"Bareng aja sama aku, Han!"
Wonwoo bergegas menuju motornya dan mengendarai benda itu ke depan Jeonghan yang bahkan belum sempat mengatakan apapun.
"Semangat banget kamu, Nu," kata Jeonghan sembari terkekeh kecil.
Wonwoo tersenyum, "Soalnya hari ini aku acc buat sempro, Han. Berkat terjemahan jurnal dari kamu juga tuh. Jadi aku mau jadi baik hari ini."
"Berarti sebelum-sebelumnya nggak baik dong?"
"Hehehe, baik sih cuma hari ini beda," Wonwoo menatap Jeonghan lagi, "Ayo, aku anterin sampai depan rumah deh!"
Tentu saja Jeonghan tidak akan menolak. Dengan senang hati ia menaiki motor Wonwoo. Pemuda bermata sipit itu terus saja mengoceh sepanjang jalan dan Jeonghan selalu menanggapinya dengan semangat juga. Memuji dan menanggapi semua keluh kesah Wonwoo. Dulu ketika di KKN, Wonwoo itu sangat pendiam dan beberapa orang tidak menyukai orang pendiam. Jadi Wonwoo selalu jadi sasaran sindiran atau dikucilkan.
Jeonghan pun pada dasarnya memang orang seperti itu, namun entah mendapatkan keberanian darimana, Jeonghan menjadi sangat dikenal di KKN. Dia menjadi salah satu yang diandalkan dan semua anggota KKN memiliki rasa hormat kepadanya. Karena Jeonghan memanglah yang paling mampu di antara semua anggota KKN. Rata-rata teman-teman KKNnya adalah perempuan yang kebanyakan hanya memiliki mulut besar namun ketika sudah dipinta memberikan solusi atau ide, semuanya akan diam membisu dan kaum laki-lakinya hanyalah kumpulan orang yang menerima perintah saja. Tidak bisa memberikan ide atau gagasan.
Tak jarang juga mereka merasa kesal pada Jeonghan dan menjulukinya; anak ambis. Sering juga membicarakan dirinya di belakang. Jeonghan tidak ambil pusing, karena ia pun membicarakan mereka bersama dengan Wonwoo.
Saat KKN, Jeonghan juga belajar bahwa ia harus memiliki keberanian dan menghilangkan rasa tidak enak di hatinya. Jadi, kini Jeonghan memiliki keberanian dan juga menjadi yang pertama menyapa orang lain. Jeonghan mendekati Wonwoo lebih dulu dan meskipun pada awalnya pemuda itu canggung padanya, pada akhirnya Wonwoo menjadi sangat menempel pada Jeonghan.
Tetapi tidak sampai pada titik, dia tidak bisa melakukan apapun tanpa Jeonghan. Ketika malam perpisahan, setiap anggota KKN mengungkapkan isi hatinya dan Wonwoo pun memberitahu betapa tersiksanya ia selama KKN. Saat itu, Jeonghan duduk di depan Wonwoo dan menghadap pada anggota KKN lain. Wonwoo menunduk dan memainkan ujung baju Jeonghan dan suaranya terdengar bergetar.
Jeonghan mungkin tak menyadarinya, tetapi saat itu anggota KKN yang lain menguap saat Wonwoo mengungkapkan isi hatinya, dan Jeonghan bergerak menutupi tubuh Wonwoo lalu memandang wanita yang menguap itu dengan senyuman di bibirnya.
Saat itu Wonwoo menumpukan kepalanya di punggung Jeonghan. Merasa sangat berterima kasih kepada teman barunya itu, yang siap menjadi benteng baginya. Sejak saat itulah, Jeonghan selalu memiliki tempat tersendiri di hidup Wonwoo. Meskipun mereka sempat hilang kontak karena padatnya kegiatan magang dan persiapan skripsi, tetapi sedikitpun Wonwoo tak akan melupakan Jeonghan.
"Nanti sempro aku datang ya, Han," ujar Wonwoo sembari tersenyum saat Jeonghan sudah menuruni motornya.
Jeonghan ikut tersenyum, "Oke, tapi kamu juga datang ke sempro aku ya."
Mata Wonwoo membulat, "Kamu juga?! Kapan?"
"Jumat. Kamu kan Selasa, nah aku jumatnya."
Wonwoo mengangguk, "Siapp, pasti aku datang. Kalau gitu aku pulang dulu ya, Han!"
Jeonghan mengangguk dan melambai pada Wonwoo. Dia juga menunggu hingga Wonwoo menghilang dari pandangannya kemudian barulah Jeonghan bergerak ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You! [CheolHan]
FanficHidup lagi capek-capeknya, tapi Jeonghan malah harus jadi orang tua dadakan untuk empat adiknya. "Ya dikuat-kuatin ajalah, kalau gak kuat, ya tetap dikuat-kuatin." -Jeonghan yang tiap hari bingung mau nangisin yang mana dulu. •Seungcheol x Jeongh...