Part 11

18 15 3
                                    

#Beberapa jam kemudian Satya pun sampai ke sekolahnya

Hari ini adalah hari Senin, seperti biasa sekolah mengadakan upacara, Reyna belum juga sampai karna terjebak kemacetan di jalan raya.

"Anak itu benar-benar ya, disuruh bareng malah gamau." Batin Satya

Semua murid dan guru telah kumpul di lapangan, dan akan segera melaksanakan upacara.

Dari arah luar gerbang Reyna lari terburu-buru agar pintu gerbang tidak di tutup.

"Selamat pagii pak satpam, aduh rapih banget ya hari ini, pak izinin Reyna masuk ya plissss" Reyna memohon

"Duh kamu tuh selalu aja telat, udah kamu diem aja di sini sampe upacara selesai." Cegah pak satpam

"Ish nyebelin banget pak, udah di puji juga" kesel Reyna

"Kali ini ga akan ya saya kena ruyuan kamu, eh kecil-kecil udah jadi ratu buaya aja kamu" ejek pak satpam

"Yeeeh gini-gini juga saya mah laku wleeee" ucap Reyna sambil menjulurkan lidahnya

Satu jam berlalu, akhirnya upacara pun selesai

Guru BK pun menghukum Reyna agar berdiri di tengah lapangan menghadap ke tiang bendera

"Lagi-lagi kamu terlambat, bosen saya liat kamu terus." Ketusnya

"Ih apalagi saya Bu, bosen liat ibu lagi ibu lagi."ucap Reyna

"Ga ada sopan santunnya sama sekali, dasar minus akhlak."ucap Bu Heni dengan kesal

"Pokonya kamu berdiri disini sampai pelajaran pertama selesai." Sambungnya

"Hmmm, tau Bu." Ketus Reyna

Reyna pun segera berdiri di tengah lapangan sambil menghadap ke tiang bendera

Bu Heni pun pergi dari tempat itu, ia masuk ke ruangannya dan melanjutkan hukumannya.

"Huft anak itu menyebalkan sekali, kenapa harus dia sih yang jadi istri pak Satya." Bu Heni ngedumel

Satu jam kemudian

Saat sedang berseteru dengan batinnya sendiri, seseorang mengetuk pintu ruangannya

Tuk Tuk Tuk...

" Permisi.."

"Siapa ya?" Tanya Bu Heni

"Saya Satya Bu." Jawabannya

"Duh pak Satya ngapain kesini, bikin kaget aja." Ucap Bu Heni

"Anu Bu, saya mohon sama ibu untuk tidak menghukum Reyna sampai 2 jam, karna dia belum sarapan Bu ini sudah satu jam dia berdiri disana, saya khawatir dia sakit." ucap Satya

"Em gimana ya pak, duh yaudah deh bapa boleh suruh dia masuk ke kelasnya." Ucap Bu Heni sambil tersenyum manis ke arah Satya

"Yaudah ya Bu, saya permisi dulu mau ajak Reyna sarapan dulu."

Satya pun keluar dan langsung menghampiri Reyna di lapangan

"Iiih kesel, sebel banget sama sikap pak Satya, bisa-bisanya seperti ini sama saya." Ucapnya sambil memukul-mukul tembok

Bu Heni langsung melaporkan kepada pak kepala sekolah tentang kejadian ini, ia tak terima melihat Satya dan Reyna seakan-akan menunjukkan kemesraan mereka di depannya.

_skiip_

Saat sedang berjalan menuju lapangan, satpam menghampiri Satya, untuk memberi tau bahwa ada anak yang pingsan di lapangan.

"Pak tolong pak, ada murid yang pingsan di tengah lapangan." Ucap sang satpam dengan panik

"Apa, jangan-jangan itu Reyna." Ucap Satya tak kalah panik

Satya dan pak satpam itu berarti menuju lapang, saat sampai benar saja, Reyna sudah terkapar di pinggiran lapangan sebab satpam tadi membopongnya ke pinggir lapangan.

"Dek bangun dek, duh maafin aku dek gabisa jaga kamu." Lirih Satya sambil membopong tubuh Reyna

"Pak tolong beritahu kepada pak kepala sekolah saya izin untuk membawa Reyna ke rumah sakit." Ucap Satya sambil melangkah ke arah gerbang

Reyna pun dibawanya ke rumah sakit, saat diperjalanan menuju rumah sakit ia belum juga siuman tetapi ada darah yang mengalir dari hidungnya, sepertinya Reyna mengalami mimisan.

"Ya ampun dek, coba aja kamu nurut sama aku, mungkin kamu ga akan kena hukuman kaya gini" lirihnya

Akhirnya mereka pun tiba di rumah sakit, Reyna pun di berikan perawatan terbaik oleh dokter dan perawat yang lainnya.

Beberapa jam kemudian

Reyna pun tersadar dari pingsannya, ia merasa pusing saat badannya ingin mencoba untuk duduk.

"Loh ko aku ada di sini?" Reyna bertanya-tanya

"Ya ampun dek, akhirnya kamu sadar juga dek, sampe panik loh aku." Satya menghampiri Reyna

"Hah jadi aku pingsan bang?" Tanya Reyna

"Ia dek, Abang tadinya mau ajak kamu buat makan di kantin, eh pas masih di Deket ruangan Bu Heni ada satpam yang ngasih tau kalo kamu pingsan." Ucap Satya menjelaskan

"Huft, aku begini gara-gara tadi lupa makan bang."

"Kenapa ga sarapan dulu hmm?" Tanya Satya

"Takut kesiangan."ucap Reyna sambil cengengesan

"Hmm kamu makan ga makan pun kesiangan dek." Ejek Satya

"Hehe ia sih bang, aku minta maaf yah bang udah buat kamu bolos." Ucap Reyna sambil kembali merebahkan tubuhnya

"Iya gapapa, paling juga nanti Abang izin sampe kamu pulih."

Handphone Satya berdering, lalu ia pun mengangkat telfonnya, selang beberapa menit akhirnya terlfon pun berakhir.

"Pak kepala sekolah mau ngomong sama aku dek, jadi aku harus ke sekolah dulu ya, nanti aku balik lagi kesini." Kata Satya sambil memegang tangan Reyna.

Reyna merasa terharu, namun ia juga cemas, ia takut Satya di marahi oleh kepala sekolah karna bolos mengajar hanya karna mengantarnya ke rumah sakit.

Satya lalu berdiri dan melepaskan genggaman tangan mereka, ia bergegas menuju sekolah untuk menghadap kepala sekolah.

****

Saat di sekolah Satya pun masuk ke dalam ruangan pak kepala sekolah.

Tok tok tok...

"Permisi pak."

"Pak Satya, mari masuk pak."

"Baik pak, saya minta maaf ya pak karna saya sudah melanggar aturan sekolah untuk urusan pribadi."

"Ya pak saya mengerti, tapi saya menelfon bapak bukan karna hal itu pak."

"Loh, lalu apa pak?" Tanya Satya keheranan

"Saya dapat telfon dari saudara saya, nah di sekolah itu lagi membutuhkan guru olahraga, saya harap pak Satya menerima tawaran dari saya." Ucap pak kepala sekolah menjelaskan

"Huft kirain apaan." Batin Satya

"Gimana pak? Apa bapak setuju?" Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Satya

"Ba-baik pak saya setuju."

"Baiklah, mungkin Minggu depan bapak mulai bertugas di sekolah baru bapak."

"Ta-tapi maaf pak sebelumnya, saya ingin Reyna juga ikut sekolah di sana, agar saya bisa mengawasi istri saya." Ucap Satya berasa gugup

"Oh itu tak masalah pak, saya harap bapak betah ya mengajar disana." Tegas pak kepala sekolah

"Baik pak, sepertinya saya harus kembali ke rumah sakit dulu ya pak, kasian Reyna sendirian." Ucap Satya berpamitan

_Bersambung_

My teacher my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang