Pagi ini, Jeonghan tidak memiliki semangat untuk mengajar. Dia diantarkan Joshua dengan motornya ke sekolah, lalu setelahnya sahabatnya itu pergi ke kampus. Katanya dia akan mengurus berkas dan berdiam diri di perpustakaan, menunggu sampai Jeonghan pulang.
Dengan raut wajah yang agak kusut, Jeonghan bergerak ke lantai tiga untuk menyiapkan buku-buku muridnya hari ini. Lantai tiga memiliki ruangan yang banyak tapi hanya tiga ruangan saja yang digunakan. Sekolah tempat Jeonghan mengajar juga masih tergolong baru, jadi siswanya tidak lebih dari 50 anak. Kelas Jeonghan sendiri terdiri dari enam siswa saja. Sekolah ini juga menerapkan sistem pengajaran yang berfokus pada individu, jadi jumlah siswa dalam satu kelas tidak boleh melebihi angka sepuluh.
Biasanya Jeonghan termasuk guru yang datang paling awal. Bersama Miss Famel dan para Helper, dia akan menjadi penghuni paling awal. Guru-guru yang lain biasanya akan tiba saat pukul setengah delapan pagi, sementara Jeonghan sampai pukul tujuh. Jadi, lampu-lampu ruangan masih banyak yang belum dinyalakan. Apalagi lorong ke lantai tiga yang sangat sepi. Sebenarnya kadang Jeonghan takut, tapi ia sudah terbiasa. Asal adik-adiknya tidak bercerita tentang hantu, dia tidak akan merasa takut.
Sebenarnya kebiasaan ini juga karena dulu, Jeonghan itu sangat pendiam. Tiga bulan pertama ia mengajar, dia terkena teguran dari Miss Alia dan teguran itu dapat dikatakan sangat menyakitkan baginya. Dia dikatakan tidak bisa bergaul dan tidak tersenyum. Jeonghan tahu, sebagai seorang guru, apalagi guru taman kanak-kanak, tersenyum adalah keharusan. Dia juga sadar bahwa ia memang sangatlah canggung saat itu, jadi pada saat mendapat teguran itu, Jeonghan sempat tertekan dan frustasi.
Ini adalah pertama kalinya ia bekerja, jadi sebenarnya memang banyak kekurangan yang ia miliki. Dia tahu bahwa ia harus profesional, tapi saat Miss Alia mengancam bahwa ia tak akan bisa melanjutkan mengajar di sekolah ini jika ia tak berubah, benar-benar membuat Jeonghan terpukul. Apalagi saat itu, dia juga mendapat kabar bahwa kedua orang tuanya bercerai.
Kedua mata Jeonghan menatap buku-buku di hadapannya. Ada helaan nafas yang terdengar darinya. Sekolah ini memanglah menjadi langkah awal Jeonghan dalam mengajar, tetapi jujur saja, ia tak akan melanjutkan kontaknya di sini. Selain karena terlalu melelahkan, Jeonghan rasa lingkungan sekolah ini juga tak nyaman. Meskipun Miss Alia sudah tidak ada di sini, tetapi tetap saja, bagi Jeonghan sekolah ini menyimpan kenangan buruk baginya dan Jeonghan tak ingin tetap berada di tempat ini. Biarlah sekolah ini menjadi batu pijakan baginya, sebagai pengalaman untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik nantinya.
"Good morning, Justin!" sapa Jeonghan kepada salah satu siswanya yang telah tiba.
"Good morning, Sir," balas anak itu sambil tersenyum kecil.
"Morning, Sir," sapa sang ibu dari Justin juga.
Seorang wanita cantik yang terlihat lembut dan ramah. Dia menatap Jeonghan sambil tersenyum dari dalam mobilnya.
"Good morning, Mami," balas Jeonghan tak kalah ramahnya.
Setelahnya, Jeonghan bergerak membawa Justin ke dalam sekolah. Tangannya menggenggam tangan kecil lainnya dengan erat dan mengarahkannya untuk membuka sepatu. Barulah setelah itu, Jeonghan mengambil tas Justin, lalu meletakkannya di tempat khusus tas para murid, agar mereka dapat bermain sebelum masuk ke kelas.
Pagi ini kepala Jeonghan agak pusing, jadi ia tertidur ketika istirahat. Biasanya ia akan mengerjakan skripsinya, tapi kali ini pemuda itu memilih untuk tidur. Kepalanya agak berat karena kurang tidur, sebab menemani Joshua menonton film. Joshua sudah menyuruhnya untuk tidur duluan, tetapi Jeonghan bersikeras untuk menonton bersamanya. Alhasil, Jeonghan tidur pukul dua pagi dan terbangun pukul lima. Tentu saja orang yang anti begadang seperti Jeonghan akan pusing.
![](https://img.wattpad.com/cover/351214446-288-k566868.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You! [CheolHan]
FanficHidup lagi capek-capeknya, tapi Jeonghan malah harus jadi orang tua dadakan untuk empat adiknya. "Ya dikuat-kuatin ajalah, kalau gak kuat, ya tetap dikuat-kuatin." -Jeonghan yang tiap hari bingung mau nangisin yang mana dulu. •Seungcheol x Jeongh...