#16. Official but Not (yet) Official

240 24 30
                                    

Selesai secara resmi membuka acara Sport Day divisi kantornya, Damar bergegas menghampiri stan Wok My Day milik Nena dan Lauren, sahabat Naya sejak SMA.

Saat setelah pemakaman kemarin, Damar baru tahu kalau kedua pasangan itu adalah pemilik banyak brand kuliner yang sedang viral di ibukota. Salah satunya Wok My Day, yang terkenal dengan spicy miso ramen dan sichuan mala fried rice. Tanpa ragu ia langsung meminta mereka untuk jadi vendor acara kantornya hari ini.

"Terbaik banget emang sichuan mala fried rice lo Om." Damar yang kini sedang duduk bersama Nena sibuk mengelap keringat akibat respon tubuhnya atas makanan pedas yang sedang disantapnya itu. "Besok-besok kalau ada event kantor gw lagi, gw pesen lagi yah. Kopi sama apa tuh toko pastry lo yang baru buka Sugar Rush Power."

"Asik rejeki nomplok." Kembali Nena menyesap rokok elektriknya. "Puji Tuhan kalau lo suka."

"Btw, Ci. Tahu Naya kemana gak?", tanya Damar yang disambut gelengan kepala oleh Lauren. "Pusing gw udah dua hari anaknya ngilang." ... "Di whatsapp gak dibalas, telepon gak diangkat."

"Sebelum-sebelumnya gimana?" tanya Lauren.

"Biasa aja, telponan, whatsapp-an intens. Jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya."

Sudah tiga minggu terakhir, komunikasi dan intensitas mereka bertemu menjadi jauh lebih baik. Naya lebih sering membalas pesan Damar, mereka sering menyempatkan makan siang atau malam bersama. Jika keduanya sibuk, sebisa mungkin video call  di malam hari hingga salah satunya tertidur.

Lauren nampak termenung sejenak. "Lo beneran serius gak sih Mar? Sama Naya?"

Damar terdiam, mengatur pikirannya. "Gw dah usia segini, udah gak pantes main-main lah Ci."

"Iya sih, tapi sebagai sahabat Naya gw beneran berharap lo bisa sabar dan ngertiin Naya banget." Lauren benar-benar serius. "Pelan-pelan Mar, anaknya masih trauma banget."

"Yang kemarin Ci?" tanya Damar.

"Complicated Mar. Biar dia sendiri yang terbuka sama lo." Tatap Lauren dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. "Tolong ngertiin yah?"

"Pasti, Ci!"

🍒 ----------- 🍒

Lauren paham betul sahabat belasan tahunnya itu kalau rungsing pasti akan sengaja mampir ke kedai Wok My Day nya, ia akan berlama-lama disana bercerita. Begitu pula Lauren kalau sedang rungsing, ia akan bepergian seharian bersama Naya. Belasan tahun berteman sudah cukup membuat mereka mengerti satu sama lain.

Malam ini, Lauren meminta Naya untuk datang mampir ke kedai. Sengaja Lauren mengarang cerita kalau dirinya mau curhat, langsung Naya setuju untuk datang.

"Mau tutup Ci? Masih jam delapan kurang?" Naya yang baru saja datang merasa heran kenapa kedai sahabatnya sudah tutup setengah pintu, padahal waktu operasional baru akan berakhir dua jam lagi.

"Dah datang lo?" Lauren yang sedang berada di balik meja kasir segera menghampirinya. "Duduk sini!" Menunjuk pada salah satu bangku di bar yang langsung berhadapan dengan dapur. "Mau makan apa?"

Naya pun menyapa Nena yang sedang berada di balik bar, merapihkan dapur. "Males yang berat-berat. Mau wonton chilly oil aja sama earl grey milk tea aja."

City of EchoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang