Sudah satu jam lamanya Elora berada di rumah Elkairo, ditemani dengan sang ibunda. Elora menyadari perbedaan sikap dari Elkairo, errr lelaki itu terlihat lebih manja di hadapan ibunya.
"Nih El liat, jelek banget kan Iyon waktu kecil? Bunda aja sampai nge cek dua kali, mastiin aja takutnya bukan anak bunda" Elkairo lantas menatap tajam Pricilla.
"Aku mau minggal aja deh bun" Pricilla tersenyum melihat tingkah anaknya.
"Damn Elkairo, jangan buat gue masuk lebih jauh ke kehidupan lo"
Elora tersenyum tipis melihat perlakuan ibu dan anak di hadapannya, Elkairo jauh berbeda dari yang ia kenal.
Tiba-tiba seluruh mata menatap pintu, menerka nerka siapa yang masuk ke dalam rumah.
Dilihatnya seorang pria cukup berumur, namun Elora bisa melihat bahwa pria tersebut masih cukup berwibawa. Aroma parfum khas merk mahal masuk dalam indra penciuman Elora.Menggunakan Jas Hitam dipadukan dengan Kemeja Putih —Khas orang kantoran—, di pegangnya sebuah Tas Jinjing berwarna hitam dengan satu tangannya mengibaskan rambutnya kebelakang.
"Gambaran Elkairo kalo udah tua, alias GANTENG BANGET MONYET"
Elora melihat Pricilla perlahan berjalan mendekati lelaki tersebut.
"Sayang, udah pulang. Aku kangen banget" Pricilla memeluk lelaki yang belum Elora kenali.
Tanpa aba-aba, Elkairo menutup mata Elora.
"Jangan diliat, ada adegan dewasa" Elora mendelik, berusaha melepaskan tangan Elkairo yang menutup wajahnya.
"Mata lo peang adegan dewasa, pelukan doang?!" Elkairo tertawa.
"Lo masih kecil, belum waktunya liat begituan"
Merasa tidak sopan mengumpat di rumah orang, Elora mengutuki Elkairo dalam hatinya.
"Hei boy!" Sapa lelaki tersebut yang membuat Elora mundur satu langkah.
Pria itu memeluk Elkairo yang di balas pelukan oleh dirinya, Pricilla mendekati Elora yang terdiam di belakang.
"Jangan takut El, itu papanya iyon sekaligus suami bunda juga hehe" Tawa Pricilla di akhir kalimat.
"Mirip banget sama Elkairo ya tante" Pricilla mengangguk menanggapi.
"Kalo kamu perhatiin El, semua strutur mukanya Elkairo itu papanya banget. Bunda cuma dapet hikmahnya doang" Elora tertawa prihatin.
Merasa perhatiannya teralihkan, Pria tersebut memperhatikan Elora.
"Wah, sejarah banget Iyon bawa perempuan kerumah. Siapa ini Yon, kenalin dong ke papa!" Elora tersenyum canggung, berusaha meminta penjelasan kepada Elkairo.
"Temen Iyon pah, namanya Elora"
Elora maju untuk berkenalan dengan Ayah dari Elkairo.
"Halo om, saya Elora temannya Elkairo" Elora meraih tangan Papa Elkairo.
"Bagus atittudenya, cocok sama Iyon nih. Semoga aja Iyon cepet nikah, jadi gue bisa honeymoon setiap hari sama istri"
"Elkairo bangsat gua pengen cepet pulang!!"
Elora diajak untuk makan malam bersama keluarga Elkairo.Di dalam rumah yang di dominasikan oleh warna Cream, dengan halaman yang cukup luas di depannya menambah kesan tersendiri.
Makan malam kali ini di penuhi oleh canda tawa. Ternyata, orang tua Elkairo tidak seperti yang Elora bayangkan. Kaya harta dan Kaya kebahagiaan, sangat berbeda dengan keluarganya.
Tak terasa Elora menghabiskan waktu tiga jam bersama keluarga Elkairo, kini sudah waktunya Elora pulang sebelum terlalu larut malam.
"Tante, Om. Elora pamit ya. Maaf banget Elora jadi ngerepotin disini" Elora meraih tangan Pricilla dan —Dewangga Kade J'Milano— Papa Elkairo.
"Justru bunda yang harusnya minta maaf, ga ada sambutan yang meriah. Makanannya juga seadanya. El, panggilnya bunda ya jangan tante? Elora udah Bunda anggap sebagai menantu bunda sendiri" Pricilla memeluk erat Elora.
"Hati-hati El, Yon. Jagain Eloranya baik baik, jangan sampe lecet!" Elkairo mengangguk mendengar ucapan papanya.
"Yaudah, Iyon anterin dulu Elora pulang ya"
Pricilla melambaikan tangannya, beberapa kali ia berteriak kepada Elkairo agar membawa motor dengan tenang agar Elora tidak lecet sedikitpun.
"Anak kita udah gede ya sayang" Pricila mengangguk ke arah Dewangga.
"Dulu dia pulang bawa jajanan, sekarang udah bisa pulang bawa perempuan" Dewanga melirik ke arah istrinya yang sedikit mengeluarkan Air mata.
Pricilla melambaikan tangannya sekali lagi, melihat motor Elkairo yang sudah melaju, Pricilla dan Dewangga masuk ke dalam rumah mereka.
"Papa suka cara Elora berucap bun, sopan santunnya juga keliatan"
"Jelas dong, Calon mantu bunda!" Pricilla menyombongkan dirinya yang hanya dibalas tawa oleh Dewangga.
•••
"Thanks buat hari ini ro"
Elora melepaskan Helm Elkairo yang ia pinjam, menata kembali rambutnya sambil menatap Elkairo.
"Hm, sorry juga bikin lo pulang malem" Elora menyerahkan Helm putih itu ke tangan Elkairo.
"Gapapa, orang tua lo seru juga!"
"Makanya, nanti sering sering main ke rumah gua. Sekalian kenalan sama calon mertua" Elora membulatkan matanya.
"ELKAIRO ANJING, PERGI SANA MONYET. MERTUA MERTUA GIGI LO MERTUA!! UDAH SANA PULANG"
Elkairo tertawa melihat Elora yang lari masuk kedalam rumahnya dengan muka yang merah padam.
"Jangan lucu gini di el, gua gakuat jadinya"
Berakhirlah hari itu, Elkairo yang mengendarai motornya sambil tersenyum mengingat kejadian yang tadi ia alami.
—-
ElEl D🅰️iLY!!"Ro, kok lu dipanggil iyon?"
"Iya soalnya Yon the only one for you"
"BANGSAT ELKAIRO!"
—
"Kok lu beliin gue helm kayak gini? gasuka pengap banget"
"Terus lo mau pala lo bocor? pake aja napa"
"Ini kekecilan Elkairoo"
"Bukan kekecilan, emang lo nya aja yang gede kepala"
"monyet."
—
"Lo kalo mau ngapelin cewek bajunya rapih dikit napa Ro"
"Iya kalo ceweknya spek bidadari, ini cewek spek sumo nyapain pake baju rapih rapih"
"bacot lo tengik!"
—
"El, masa tadi gue dibilang menantu bunda lo?"
"Mimpi buruk buat keluarga gua"
PLAK!
"Anjing sakit Elora"—-
jangan lupa di vote😈
KAMU SEDANG MEMBACA
Never and Ever
Teen Fiction"BERANINYA KEROYOKAN! SINI MAJU LO PAK TUA, BY ONE LAH KITA!!" Tak pernah terfikirkan oleh Mora, bertemu dengan sang pemeran utama dalam keadaan yang kacau. Semuanya kacau. Bagaimana bisa plot dalam cerita tiba-tiba berubah saat ia terjebak masuk ke...