14.

30 9 14
                                    

Warning : memuat adegan 25+ dengan banyak bahasa frontal, underage atau yang merasa jijik please leave this chapter🙏

Jika ditanya hal apa yang paling Kevin benci di dunia ini seteleha perselingkuhan sang ibu, maka pria itu akan menjawab dengan tegas 'tanggal merah'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ditanya hal apa yang paling Kevin benci di dunia ini seteleha perselingkuhan sang ibu, maka pria itu akan menjawab dengan tegas 'tanggal merah'. Tentu saja tanggal merah yang lelaki itu maksud bukanlah hari dimana orang-orang mendapatkan waktu libur, melainkan tanggal dimana Kalista harus mengalami kram perut dan menstruasi selama beberapa hari kedepan.

Kevin sangat benci hal itu. Terlebih ketika hari itu adalah dimana Kalista tampak cantik dan berdandan manis untuknya. Kevin yang tadinya sudah semangat 45 untuk menerjang dan menggagahi sang kekasih, justru langsung merengut kecewa begitu Kalista langsung menempelkan sebuah pembalut yang masih terbungkus rapih dikening lelaki itu.

Tanpa perlu bertanya lebih jauh, Kevin langsung beringsut pindah ke sisi ranjang yang kosong. Semua bara api semangatnya kini padam akibat harus menelan kecewa. Penantiannya selama seminggu lebih tak menyentuh Kalista lantaran keduanya sibuk untuk menyiapkan tes masing-masing justru harus berakhir dengan dirinya yang kini hanya bisa menahan nafsu dengan keadaan kejantanannya yang cukup keras dibawah sana.

"Shit!" Kevin mengumpat frustasi. Bagian bawah lelaki itu sudah terasa sakit, dan lelaki itu terlalu malas untuk bermain sendiri bertemankan sabun batang yang sudah sejak lama menganggur di sudut kamar mandi.

Sementara itu, Kalista yang sejak tadi tak menggubris Kevin yang nampak gusar. Akhirnya memilih menoleh menatap lelaki itu. Wanita itu bisa melihat wajah Kevin sudah merah padam, meski lelaki itu sudah berusaha menutupinya dengan tangannya. Wanita itu terkikik dari posisinya, melihat langsung Kevin menahan nafsunya seperti ini adalah sesuatu yang langka. Belum lagi lelaki itu lebih memilih membiarkan kejantanannya yang keras itu terperangkap dibalik celana bahannya ketimbang pergi ke kamar mandi untuk melakukan pelepasan untuk merilis rasa sakitnya. Kalista tersenyum tipis, terpikirkan suatu ide untuk mengerjai si mesum Kevin.

"Mau kemana?" Kevin melirik kala merasakan pergerakan. Kalista sudah bergerak turun, merapikan rok putihnya yang pendek itu. "Ke bawah, mau ngambil cemilan." Kevin tak lagi bertanya, memilih kembali menenggelamkan wajahnya diantara tangannya.

Tak sampai lima menit, Kevin sudah bisa merasakan kembali pergerakan dikasur bernuansa biru yang kini ia tiduri. Awalnya Kevin tak ingin ambil pusing, tapi sialnya kini tubuhnya terasa berat seakan ditindih sesuatu.

"What the- what are you fuck*n doing?!" Mata Kevin membulat saat menangkap tubuh Kalista sudah duduk dengan nyaman tepat diatas kejantanannya —yang mengeras, yang sedang coba ia tenangkan. Sialnya lagi, Kalista yang nampak tak bersalah itu, kini sedang sibuk mengemut dan menjilati es krim berbentuk strawberry, dan dengan polosnya menawarkan lelaki itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LüstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang