Elora menggoyangkan seluruh tubuhnya seirama dengan alunan musik. Suaranya mungkin terdengar merdu. Namun, teriakan suara Elora mengalahkan nyaringnya suara Sirine Polisi berbunyi.
"IF THE WORLD WAS ENDING, I'D WA-"
Suara teriakan Elora berhenti kala notifikasi chatnya berbunyi. Di ponselnya terlihat bahwa sekarang pukul 8 malam.
"monyet, lagi serius serius nyanyi"
Pecel Lele
keluar ayo
temenin guakemana?
ikut dulu aja, 5 menit lagi gua kesana
"Elrkairo asu, tidak berkepribidadarian!"
Elora menghentakan langkahnya dengan keras sembari mengambil jaket berwarna abu yang menggantung di belakang pintu.
Sambil mensumpah serapahi Elkairo, Elora turun dari lantai atas.
"tumben banget sepi"
Elora memutar tubuhnya, memastikan di rumah itu hanya ada dirinya sendiri. Benar saja, saat ia bertanya kepada Bi Iyem ternyata Orang Tuanya baru saja pergi ke Kota yang identik dengan Menara Eiffel, sedangkan kedua kakaknya sudah pergi bersama Alika.
Merasa bodo amat dengan kegiatan yang akan di lalukan seluruh keluarganya, Elora bergegas meninggalkan rumahnya setelah pamit kepada Bi Iyem.
"tadi sore aja pada minta maaf, malemnya kunat lagi. emang sekeluarga aneh"
"Lama banget lo" Berbeda dengan ucapan yang di lontarkan, Elkairo menatap mata Elora dalam.
"Lagian salah lo juga, suruh siapa ngasih waktu cuma lima menit. Terus lo juga, ngapain liat liat gua kayak gitu?!"
"Setelah gua teliti lagi, ternyata muka lo lebih mirip nenek sihir di rapunzel dari pada ibu tiri cinderella"
Tak lama Elkairo berucap, tangannya sudah mendapat cubitan dari Elora.
"ELKAIRO TAIIII!! sana pergi aja lo, gamau gua ikut sama lo dasar kutu sapi!" Elora menendang kaki Elkairo.
"Elora anj-, lu kata sapi punya kutu. Udah buruan naik!"
Elora pun duduk dengan manis di jok belakang motor Elkairo, bersama dengan Helm Putih yang terpasang dengan rapi di kepalanya —dibantu Elkairo—.
"INI KITA MAU KEMANA SI SEBENERNYA?!" Teriak Elora yang membuat kendaraan disekitarnya menoleh.
"HAH? LO MAU BELI PECEL?! UDAH KELEWAT ELORA"
"MAU KE SAMSUDIN?! APAAN SAMSUDIN?!"
Elkairo menepikan Motornya di ruas kiri jalanan.
"Lo ngomong apa si? Mau ke Warung Pecel? Yaudah ayo puter balik" Elora menyipitkan matanya.
"Lah, siapa yang mau ke Warung Pecel? Tadi katanya mau ke Samsudin" Kini, Elkairo yang menyipitkan mata.
"Samsudin apaan?" Elkairo dan Elora saling memandang.
"Ini sebenernya mau kemana sih? Ke Warung Pecel atau Samsudin itu" Elkairo lebih menyipitkan matanya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never and Ever
Dla nastolatków"BERANINYA KEROYOKAN! SINI MAJU LO PAK TUA, BY ONE LAH KITA!!" Tak pernah terfikirkan oleh Mora, bertemu dengan sang pemeran utama dalam keadaan yang kacau. Semuanya kacau. Bagaimana bisa plot dalam cerita tiba-tiba berubah saat ia terjebak masuk ke...