54. AI

279 31 1
                                        

Aina memaksa Habib untuk menjadi kameramennya. Dia mau membuat video ala-ala film Titanic yang ikonik. Video pertama Aina sendiri di dek kapal sambil berteriak, "I am the king of the world." kayak di film Titanic.

Lalu mereka juga berpose kayak Rose dan Jack di haluan kapal. Ini adegan paling tricky sih. Karena mereka harus memasang kamera di ujung dek. Habib membayangkan saja bagaimana kalau gopro itu sampai jatuh. Setelannya mereka duduk-duduk santai sembari sembari melihat komen dari video yang sudah diupload di Instagram Aina dan menikmati pemandangan.

"Lihat, banyak followers-ku yang memuji ketampananmu."

Habib hanya tertawa garing. Entah mengapa Habib tidak terlalu suka jika kegantengannya dipuji. Apakah memang dia tidak memiliki kelebihan lain selain wajahnya itu? Apakah Aina juga memutuskan untuk menikah dengannya karena itu? Sejujurnya Habib tidak mengerti mengapa Aina mau menikah dengan dirinya yang mokondo ini.

"Mengedit video sekarang ini lebih asyik dengan AI. Kita tinggal memasukkan foto dan video saja, color grading dan stabilization-nya sudah otomatis. Aku sangat suka AI, tapi Kak Bella nggak. Dia bilang AI akan merebut pekerjaan kita dalam beberapa tahun ke depan. Dan katanya mungkin saja kurang dari 100 tahun lagi, petaka yang ada di film Terminator akan beneran kejadian. Robot yang menjajah manusia. Itu alasan yang sering dia buat untuk nggak menikah dan punya anak. Karena nggak ingin anaknya hidup di dunia yang kejam ini. Kalau menurutmu gimana? Apa mungkin yang ada di film Terminator itu bakal kejadian?"

Habib berpikir sejenak kemudian menggeleng. "Secanggih apa pun robot. Mereka hanyalah alat. Mereka tidak akan bisa melakukan apa pun tanpa manusia. Mereka tidak memiliki jiwa ataupun motivasi."

"Eh, tapi ada tuh Turing test Lamda yang sempat bikin heboh. Katanya di salah satu percakapan, AI yang dikembangkan oleh google itu menjawab seperti dia memiliki kesadaran. Dia takut kalau dirinya dimatikan."

"Menurutku, itu hanya klaim sepihak dari Blake Lemoine saja. Lamda adalah AI. Dia diprogram untuk berpikir dan menjawab seperti manusia. Dia hanya memunculkan jawaban yang diinginkan oleh Lemoine. Tidak ada bukti bahwa Lamda benar-benar memiliki perasaan. Perasaan itu berasal dari jiwa atau ruh. Hanya makhluk hidup yang memiliki ruh. Dan ruh itu ditiupkan oleh Allah ke dalam ciptaannya. Itu hal tidak bisa dilakukan oleh manusia."

Aina menopang dagu tampaknya dia sedang berpikir dengan keras. "Jadi menurutmu, 100 tahun lagi kira-kira dunia akan menjadi seperti apa dengan keberadaan AI ini? Bukankah akan menjadi semakin canggih?"

Habib mengangkat bahunya. "Perang akhir zaman dalam Islam dari hadits dikatakan akan menggunakan batu dan kayu. Einstein juga meramalkan hal itu. Perang dunia keempat manusia akan menggunakan batu dan kayu."

Aina mengerutkan kening. "Perang dunia keempat? Yang ketiga saja belum, kan?"

"Iya. Kamu tahu bom atom dan bom hidrogen, kan? Sekarang ini negara-negara adidaya berlomba untuk membuat senjata perang terhebat. Jika perang dunia tiga akan terjadi suatu saat nanti.l, Einstein memprediksi bahwa perang itu akan menghancurkan seluruh peradaban manusia, hingga nanti yang tersisa hanya batu dan kayu."

Aina bergidik membayangkan ucapan Habib itu. "Ngeri sekali ya, semoga kita tidak turut menyaksikan perang dunia ketiga itu."

"Yah, yang penting bagi kita sekarang adalah mempersiapkan diri. Karena ada yang lebih menakutkan dibandingkan perang dunia ketiga atau pun keempat. Yaitu pengadilan Allah di Padang Mahsyar."

"Aku merinding," lirih Aina. "Sepertinya kapan-kapan kamu harus coba berdebat dengan Kak Bella. Mungkin kamu bisa menang. Kamu pasti kesel deh kalau lihat kelakuan dia. Maksudku, kalau dia nggak mau nikah atau punya anak karena menganggap anak itu beban, itu urusan dia. Tapi yang aku nggak suka, dia sering banget deh nakut-nakutin sepupuku yang lagi hamil. Soal anaknya yang bakal menderita karena lapangan pekerjaan akan direbut AI dan sebagainya. Ngeselin banget."

Habib tertawa kecil walaupun dalam hati dia menolak keras. Berdebat dengan Bella pastinya akan sangat menguras energi. Membayangkan saja sudah membuatnya lelah.

"Kakakmu itu hanya mencari pembenaran atas luka hatinya. Mungkin jika suatu saat dia bertemu pria yang tepat, dia bisa berubah pikiran," ucap Habib.

***

Prajabatan Cinta versi wattpad udah tamat! Yang kepo bisa langsung mampir ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prajabatan Cinta versi wattpad udah tamat! Yang kepo bisa langsung mampir ya.

Terpaksa Menikahi Dokter 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang