Kevin menarik kursi dihadapan Kalista yang tengah menikmati sarapan nasi goreng sosis lengkap dengan telor ceploknya. Tangan kanan memegang sendok, sementara tangan kiri sibuk menggores stabilo diatas buku tebal yang Kevin sendiri tak tahu pasti ada berapa banyak jumlah halamannya.
"Ekhem." Kevin berdehem keras, berusaha mendapatkan atensi Kalista yang masih terlihat acuh.
"Ekhem!"
"Ekhem! Ekhem! Ekhem!" Kesal karena tak kunjung mendapat respon, akhirnya Kevin memilih menyita buku tebal itu, dan hasilnya adalah Kalista benar-benar menaruh atensi pada pemuda itu. Menatapnya tanpa minat.
"Balikkin buku gue." Ucap Kalista ketus pada Kevin yang masih menunjukkan senyum manis.
"Kalo gue nggak mau?"
Kalista memutar mata jengah, tak paham lagi kenapa lelaki itu selalu bersikap kekanakkan dihadapannya padahal yang Kalista dengar Kevin adalah tipe orang yang sangat dingin terhadap orang asing. "Anak hukum macem lu nggak bakal butuh itu buku. Cepet balikkin mumpung gue masih ngomong baik-baik, Arkevin Sadewa."
"Gue emang nggak butuh bukunya, tapi gue lebih butuh orang yang punya bukunya." Kevin mengedipkan sebelah matanya, tapi bukannya mendapat respon terpukau, Kalista justru menatap pemuda itu horor kemudian membuat gestur ingin muntah.
"Sialan." Umpat Kevin karena merasa pesonanya tidak berguna setiap kali berhadapan dengan gadis dihadapannya.
"Stop act disgusting, you dude. Cepet balikkin buku gue."
"How about a morning kiss to get it back?"
"Oke."
"Hah?!" Kevin menatap Kalista kaget. Tak menyangka jika gadis itu akan setuju dengan begitu mudahnya. Padahal selama ini gadis itu nampak sangat membentengi dirinya. Wah! Apa pesonanya sudah mampu meluluhkan hati es gadis mungil ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lüst
FanfictionHubungan saudara tiri biasanya akan disangkut pautkan dengan ketidak akraban dan rasa benci. Tapi bagaimana jika dalam hubungan saudara tiri kali ini justru tersangkut pada sebuah perasaan juga hubungan yang diragukan kelanjutannya? WARNING: You ent...