Mengenakan setelan kemeja rapih dan jas hitam membalut tubuh besarnya, Kevin yang sedari pagi tadi sibuk menyiapkan keperluan sidangnya nampak gusar kala manik hitamnya tak kunjuk menangkap siluet sang pujaan hati. Meski Kalista sudah bilang sejak awal jika ia tidak bisa datang untuk melihat bagaimana lelaki itu tampil pada sidang kompre nya lantaran ada praktek, tapi tentu saja Kevin tetap berharap wanita itu akan singgah barang sebentar saja untuk melihat presentasi lelaki itu.
Kevin terus menjelaskan dengan lugas dan jelas setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh dosen penguji. Menampilkan gestur yang percaya diri dan begitu yakin dengan setiap ucapan yang keluar dari bibirnya. "Oke. Saudara bisa tunggu diluar selama kami diskusi hasil sidang. Masuk ketika kami panggil kembali."
Kevin membungkuk, mengucapkan terima kasih sebelum akhirnya meninggalkan ruang sidang sejenak. Surya, Joni dan Julian yang sedari awal sidang menyaksikan presentasi sang sahabat berjalan mendekat. Tangan Julian menepuk pundak lelaki yang lebih tinggi darinya itu, mata mungilnya mengerling nakal kala melihat sahabatnya terus saja menjilat bibirnya, nampak gelisah. "Ngomong ke dosen percaya diri, nggak liat bini malah gusar sendiri."
Surya dan Joni tertawa terbahak menimpali ucapan Julian. "Hush! Belom jadi bini, peluang kena tikungnya masih gede makanya gusar."
"Wakwakwak abis lu ngomong gitu kelar dari sini fix si Dewa bakal langsung ngajak Devi ke gereja buat pemberkatan."
"Gua kira ke gereja mau tobat wakwakwak"
"Mending kalo ke gereja, kalo ngamar?"
"Tai Surya kalo ngomong suka bener wakwak"
"Ouch!" Surya meringis kala tulang keringnya menerima tendangan dari Kevin yang kini menatapnya jengah.
"Nama doang Surya, kagak ada filternya sama sekali itu mulut."
"Lah lu kata gua rokok pake filter. Sakit njing, duh kaki gua yang malang" Surya meringis dengan ekspresi dramatis yang dibuat-buat.
Kevin hanya menatapnya tak peduli. Sudah biasa menghadapi si dramaking.
Kevin mengambil ponsel dari sakunya, mengabaikan 3 orang bodoh yang kini sibuk bergulat dan beradu argumen tentang siapa yang akan termotivasi duluan untuk melanjutkan 'apa-yang-selama-ini-mereka-acuhkan' setelah melihat salah satu sahabat mereka menyelesaikan ujian neraka bernama Skripsi. Belum ada balasan Kalista sejak terakhir ia mengirim pesan pada wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lüst
FanfictionHubungan saudara tiri biasanya akan disangkut pautkan dengan ketidak akraban dan rasa benci. Tapi bagaimana jika dalam hubungan saudara tiri kali ini justru tersangkut pada sebuah perasaan juga hubungan yang diragukan kelanjutannya? WARNING: You ent...