Rumah singgah 4

29 5 1
                                    

"tha.. tunggu...!"

Andra terus mengejar gadis mungil yang berjalan jauh di depannya. Entah bagaimana caranya berjalan dengan langkah sekecil itu namun sangat sulit untuk di kejar.

"Agatha..!"

Andra meraih tangan gadis itu dan membuatnya langsung berbalik badan. "Apa sih ndraa... Aku mau pulang ahh ..."

"Aku mau ngomong ..."

"Mau ngomong apa..?"

"Aku mau minta maaf..kalo misalnya cara aku tadi pagi bikin kamu nggak nyaman.."

Mendengar itu agatha tampak menatap andra lalu menatap sekelilingnya, di mana beberapa pasang mata memperhatikan mereka, karena memang sekolah sedang ramainya karena ini adalah jam pulang sekolah.

"Iyaa tapi jangan di ulangi lagi.." kata agatha menarik tangannya yang masih dalam genggaman anak laki-laki itu lalu kembali melangkah.

"Tapi kita udah jadian kan?" Kata andra sambil mengikuti dan berusaha menyamakan langkahnya dengan agatha.

Sontak perkataan andra langsung membuat agatha menghentikan langka dan menatapnya tajam "andraa!!!"

"Iyaa.. maksud aku jadian jadi sahabat..! Kata andra membelokan.

Namun tanpa menjawab, agatha melanjutkan langkahnya. begitupun dengan andra. Tadinya ia ingin menawarkan untuk mengantar agatha pulang, namun jika melihat mimik wajah gadis itu sepertinya ia akan menolak, jadi andra memutuskan untuk menunda niatnya itu.

"Kamu pulang naik apa?" Tanya andra ketika mereka berhenti di depan gerbang sekolah dan agatha yang tampak celingak celinguk sambil melihat ponselnya.

"Tadi aku pesan taksi online.. tapi kayaknya masih lama deh nyampenya."

"Aku temenin nggak papa kan?"

"Emang kamu nggak pulang?"

"Yaa pulang.. tapi aku nggak mungkin tega ngebiarin kamu sendirian disini.." kata andra lalu tersenyum ke arah gadis itu. "Atau kalau nggak gini.. kamu cancel aja, trus pulangnya sama aku."

"nggak usah ndra, aku nggak mau ngerepotin.. "

"Nggak ngerepotin kok, malahan aku seneng.." kata andra yang harap-harap cemas takut gadis itu menolak.

Namun akhirnya setelah berfikir beberapa saat agatha pun tampak mengangguk ke arah andra dengan senyuman khasnya. "Ya udah deh.. boleh" kata agatha dan membuat anak laki-laki itu tersenyum senang.

Setelah itu andra pun langsung menarik tangan Agatha lembut ke arah parkiran dimana motornya berada Dan mengantarkan Agatha pulang sampai ke depan rumahnya.

Semenjak hari itu, andra yang merasa mendapatkan lampu hijau pun semakin gencar mendekati Agatha. Hampir setiap hari ia selalu mengantar Agatha pulang. Dan saat di sekolah pun mereka seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara, dimana ada Agatha pasti disana ada sosok laki-laki tampan yang tidak lain adalah Andra.

Agatha pun tampak tidak keberatan meskipun andra selalu mengikuti kemana pun ia pergi. Malah semakin kesini ia merasa hidupnya lebih berwarna semenjak ada andra. Dan andra pun tampak jelas menunjukkan rasa sayangnya pada gadis itu, melalui perhatian-perhatian kecil yang selalu ia berikan.

"Dari mana sih? Kok keringetan gitu?" Tanya agatha ketika melihat andra menghampirinya dengan wajah ngos-ngosan.

"Itu tadi anak-anak ngajakin aku main basket.." jawab andra sambil mengibas-ngibaskan tangan ke wajahnya yang tampak memerah akibat panas.

"Pantesan.."

"Kenapa?"

"Pantesan baru keliatan.."

"Kamu nyariin aku?"

RUMAH SINGGAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang