Rumah singgah 5

35 5 2
                                    


Semenjak hari di mana agatha bertemu dengan gadis yang mengaku pacar andra, agatha tidak pernah lagi bertatap muka dengan anak laki-laki itu. Setiap andra akan mendekatinya, agatha selalu menghindar, entan dengan pergi ke perpustakaan atau ikut bergabung bersama baby dan teman-temannya.

Hingga akhirnya ia mulai merasa andra sudah tidak lagi mengejar dan perlahan menjauhinya. Mungkin ia bosan terus menerus mengejar agatha, lagi pula untuk apa mengejar gadis sepertinya, jika di luar sana ia bisa mendapatkan gadis seperti apapun yang ia mau, pikir agatha.

Namun entah mengapa, semenjak itu agatha merasa kosong. Ada yang sedikit berubah dari kehidupannya. Jika dipikir-pikir bukankah memang ia selalu seperti ini dari dulu? Tapi mengapa sekarang semuanya terasa jauh berbeda. Apakah karena ia sudah terbiasa dengan andra dan setiap perhatian yang diberikan? Entahlah, namun saat ini agatha sedang belajar untuk kembali ke fase awal, dimana dirinya tidak mengenal andra sama sekali dan tidak ingin berurusan dengannya lagi.

*

Pagi ini sepertinya agatha sampai sekolah terlalu cepat.. di kelas masih sangat sepi, belum ada siapapun. Namun ia yang begitu malas untuk menghabiskan waktu di luar ruangan, akhirnya duduk di tempat nya. meskipun terasa sedikit horor karena kelas ini masih sangat sunyi, tidak ada suara apapun kecuali jam dinding yang berdetak.

Lima menit di dalam kelas rupanya masih belum ada siapa pun yang datang. Dan dari pada bosan agatha memutuskan untuk mengeluarkan buku PR dan memeriksa tugas yang ia kerjakan semalam.

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dari luar dan sepertinya akan melangkah ke kelas ini. Agatha yang mendengar itu merasa sedikit lega karena suasana horor ini akan segera berakhir.

Dan benar saja seorang anak masuk ke kelas tersebut, namun rupanya suasana horor itu belum juga berakhir melainkan semakin horor. Karena yang berdiri disana adalah andra.

Agatha benar-benar bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Saat ini ia benar-benar belum bisa bertemu andra namun jika ia langsung pergi, nanti andra mengira dirinya ke PD an kalau ia berpikir Andra akan mengejarnya.

Akhirnya ia hanya memasang wajah serius pada buku yang ia pegang dan berpura-pura tidak melihat anak laki-laki itu.

Perlahan andra berjalan masuk dan langsung duduk di bangkunya. Tidak ada suara sama sekali, entah apa yang sedang anak laki-laki itu kerjakan di tempat yang  berjarak satu bangku di belakang Agatha.

Agatha sama sekali tidak berani untuk menoleh, takut anak laki-laki itu akan GR kalau tau agatha melihat ke arahnya.

Beberapa menit berlalu dan mereka masih saja diam, hingga akhirnya terdengar deheman dari anak laki-laki itu membuat agatha sedikit terusik. Mungkin sebaiknya ia keluar. Dari pada harus menghadapi suasana yang benar-benar tidak enak seperti sekarang ini, pikir agatha.

Akhirnya buku yang tadinya terbuka ia tutup kembali lalu memasukkannya ke dalam tas. Perlahan ia berdiri dan hendak melangkah keluar, namun sebelum ia melangkah, suara anak laki-laki itu membuatnya terdiam di tempat.

"Agatha..."

Suara langkah kaki andra mulai terdengar mendekat, dan entah mengapa Agatha yang tadinya hendak keluar mendadak beku di tempatnya.

"Kamu sampai kapan mau hindarin aku terus tha?" Suara andra terdengar begitu lembut di telinga agatha.

Perlahan tangan andra menyentuh tangannya lembut dan menggenggamnya begitu erat. "Aku salah apa sama kamu?" Kembali andra bertanya pertanyaan yang sangat basi menurut Agatha, bisa-bisanya ia bertanya seperti itu, sedangkan semuanya begitu jelas di depan mata.

"Udahlah ndraa.. kamu jangan kayak gini! Aku nggak mau ada yang terluka lagi karena sikap kamu ke aku.."

"Maksud kamu apa sih?"

RUMAH SINGGAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang