejanya, lalu duduk di kursi miliknya.

"Hoseok-ah, kau kenapa?" tanya vernon menoleh.

Posisi duduk hoseok di barisan depan meja guru paling belakang. Lalu vernon di depannya, dan dokyeom di sebelahnya.

Hoseok menyentuh bibirnya. Nampak darah membekas di jari nya.

"Ah, aku tidak papa" jawabnya tersenyum.

"Kalau tidak papa kenapa bibirmu bisa berdarah?" tanya dokyeom.

"Sebelumnya jelas-jelas kau baik-baik saja"

"Apa kau terlibat perkelahian?" vernon meyakinkan agar hoseok mau membuka suara.

Di tempat lain, yoongi tengah duduk santai di rooftop. Ditemani kelima temannya dan juga beberapa minuman soda dan makanan ringan memenuhi meja. Tak hanya itu, mereka bahkan merokok.

"Yoon, kenapa kau memukul adikmu hanya karena sebuah mobil!" pertanyaan pertama jimin, setelah keheningan menyelimuti mereka.

"Kau tidak dengar tadi?"

"Dia lancang membawa mobilku, bahkan merusaknya!" jawabnya ketus.

"Ck, aku tau itu"

"Maksudku, kenapa harus memukulnya!" tanya jimin lagi.

Yoongi hanya diam. "Bukankah perlakuanmu terlalu berlebihan?"

"Benar apa kata jungkook"

"Bagaimanapun juga dia itu adikmu" sambung namjoon.

"Selama aku tidak mengingat bahwa aku memiliki seorang adik, maka dia bukanlah adikku!"

"Lalu bagaimana dengan fakta bahwa kalian tinggal dan hidup bersama di satu atap yang sama?"

Pertanyaan seokjin itu membuat yoongi sempat berpikir sejenak.

"Yah, siapa tau dia anak sebatang kara yang dibawa ayahku untuk tinggal bersama" jawabnya santai.

Kelima temannya hanya menggeleng. Benar-benar bingung harus menanggapinya bagaimana lagi.

Jam pulang akhirnya tiba. Semua murid berhamburan keluar. Ada yang langsung menuju gerbang depan, ada yang langsung pergi ke halte, ada juga yang pergi ke tempat parkir bagi mereka yang membawa kendaraan sendiri.

"Bagaimana kalian akan pulang?" tanya dokyeom pada dua temannya, yang kini tengah berjalan keluar gedung sekolah.

"Aku membawa motor sendiri"

"Kau hoseok?

"Mmmm, aku tidak yakin"

"Tetapi kalian bisa pulang saja dulu. Jangan khawatirkan aku"

"Kau sendiri bagaimana?" tanya vernon pada dokyeom.

"Aku bawa mobil" dokyeom menunjukkan sebuah kunci mobil.

"Hoseok-ah, bagaimana kalau pulang bersama"

"Bisa denganku, bisa juga dengan dokyeom"

"Tetapi aku hanya bawa satu helm. Lebih aman dengan dokyeom saja" usul vernon.

"Tidak perlu, kalian duluan saja" jawabnya tersenyum.

"Kau yakin?" tanya dokyeom.

Hoseok mengangguk mencoba meyakinkan. Setelahnya, kedua temannya itupun pergi mengambil kendaraan masing-masing, lalu meninggalkan pekarangan sekolah.

BEST BROTHER - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang