Tolong katakan pada Caspian untuk tak memaki siapapun yang menyebarkan rumor Everett sakit parah. Membuatnya mau tak mau menggantikan si empunya untuk hadir di rapat dewan direksi lagi yang tiba-tiba.
Tatapannya mendatar saat memasuki ruangan yang mayoritas diisi oleh orang-orang paruh baya. Terlebih melihat wajah pongah dari keluarga bibi kedua Everett ingin rasanya dia siram dengan kopi di tangannya.
Rapat ini dibuka dengan basa-basi belaka sebelum paman Everett yang pertama dengan gagah berani menlontarkan meriam.
“Aku mendengar Everett kondisinya semakin memburuk. Kita tidak bisa terus begini. Jika kabar tersebar luas maka citra perusahaan akan turun.”
“Akan lebih baik jika segera mencari pengganti sementara sampai ada kepastian terkait kondisinya.”
Kalimat ini diam-diam diangguki oleh pihak pendukung mereka. Terlebih si jelek Lucas yang tanpa kepentingan menyiramkan bahan bakar ke dalam api.
“Paman pertama benar. Apalagi yang menggantikan Everett orang-orang yang tak berkepentingan. Bukan kerabatnya sendiri.”
Jelas kalimat ini menyindir Caspian yang memang dipercayai Everett untuk sementara menduduki posisinya.
Caspian masih tak bersuara, Everett bilang sebagai manusia tidak baik ikut menggonggong bersama dengan anjing. Jadi lihat saja mereka memperebutkan tulang sementara diri sendiri memakan dagingnya dengan nikmat.
Pria 27 tahun itu dengan santai menyesapm kopinya. Pura-pura buta dengan senyum provokasi dari Lucas sialan itu.
“Menurut sekertaris Caspian sendiri bagaimana? Mengingat anda yang beberapa minggu menghandle pekerjaan milik presdir.”
Kali ini Austin, satu-satunya putra dari paman ketiga Everett yang bersuara. Caspian menatapnya waspada. Diantara para sepupu Everett ini, Austin berada di posisi abu-abu, dan orang seperti inilah yang paling patut dihindari.
“Dewan direksi sekalian. Saya benar-benar setuju jika memang selagi Presdir belum sepenuhnya pulih. Harus ada pengganti yang menghandle perusahaan.”
“Seperti yang diketahui bahwa biasanya yang berhak memegang kendali pasti pemegang saham tertinggi. Sementara Presdir saat ini memegang saham tertinggi sebesar 45%.”
“Jika dengan demikian maka, posisi yang harus memegang kendali berikutnya tentu saja pemegang saham tertinggi kedua.”
Mendengar penjelasan Caspian ini, paman pertama Everett yang sedari tadi terlihat tak menggebu mulai mengankat wajah dengan angkuh.
Everett mewarisi 45% saham dari Jeffrey dan Joana. Paman pertamanya George memiliki 12% sahan, sementara bibi kedua Lulane dan paman ketiga Castor masing-masing 10%.
Geroge sangat optimis, ada gunanya juga dia bersusah payah meremas 2% lagi saham dari mendiang sang adik. Di posisi kali ini sudah pasti dia yang akhirnya memegang kendari.
Sisa langkah terakhir bagaimana posisinya akan permanen. Khayalannya begitu sempurnya sampai suara Caspian kembali membuatnya berada di realita. Siap dengan kendali yang akan menjadi miliknya.
“Tentu saja berdasarkan data terbaru pemegang saham. Berikut ini saya tampilkan. Maka sudah selayakanya pemegang saham 15% ini yang memegang kendali sementara.”
Semua yang hadir terkejut mendengarnya. Melihat data yang ditampilkan dalam proyektor dengan tak percaya. Selama ini mereka pikir sisa 23% saham tersebar luas.
Tidak menyangka bahwa sosok yang mereka kira tak memiliki andil apapun melahap pai daging 15% dari saham milik D’Realty Trust.
“Saya Caspian Louis Alexander yang akan memegang kendali sampai Presdir kembali. Bukan sebagai sekertaris Presdir tetapi sebagai pemegang saham tertinggi kedua setelah Everett Gavriel Dominic.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalence
General FictionAm·biv·a·lence /amˈbiv(ə)ləns/ The state of having mixed feelings or contradictory ideas about something or someone. Just story between Athlas and Everett