17. kemajuan

578 148 39
                                    

Jeonghan menatap bangunan bimbel di depannya. Tangannya terasa agak basah dan dia sedikit gugup. Hari ini adalah hari pertama ia akan mengajar di bimbel ini dan selain merasa bersemangat, Jeonghan juga merasa cemas.

Helaan nafas Jeonghan keluarkan kemudian ia berjalan menuju pintu gerbang yang dijaga oleh seorang pria setengah baya yang terlihat ramah.

"Good afternoon, Pak," sapa Jeonghan ramah dan disambut senyuman dari sang satpam.

Jeonghan kembali merasa gugup saat memasuki ruangan kelas yang masih kosong. Ia tiba pukul dua siang dan bimbel akan dimulai pada pukul setengah tiga sore. Pemuda itu melihat penampilannya sekali lagi, lalu memperhatikan tas kecilnya yang ia letakkan di atas meja guru di depan sana.

Ruangan kelas yang cukup luas, ada AC, kipas angin, meja dan kursi sebanyak tiga puluh set, papan tulis putih, meja guru dan beberapa spidol berbagai warna di atasnya. Cat tembok berwarna putih dengan lantai putih juga. Sangat berbeda dengan sekolahnya dulu, bahkan dengan ruangan kampusnya yang masih menggunakan kipas angin berusia berabad-abad.

Saat Jeonghan tengah memperhatikan ruangan, pintu terbuka dan seorang pemuda berwajah sinis terlihat. Namun saat melihat Jeonghan, wajah itu berubah menjadi sangat ramah dan senyumannya mengembang, "Halo, Han."

Jeonghan mengangguk canggung, "Aku agak gugup."

Myeongho tersenyum, "Gapapa, anak-anak sini asik kok. Malah nanti kamu kewalahan karna mereka agak berisik."

"Makasih ya, Ai." Jeonghan tersenyum tulus kepada Myeongho yang ia panggil dengan sebutan; Ai.

"You're very welcome, Han."

Hari pertama mengajar Jeonghan tanpa diduga berjalan sangat lancar. Anak-anak SMP ini sangat mudah untuk didekati dan entah mengapa, Jeonghan juga beradaptasi dengan mudah. Hingga akhir, Jeonghan tidak merasakan beban ataupun perasaan menyesal karena sudah mengambil pekerjaan ini.

Satu lagi rekan Jeonghan adalah Sir Mark. Dia adalah keturunan cina-indonesia, memiliki wajah ramah dan membantu Jeonghan dengan baik. Dia menjelaskan semua detail pengajaran di bimbel ini dengan jelas. Jeonghan dan Myeongho akan mengajar anak SMP mulai dari kelas tujuh hingga kelas sembilan. Jeonghan bertanggung jawab untuk minor subject yang terdiri dari pelajaran yang tidak mengandung perhitungan. Sedangkan Myeongho bertanggung jawab untuk major subject, semua mata pelajaran yang mengandung perhitungan.

Lalu Sir Mark akan bertanggung jawab atas anak-anak SMA. Jam bimbel dibagi menjadi dua sesi. Satu sesi selama 1,5 jam. Pada sesi pertama, hanya ada siswa-siswi SMP dari kelas tujuh hingga kelas delapan dan di sesi kedua terdiri dari kelas tujuh sampai kelas sembilan juga anak-anak SMA.

Tugas Jeonghan untuk seminggu ke depan adalah mengakrabkan diri dengan siswa-siswi bimbel, yang mana adalah tugas yang paling berat.

"Yuks!"

Jeonghan menghentikan lamunannya saat Joshua sudah sampai ke depannya. Pemuda itu memakan permen dan tengah membuka satu untuknya. Permen lolipop rasa mangga itu dimasukkan ke dalam mulut Jeonghan dan ia hanya menerimanya. Helm disodorkan kepada Jeonghan yang langsung mengenakan benda tersebut lalu menaiki motor Joshua.

"Gimana hari ini?" Tanya Joshua yang tak dapat Jeonghan dengar dengan jelas.

"Hah?"

"Hari ini gimana?" Joshua melirik wajah kebingungan Jeonghan dari kaca spion. "HARI INI GIMANA?"

Jeonghan tertawa saat mendengar teriakan Joshua, "Lebih baik dari yang aku bayangin."

"Hah?" Kini giliran Joshua yang tidak dapat mendengar suara Jeonghan dengan jelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's You! [CheolHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang