"Adek mana?"
Itu adalah hal pertama yang di tanyakan Jeonghan ketika sampai di rumah. Rambutnya basah karena keringat dan terlihat acak-acakan. Nafasnya memburu dan tenggorokannya terasa sangat kering.
Jeonghan melemparkan tasnya ke atas sofa dan segera melewati Soonyoung yang belum sempat menjawab pertanyaannya.
"Adek katanya di senggol sama temannya, Bang," lapor Soonyoung sambil mengikuti sang Abang ke kamar dia dan Adek.
"Kamu udah periksa adek? Ada yang fatal gak lukanya?" Tanya Jeonghan lagi setelah sampai di depan pintu kamar sebelum masuk ke dalam sana.
"Udah, Bang. Cuma keseleo dikit kok, tapi adek belum bisa bangun, jadi dia goleran deh di kamar sekarang."
Jeonghan mengangguk lalu kemudian membuka pintu kamar. Terlihat lah disana Seungkwan sedang berbaring sambil bermain ponsel.
"Isa?"
Seungkwan segera menoleh untuk melihat Jeonghan yang sudah berjalan ke arahnya. Dia meletakkan ponselnya di atas meja yang berada di samping tempat tidur. "Loh abang?"
"Kamu kenapa bisa keseleo gini?" tanya Jeonghan sambil memeriksa tubuh Seungkwan dari kepala sampai kaki.
"Ya biasalah Bang, namanya juga anak cowok main. Gak sengaja kesenggol." Seungkwan terlihat tidak ambil pusing, "Abang kok pulang? Kerjanya gimana?"
Setelah memastikan bahwa Seungkwan tidak memiliki luka yang serius, Jeonghan mendudukkan tubuhnya di samping Seungkwan.
"Abang minta ijin, abang bilang adek abang yang paling kecil kecelakaan."
"Kan aku gak kecelakaan bang?" protes Seungkwan tidak terima.
"Sea bilang sama abang kamu kecelakaan. Makanya abang buru-buru pulang," Jeonghan menunjuk Soonyoung yang cengar-cengir tidak berdosa.
"Biar abang cepat pulang. Soalnya aku mau balik ke sekolah lagi. Aku nitip adek ya Bang, bye!" Soonyoung pergi begitu saja setelah mengatakan itu.
Jeonghan bahkan tidak memperhatikan bahwa Soonyoung masih mengenakan seragam sekolahnya. Melihat tingkah adiknya itu, Jeonghan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia kembali beralih kepada Seungkwan yang kembali meraih ponselnya.
"Hp teross," Omel Jeonghan sembari berdiri, "Nanti abang sita juga HP kamu itu."
"Ihh jangan!" Seungkwan memeluk ponselnya. "Abang pergi aja balik kerja, adek gapapa kok di tinggal sendiri."
"Biar kamu bisa rebahan dan main Hp terus kan?" Selidik Jeonghan sambil memicingkan matanya ke arah Seungkwan yang tertawa karena niatnya ketahuan.
"Gak ada. Abang udah terlanjur ijin juga." Jeonghan berdiri dan langsung merebut ponsel Seungkwan membuat sang pemilik merengut tidak suka.
"Abang! Balikin Hp adek!"
Jeonghan malah memasukkan ponsel sang adik ke dalam sakunya. "Enggak. Udah kamu istirahat sekarang."
"Abang!"
Jeonghan sama sekali tidak menghiraukan teriakan Seungkwan dan memilih keluar dari kamar adiknya itu. Dia meraih tas yang tadi ia lemparkan dan membawanya ke dalam kamarnya bersama Mingyu dan Dokyeom.
Pemuda itu kemudian meletakkan tasnya di atas meja yang ada. Dia melihat sekeliling untuk melihat bahwa kamar benar-benar rapih dan bersih. Seperti yang diharapkan dari Mingyu. Adik Jeonghan yang itu memang sangat mencintai kebersihan hingga semua rumah dia yang bersihkan.
Jeonghan tidak pernah menyentuh dapur selain belanja bulanan dan mingguan. Mingyu yang bertanggung jawab atas dapur dan kebersihan rumah. Sedangkan Dokyeom biasanya akan menjadi asisten pribadi Jeonghan ketika belanja untuk membawa semua barang belanjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You! [CheolHan]
FanficHidup lagi capek-capeknya, tapi Jeonghan malah harus jadi orang tua dadakan untuk empat adiknya. "Ya dikuat-kuatin ajalah, kalau gak kuat, ya tetap dikuat-kuatin." -Jeonghan yang tiap hari bingung mau nangisin yang mana dulu. •Seungcheol x Jeongh...