Jeonghan merasakan kepalanya pusing saat ini. Dia menilik sedikit kepada pintu kantor Kepala Sekolah yang transparan. Menatap dengan perasaan gamang dalam hati.
Tadi malam ia tak bisa tidur karena pesan dari kepala sekolah. Pesan yang mengatakan bahwa dirinya memukul kepala siswanya sendiri. Jeonghan menghabiskan waktu untuk membela dirinya sendiri. Mengatakan bahwasanya dia tak pernah melakukan tuduhan itu. Hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk memeriksa CCTV kelas Jeonghan.
Pengecekan ini dilakukan setelah makan siang namun ternyata orang tua Arion siswanya juga datang ke sekolah dan kini mereka bersama dengan Kepala Sekolah sedang memeriksa rekaman CCTV. Jeonghan sangat yakin pada dirinya sehingga sebenarnya ia tak memiliki ketakutan. Akan tetapi cara orang tua Arion memandangnyalah yang membuat Jeonghan merasa pening. Mereka melihat Jeonghan seolah-olah kriminal ketika bahkan kebenaran dari tuduhan itu belum terbukti. Jeonghan benar-benar tidak ingin memiliki perseteruan dengan orang tua siswanya.
Seharusnya ia ikut bersama dengan kepala sekolah dan orang tua Arion untuk melihat rekaman CCTV itu, namun Kepala Sekolah, Miss Alia mengatakan bahwa dia yang akan menghadapi mereka terlebih dahulu.
Helaan nafas terdengar dari Jeonghan dan ketika melihat orang tua Arion keluar dari kantor, Jeonghan otomatis berdiri namun ia masih tak keluar dari kantor. Hanya melihat saja dari dalam.
Raut wajah keduanya nampak berbeda dari sebelumnya, kini mereka tersenyum dan terlihat lebih bersahabat. Jeonghan diam di sana sampai kedua orang itu pergi meninggalkan kantor kepala sekolah.
Saat itulah, Miss Alia melihat Jeonghan dan memintanya untuk masuk ke ruangan kepala sekolah. Jeonghan duduk dengan tegap di hadapan kepala sekolah, berpasrah mengenai apa saja yang akan dia hadapi sekarang.
"Sir jangan tegang gitu," kata Miss Alia sambil tersenyum, "ternyata ini cuma salah paham aja, sir. Katanya Arion pikir orang tuanya nanyain siapa yang Arion sayang makanya jawabnya sir Jeonghan. Kepala Arion luka juga karena jatuh di tempat lesnya, bukan di sekolah kita."
Seketika beban berat yang ada di dada dan kepala Jeonghan menghilang, "Begitu Miss. Saya masih gugup." Jeonghan tersenyum kaku.
"Iya sir, saya negerti. Makanya saya aja yang menghadapi parents, karena saya tahu nggak mungkin kan guru-guru saya melakukan kekerasan. Kalau marah sambil bentak-bentak aja itu kan masih wajar. Yang penting nggak sampai ngatain siswa. Saya tadi udah jelasin kok sama parents-nya kalau kita nggak mungkin mukul siswa. Tapi mereka tetap ngeyel mau liat CCTV. Ya udah saya kasih liat aja dan ternyata waktu kita nge-check CCTV, orang rumah mereka nelpon dan bilang katanya yang bikin luka kepala Arion bukan sir Jeonghan." Miss Alia tertawa kecil, "Ded-degan ya sir."
Jeonghan tersenyum lemah, "Iya Miss. Bisa-bisanya saya kena fitnah gitu. Emang Arion kan masih agak susah nangkep gitu dan kadang kita nanyanya apa, dia jawabnya apa."
Miss Alia mengangguk, "Itu juga yang saya bilangin sama parents-nya. Karena kan seperti yang kita tahu Arion ini agak istimewa, jadi harusnya apa yang dia bilang itu lebih di telaah lagi. Maksudnya jangan langsung marah-marah gitu lho! Ya kita ngerti lah ya sir, kalau orang tuanya khawatir tapi ya nanya juga kan punya etika. Ini enggak, semalam saya di telpon dan langsung ngegas bilangin katanya home teacher Arion mukul dia. Makanya saya langsung tanyain ke sir."
Mendengar penjelasan ini sebenarnya Jeonghan merasa lega, akan tetapi Jeonghan jadi memiliki sikap was-was. Dalam hati ia berjanji bahwa tidak akan terlalu akrab dengan Arion. Jeonghan tahu anak itu tak memiliki kesalahan, tapi Jeonghan memilih untuk mengamankan dirinya sendiri. Menghadapi orang tua Arion benar-benar tak Jeonghan inginkan sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's You! [CheolHan]
FanfictionHidup lagi capek-capeknya, tapi Jeonghan malah harus jadi orang tua dadakan untuk empat adiknya. "Ya dikuat-kuatin ajalah, kalau gak kuat, ya tetap dikuat-kuatin." -Jeonghan yang tiap hari bingung mau nangisin yang mana dulu. •Seungcheol x Jeongh...