Pemuda

74 10 0
                                    

⚠️GXG content.

Liz berdiri didepan jendela kamarnya dengan tangan yang mengelus perut besarnya.

"Wony pulang."

Liz menoleh,ia tersenyum.lalu berlari menghampiri wony.

"Kan wony udah bilang,jangan lari liz. Nanti kamu jatuh gimana?"Omel wony,saat berhasil menangkap liz yang hampir terjatuh.

"Hehehe,iya kak.Maaf."

Liz mengalungkan tangannya ke pundak wony.Sementara wony,me lingkarkan tangannya dipinggang liz.

"Liz kangen,kakak gak kangen liz?"

Wony mencium hidung liz.

"Kangen banget.Hari ini,mau meluk liz seharian."

"Boleh.Meluk doang?"Tanya liz.

Wony mengusap pipi liz.Mata liz terpejam,menikmati sentuhan lembut wony diwajahnya.Sebelum akhirnya bibirnya dicium.

"Hhmmpp."

"Hari ini gak boleh makan dessert dulu ya."Ucap wony,setelah melepas kan ciumannya

"kok gitu?"Tanya Liz,ngambek.

"Kemarin udah makan dessert."

"Kan itu kemarin."

"Gak boleh tiap hari,sayang."

"Ish,aku mau dessert."

"Gak ya.Rengekan kamu gak akan mempan lagi.Gak baik buta bayi."

"Tapi,adek bayi yang mau."

"Tetep aja gak boleh."

"KAKAK IHHH."

Liz menghentakkan kakinya kesal.
Wony menghela nafas.Ia memeluk liz dari belakang.

"Maaf ya sayang.Tapi,ini demi kebaikan kamu sama adek bayi juga."

Liz merasa jantungnya berdebar.Ia mengangguk pelan.lalu berbalik dan memeluk Wony.

"Ini rumah temen kakak,namanya Khan.istrinya heli,manis banget.kamu ajak dia ngobrol ya."Ujar wony.

Mereka saat ini berdiri didepan rumah yang sangat besar.

"Iya kakak,mengerti."Jawab Liz ceria.

Wony berjalan masuk sambil menggandeng Liz.

"CEPAT PEL.YANG INI MASIH KOTOR HELI."

Wony mengerutkan keningnya.Ia mencari darimana sumber suara itu.
Bersama Liz,ia berjalan mengikuti arah suara itu.Sampai mereka berhenti didekat gudang.Para pelayan yang berdiri angkuh,melingkari seseorang yang memegang kain pel.

"Cepat lakukan dengan benar."Ucap satu pelayan,lalu menendang pantat heli,hingga heli tersungkur.

"Pfff...Apa kamu pikir,kamu adalah nyonya besar hanya karena kamu menikah dengan tuan muda kami?"
Satu pelayan itu,mengambil ember kecil berisi air yang kotor,lalu menyiramkannya pada tubuh heli.

Ia lalu membawa pel-pelan keatas kepala heli,sambil tertawa.
"Kalau kotor itu,harus dibersihin."

Wony yang tidak tahan lagi akhirnya berteriak kencang.
"KALIAN HENTIKAN."

Mereka menghentikan aksi mereka, dan menatap Wony.

"No..nona wony.Anda sudah datang?"
Tanya saru pelayan itu kikuk,lalu berjalan hendak menyentuh lengan wony.Wony menepisnya.

"Jangan setuh aku dengan tangan itu. Tangan yang digunakan untuk me nyakiti orang lain,dasar sampah."

Wony mendekati Liz,yang jongkok di depan heli yang duduk meringkuk. Menangis.

"Sekarang sudah tidak apa-apa lagi."
Ucap Liz.Heli mendongak,menatap Liz dan wony.

Wony melihat Liz membatu,saat mata nya dan mata heli bertemu.

"Ini...Energi ini adalah energi dia."

"Dimana khan?"Tanya wony.

"Dia ada diruang kerja nona."Jawab pelayan itu.

"Liz sayang,kamu temani heli.Aku akan menghampiri khan."Ucap wony.

Liz mengangguk kecil.Ia membantu Heli duduk disiofa.

Sementara wony menghampiri ruang kerja khan.

Brakk..

Suara pintu didobrak menghentikan aktifitas khan bersama seorang pria yang sedang bercumbu dimeja kerja khan.

"BAJINGAN.APA YANG SEDANG KAMU LAKUKAN KHAN?"Teriak wony marah.

"Khan."pemuda itu memeluk khan manja.

"Kamu jangan takut."Ucap khan,lalu mengecup kening pemuda itu.

Wony menatap pemuda itu.Bibirnya bengkak,kancing bajunya yang sudah terbuka sebagian,menampilkan dada nya ya g sudah dipenuhi bercak merah.

"Ternyata selera kamu menurun ya khan."Wony berbicara dengan nada remeh.

"Maksud kamu?"Khan tidak terima.

"Padahal kamu memiliki heli yang baik,manis dan penurut.Dan yang lebih penting masih bersih.Tapi, kamu malah memilih pria ini,yang mungkin saja sudah bermain dengan pria lain."Jawab wony datar.

"Kamu,jaga bicaramu."Pemuda itu agak meninggikan suaranya.

"Apa aku salah?Kamu bermain dengan suami orang dirumah pria itu yang bahkan masih ada istrinya.Itu berarti kamu sudah biasa melakukan itu dengan suami yang lain juga kan?"

Pemuda itu berjalan menghampiri wony,dengan marah.Ia hendak menampar wony,namun wony lebih dulu menamparnya,sampai ia terjatuh.

"Yuhi."Khan berseru,lalu berlari memeluk pemuda itu.

"Jangan sentuh aku,dengan tangan yang kamu pakai untuk menyentuh milik suami orang itu."Angkuh wony.

"Jaga bicaramu wony."Tegur Khan.

"Pada jalang ini?"Tanya wony,jarinya menunjuk pemuda itu.

"Jangan panggil dia dengan sebutan itu wony."

"Lantas sebutan apa yang pantas untuk seseorang yang berhubungan dengan suami orang?"

"Dia gak serendah itu."

"Dia lebih rendah,dari rendah itu sendiri khan."

"WONY."

"APA?KAMU MAU MEMBENTAKKU? KAMU PIKIR AKU TAKUT?"

"Hentikan,aku tidak mau ribut."

"Bermainlah sampai pemuda itu hamil khan.Jangan pernah sentuh heli.Aku akan membawanya pergi."

"Kamu gak berhak membawa dia pergi wony."

"Lalu,apa kamu pikir aku tega membiarkan ia disiksa pelayanmu, sementara kamu sibuk bermain dengan pria lain,diatap yang sama."

"WONY."

wony seakan tuli,ia pergi mengabai kan teriakan khan.

"Kak,aku takut."Rengek pemuda itu.

"Aish.Ayo berbaring sayang."Ajak khan,lalu menggendongnya menuju sofa.

"Apa kamu akan pergi begitu saja?" Tanya pemuda itu mendayu.

"Aku.."Khan terbata,lantara pemuda itu mengusap sensual perut bawah khan.

"Bermainlah sekali lagi denganku kak.Aku menyukainya."Pemuda itu lalu menciumnya.

Khan yang sudah terpancing mengiya kan permintaan pemuda itu.Ia lalu mengukung tubuh sipemuda.

'Kamu sudah membuka jalan neraka itu sendiri khan.Membangkitkan jiwa jahat yang sudah lama tertidur di dalam tubuhnya.Bersiaplah untuk kehancuranmu.'


TBC.

About You [Kseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang